Minggu, 31 Oktober 2021

Hasil Akhir Yang Menggembirakan Dari Perjuangan Panjang Guru Honorer



HASIL AKHIR YANG MENGGEMBIRAKAN DARI PERJUANGAN PANJANG GURU HONORER


Selamat datang kebahagiaan, kalimat ini terucap saat harapan seorang Guru Honorer untuk menjadi ASN telah terwujud. Program rekruitment satu juta ASN PPPK Guru Tahun 2021 yang dicanangkan oleh KEMENDIKBUD RISTEK RI benar-benar membuka kesempatan bagi para Guru Honorer untuk memperbaiki kesejahteraan dan tentunya melanjutkan karier profesi seorang guru, terlepas dengan pro dan kontra yang ada, semestinya patut disadari bersama bahwasannya tidak ada suatu peraturan atau regulasi yang dapat memuaskan seluruh pihak sepenuhnya. 

Upaya penulis telah dilakukan dari perjalanan panjang meniti serta merintis sebuah Forum Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori usia 35+ dari Sekolah-Sekolah Negeri semua jenjang yang awalnya hanya beranggotakan beberapa orang dan itupun berkomunikasi melalui grup WhatsApp dan semuanya memiliki satu visi misi termasuk juga upaya serta kerja keras penulis dalam menghadapi tes ASN PPPK Tahap 1 dengan fokus belajar materi ASN PPPK Guru serta mengikuti Tryout juga bimbingan belajar lainnya yang diadakan oleh KEMENDIKBUD RISTEK RI maupun PGRI. Point afirmasi yang telah diberikan oleh KEMENDIKBUD RISTEK RI merupakan suatu bentuk penghargaan bagi Guru Honorer peserta tes dan hal ini patut disyukuri karena jalan untuk menjadi ASN PPPK Guru semakin terbuka lebar.

Sekedar penulis mencoba flashback, pada sekitar pertengahan tahun 2019 penulis berkesempatan mengenal sosok H. Nasrullah, seorang Konseptor sekaligus Ketua Umum Forum Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia Tigapuluh Lima Tahun Ke Atas (GTKHNK 35+) dari Sekolah-Sekolah Negeri semua jenjang walaupun baru sebatas silaturahmi dan komunikasi melalui grup WhatsApp. Berdasar kesamaan visi dan misi, kami beserta teman-teman lainnya mulai merintis serta membesarkan Forum tersebut hingga tersebar sampai pelosok Kecamatan di hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Provinsi Jawa Barat tempat penulis berdomisili. Tuntutan GTKHNK 35+ tidak tanggung-tanggung yaitu supaya Presiden RI berkenan menerbitkan KEPPRES yang mengakomodir Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia Tigapuluh Lima Tahun Ke Atas dari Sekolah-Sekolah Negeri agar diangkat menjadi PNS. 

Jalan terjal, panjang serta berliku banyak penulis hadapi, tidak semudah saat penulis menceritakan kembali dalam tulisan ini. Dari mulai mensosialisasikan adanya Forum GTKHNK 35+ ke tiap Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Jawa Barat, membentuk struktur kepengurusan hingga kecamatan, termasuk mensosialisasikan ke Kabupaten/Kota di Provinsi lainnya. Upaya berlanjut dalam tahap mencari dukungan ke PGRI Provinsi Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, DPRD Provinsi Jawa Barat serta Gubernur Provinsi Jawa Barat, tidak lupa penulis turut mencari dukungan dari anggota DPR RI Komisi II DPR RI Dapil Provinsi Jawa Barat, anggota Komisi X DPR RI Dapil Provinsi Jawa Barat dan anggota Komite III DPD RI Dapil Provinsi Jawa Barat. Bukan hanya itu saja, penulis juga diberi kesempatan untuk turut membantu teman-teman seperjuangan dalam mendapatkan dukungan di Kabupaten/Kota hingga luar Provinsi Jawa Barat.

Aspirasi terus menggema sampai ke level nasional. Surat yang penulis layangkan dan ditujukan kepada Kepala Staf Kepresidenan Jend. TNI (Purn). H. Moeldoko mendapatkan respon hingga audiensi dengan DPP GTKHNK 35+ dapat terlaksana, termasuk dapat beraudiensi dengan pihak KEMENDIKBUD RISTEK RI. Surat yang dilayangkan bersama pengurus Provinsi lainnya baik yang ditujukan kepada Komisi II DPR RI, Komisi X DPR RI serta Komite III DPD RI serta PB PGRI pun mendapatkan respon positif sehingga kami dapat melaksanakan audiensi hingga RDPU dengan para pemangku kebijakan. Upaya-upaya terus dilakukan hingga terbentuklah Panja GTK Honorer Komisi X DPR RI dan Pansus GTK Honorer DPD RI.

Pemerintah Pusat melalui KEMENDIKBUD RISTEK telah memberikan kebijakan point afirmasi sebesar 15 % bagi peserta tes ASN PPPK Guru Tahap 1 Tahun 2021 dari Sekolah-Sekolah Negeri yang berusia tigapuluh lima tahun ke atas, bahkan MENPAN-RB RI telah menurunkan Passing Grade, hal ini patut kita syukuri bersama. Memang terdapat beberapa kendala dalam Pelaksanaan Tes ASN PPPK Tahap 1 ini yang antara lain terkendalanya formasi sehingga peserta tes yang nilainya sudah sesuai Passing Grade gagal lulus dan masalah ini pun menjadi perhatian KEMENDIKBUD RISTEK bersama PANSELNAS. Sedangkan bagi peserta yang belum lulus tes tahap 1 masih diberikan kesempatan untuk mengikuti tes pada tahap 2 dan tes di tahap 3.



Perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan akhirnya berbuah manis. Tidak ada kesempatan luang sedikitpun bagi penulis untuk fokus mencari kesalahan atau bahkan menjatuhkan sesama GTK Honorer, justru sebaliknya, upaya menyampaikan aspirasi teman-teman GTK Honorer selalu disuarakan, baik melalui meja audiensi, RDPU atau melalui media cetak maupun media elektronik. Untuk dapat naik tidak perlu saling menjatuhkan, merintis perjuangan dari nol serta diawali dengan niat baik akan lebih terasa manisnya buah hasil kerja keras kita selama ini. 
 
Penulis ucapkan selamat bagi peserta Tes ASN PPPK Guru Tahap 1 Tahun 2021 yang telah lulus, semoga berkah dan menjadi ASN yang amanah. Penulis juga mengucapkan agar tetap semangat dan fokus menghadapi tes tahap selanjutnya bagi yang belum berhasil lulus tes tahap 1. Gunakan fighting spirit untuk menghadapi tes tahap selanjutnya. Bagi teman-teman GTK Honorer yang belum mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi ASN PPPK tahun ini, mohon bersabar karena Pemerintah Pusat memberikan kesempatan pada tahun mendatang.

Terimakasih penulis ucapkan kepada keluarga tercinta, terimakasih kepada Konseptor sekaligus Ketum GTKHNK 35+ Indonesia H. Nasrullah, PGRI Provinsi Jawa Barat, DISDIK Provinsi Jawa Barat, DPRD Provinsi Jawa Barat, Kepala Daerah yang telah mendukung upaya GTKHNK 35+, Komisi II DPR RI, Komisi X DPR RI, Komite III DPD RI, Ka. Staf Kepresidenan RI Jend. TNI (Purn). H. Moeldoko, KEMENDIKBUD RISTEK, KEMENPAN-RB serta BKN. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan DPP GTKHNK 35+.



                                                                            Penulis
                                                                            Sigid PN

Sigid PN : Upaya Kami Tidak Sia-Sia Dan Kami Optimis Lulus Tes CASN PPPK Tahap 1 Tahun 2021


https://www.jpnn.com/news/usai-tes-pppk-guru-2021-ketua-gtkhnk-35-ini-tersenyum-optimistis-lulus

Upaya Kami Tidak Sia-Sia Dan Kami Optimis Lulus Tes CASN PPPK Tahap 1 Tahun 2021

Usai Tes PPPK Guru 2021, Ketua GTKHNK 35+ Ini Tersenyum, Optimistis Lulus Rabu, 15 September 2021 – 22:30 WIB Ketua GTKHNK35+ Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho sudah ikut tes PPPK Guru 2021 dan optimistis lulus jadi ASN. 

Ketua GTKHNK 35+ Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho mengaku lega telah menyelesaikan perjuangan di ruang ujian tes PPPK guru 2021. Guru honorer di SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan itu mendapat giliran tes PPPK Guru 2021 pada Selasa (14/9) kemarin. Melihat skor nilainya, dia optimistis bisa lulus menjadi aparatur sipil negara (.ASN). 

"Insyaallah lulus ASN PPPK," kata Ketua GTKHNK 35+ Jabar Sigid sambil tersenyum kepada JPNN.com, Rabu (15/9). Berapa nilai tes PPPK guru 2021 yang diraih Sigid? Dia menyebutkan kompetensi teknisnya 255. Sigid menjelaskan, jika ditambahkan afirmasi 15 persen maka nilainya menjadi 330. Nilai manajerial dan sosiokultural 193. Nilai wawancara 36. 

"Alhamdulillah dengan afirmasi 15 persen saya bisa mendapatkan nilai melebihi passing grade," ucapnya. Namun demikian, Sigid tetap fokus membantu kawan-kawannya yang belum lulus passing grade. Salah satunya dengan penambahan afirnasi PPPK guru sesuai masa pengabdian. Ketua GTKHNK 35+ Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho puas dengan hasil tes PPPK guru 2021 dan optimistis lulus menjadi ASN PPPK.

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Usai Tes PPPK Guru 2021, Ketua GTKHNK 35+ Ini Tersenyum, Optimistis Lulus",
https://m.jpnn.com/news/usai-tes-pppk-guru-2021-ketua-gtkhnk-35-ini-tersenyum-optimistis-lulus

GTKHNK 35+ Indonesia Adakan Do'a Bersama Semoga Lulus Tes CASN PPPK Tahap 1 Tahun 2021


https://www.jpnn.com/news/jelang-tes-pppk-2021-gtkhnk35-gelar-doa-bersama-semoga-lulus

Jelang Tes PPPK 2021, GTKHNK35+ Gelar Doa Bersama, Semoga Lulus 
 
DPP GTKHNK 35 Indonesia berencana mengadakan doa bersama yang dilaksanakan secara virtual pada Minggu, 12 September 2021. 
 
Menurut Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategeri usia 35 tahun ke atas (GTKHNK35 ) Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho lewat doa bersama tersebut, mereka berharap semoga tes PPPK 2021 berjalan lancar. "Kami berharap bisa lulus tes PPPK 2021 tahap pertama supaya bisa segera diangkat menjadi PPPK," kata Sigid, praktisi pendidikan dan guru honorer asal SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan.
  
Sigid menambahkan konseptor sekaligus Ketum GTKHNK35 Indonesia H Nasrullah berencana mengundang ketua Komite III DPD RI, ketua Pansus GTK Honorer DPD RI, ketua Komisi X DPR RI serta ketua Panja PGTKH Komisi X DPR RI untuk turut hadir dalam doa bersama nanti. ADVERTISEMENT "Semua tahu bahwa saat ini kami sedang mengalami tekanan berat, tetapi kami yakin bahwa di balik kesulitan pasti ada kemudahan," kata Sigid mewakili DPP GTKHNK35 Indonesia. Dia menegaskan seluruh anggota dan pengurus GTKHNK35 akan manfaatkan secara optimal kesempatan yang diberikan pemerintah pusat khususnya Kemendikbudristek. 
 
GTKHNK35 juga berterima kasih atas kemudahan-kemudahan yang sudah diberikan Kemendikbudristek dalam proses rekrutmen PPPK 2021. Selain itu lanjut Sigid, GTKHNK35 berharap kepada Mendikbudristek Nadiem Makarim tetap mengangkat peserta tes PPPK 2021 tahap pertama menjadi ASN apa pun hasil tesnya nanti. 

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Jelang Tes PPPK 2021, GTKHNK35+ Gelar Doa Bersama, Semoga Lulus",
https://www.jpnn.com/news/jelang-tes-pppk-2021-gtkhnk35-gelar-doa-bersama-semoga-lulus

 

Jelang Tes CASN PPPK Tahap 1 2021 GTKHNK 35+ Adakan Do'a Bersama


https://sorotjakarta.com/2021/09/11/gtkhnk-35-indonesia-doa-bersama-untuk-hadapi-tes-asn-pppk/

GTKHNK 35+ Indonesia Do’a Bersama Untuk Hadapi Tes ASN PPPK.


 

Sorotjakarta,-
DPP GTKHNK 35+ Indonesia berencana mengadakan kegiatan do’a bersama yang akan dilaksanakan secara virtual melalui Zoom pada Minggu, 12 September 2021, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat sekaligus mewakili DPP GTKHNK 35+ Indonesia melalui pers rillis kepada Sorot Jakarta, Sabtu (11/09/2021).

Dalam acara do’a bersama tersebut, kami berharap semoga tes ASN PPPK dapat berjalan dengan lancar dan kami dapat lulus tes pada tahap pertama supaya dapat segera diangkat menjadi ASN PPPK lanjut Sigid, praktisi pendidikan dan guru honorer asal SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan.

Sigid menambahkan bahwasannya Konseptor sekaligus Ketum GTKHNK 35+ Indonesia H. Nasrullah berencana akan turut mengundang Ketua Komite III DPD RI, Ketua Pansus GTK Honorer DPD RI, Ketua Komisi X DPR RI serta Ketua Panja PGTKH Komisi X DPR RI untuk turut hadir dalam acara do’a bersama nanti.

Tentu anda semua tahu bahwa saat ini kami sedang mengalami tekanan berat, tapi kami yakin bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Kami akan manfaatkan secara optimal kesempatan yang diberikan oleh pemerintah pusat khususnya Kemendikbud-Ristek. Kami juga berterimakasih atas kemudahan-kemudahan yang sudah diberikan oleh Kemendikbud-Ristek dalam proses rekruitmen ASN PPPK tahun ini.

Selain hal tersebut di atas tentunya kami selalu berharap kepada Mendikbud-Ristek supaya tetap dapat mengangkat peserta tes tahap pertama guru dan tendik honorer non kategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah-sekolah negeri semua jenjang menjadi ASN PPPK tahun ini, apapun hasil tes nya nanti. Passing grade bukan segalanya karena dengan mempertimbangkan lama pengabdian sebagai gtk honorer dan usia, maka bimbingan dan pelatihan dapat dijadikan solusi supaya kami tetap dapat diangkat ASN PPPK.

 

Sigid PN : Kami Berharap Passing Grade Diturunkan


 
Mas Nadiem, Guru Honorer Minta Passing Grade PPPK 2021 
Diturunkan Sabtu, 04 September 2021 – 18:00 WIB


Menurut Ketua GTKHNK 35+Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho, banyak guru honorer mengeluh masalah passing grade yang telah disosialisasikan KemenPAN-RB pada 3 September 2021. "Kami sebelumnya sudah memprediksi passing grade seleksi kompetensi PPPK 2021 lebih tinggi daripada 2019," ujar Sigid kepada JPNN, Sabtu (4/9).

Dia menyebut seluruh guru honorer saat ini berharap kebijakan passing grade PPPK 2021 tersebut diturunkan. Begitu juga tingkat kesulitan bentuk soalnya nanti.

Guru honorer asal SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan itu mengatakan yang lebih penting lagi hasil tes tersebut tidak dijadikan acuan utama untuk diangkat jadi PPPK. Dia menekankan perlunya pertimbangan lain, seperti, lamanya masa pengabdian yang bisa dijadikan kebijakan baru selain usia.

Sigid menilai sangat tidak bijaksana dan tidak manusiawi apabila guru honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang tereliminasi dari sekolah tempat mereka mengajar selama belasan, bahkan puluhan tahun akibat gagal memenuhi passing grade, lalu digantikan guru baru.
 
"Sulit juga di saat usia kami bukan lagi tahap pencari kerja. Ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga pula. Seharusnya simpati dan empati yang kami dapat malah justru sebaliknya," tutur Sigid.

Dia sendiri sudah mengabdi sebagai guru honorer di SMPN Satu Atap Cibulan dari 2007, program pemerintah untuk sekolah terpencil dan program wajib belajar sembilan tahun.

Sejak awal berdiri, katanya, sekolah tempat dia mengajar itu dikelola oleh guru dan tenaga kependidikan honorer, sedangkan kepala sekolahnya belum definitif. Sigid juga merasakan gaji honorer Rp 90 ribu sampai sukarela tidak dibayar dalam kegiatan-kegiatan demi menunjang program pendidikan agar bisa berjalan. Bahkan, Sigid dan rekan-rekannya sesama honorer pernah patungan demi lancarnya penyelenggaraan kegiatan UNBK dan lainnya. 
 
"Jadi, kalau kami tereliminasi oleh guru baru karena gagal tes uji kompetensi, regulasi pemerintah pusat tersebut perlu ditinjau ulang karena tidak adil dan tidak manusiawi," ucap Sigid menegaskan.

Dia meyakini seluruh GTK honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas juga punya kisah lainnya dalam menjalankan tugas, tetapi jarang terekspos media nasional. Mereka juga punya aspirasi dan ini salah satunya yang harus diserap oleh pemerintah pusat dalam membuat regulasi. 
 
"Saya menyarankan semua guru honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang supaya tetap semangat serta fokus belajar persiapan tes PPPK," ucapnya. 
 
Sigid menyatakan langkah tersebut merupakan hal yang paling tepat dilakukan guru honorer saat ini. Dia berharap pemerintah pusat mendengarkan dan menerima aspirasi mereka yang saat ini tengah berjuang mendapatkan status ASN PPPK. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Mas Nadiem, Guru Honorer Minta Passing Grade PPPK 2021 Diturunkan",
https://www.jpnn.com/news/mas-nadiem-guru-honorer-minta-passing-grade-pppk-2021-diturunkan?page=2

 

 

Sigid PN : Lama Pengabdian Sebagai GTK Honorer Perlu Dipertimbangkan Bukan Passing Grade


https://sorotjakarta.com/2021/09/04/usia-dan-lama-pengabdian-sebagai-gtk-honorer-perlu-dipertimbangkan-bukan-passing-grade/

Usia Dan Lama Pengabdian Sebagai GTK Honorer Perlu Dipertimbangkan Bukan Passing Grade

Sorotjakarta,-
Passing grade tes ASN PPPK untuk guru yang telah disosialisasikan Jum’at (03/09/2021) kemarin itu terlampau tinggi dan banyak teman-teman guru honorer yang mengeluh. Kami sebelumnya sudah memprediksi passing grade seleksi ASN PPPK tahun 2021 lebih tinggi daripada tahun kemarin, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat melalui pers rillis kepada Sorot Jakarta, Sabtu (04/09/2021).

“Kami semua berharap passing grade tersebut dapat diturunkan, apalagi kita tidak tahu tingkat kesulitan bentuk soalnya nanti.”lanjut Sigid, aktivis pendidikan dan guru honorer asal SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan.

Yang lebih penting lagi, kami juga memohon supaya hasil tes tersebut tidak dijadikan acuan utama untuk lolos dan diangkat ASN PPPK. Perlu pertimbangan seperti lama pengabdian yang dapat dijadikan kebijakan baru selain usia.

Sangat tidak adil dan manusiawi apabila guru honorer non kategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang tereliminasi dari sekolahnya sendiri di tempat mereka mengajar selama belasan bahkan puluhan tahun akibat gagal memenuhi kriteria passing grade lalu digantikan oleh guru baru. Program pelatihan dapat dijadikan solusi bagi yang tidak dapat memenuhi passing grade. Disaat usia kami bukan lagi tahap pencari kerja, Ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga pula. Harusnya simpati dan empati yang kami dapat, jangan malah justeru sebaliknya.

“Saya mengabdi sebagai guru honorer di SMPN Satu Atap Cibulan dari tahun 2007, program pemerintah untuk sekolah terpencil dan program wajib belajar sembilan tahun. Dari awal sekolah tersebut berdiri dikelola oleh kami GTK Honorer, kepala sekolahnya belum definitif. Dari gaji honorer 90 ribu rupiah sampai secara sukarela tidak dibayar dalam kegiatan-kegiatan demi menunjang program pendidikan agar dapat berjalan di sekolah, pernah kami alami bahkan sesama teman GTK Honorer kami sempat patungan demi lancarnya penyelenggaraan kegiatan UNBK dan kegiatan lainnya. Apabila kami tereliminasi oleh guru baru karena kami gagal tes uji kompetensi, regulasi pemerintah pusat tersebut perlu ditinjau ulang karena tidak adil dan tidak manusiawi.” Terang Sigid.

Bukan hanya saya, tentunya seluruh GTK Honorer non kategori usia 35 tahun ke atas juga punya kisah lainnya dalam menjalankan tugas, hanya saja jarang terekspose media nasional, mereka juga punya aspirasi dan ini salah satunya yang harus diserap oleh pemerintah pusat dalam membuat regulasi.

“Saya menyarankan semua guru honorer non kategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang supaya tetap semangat serta fokus belajar persiapan tes ASN PPPK. Langkah tersebut adalah langkah yang paling tepat untuk kita lakukan saat ini. Semoga pemerintah pusat mendengarkan dan menerima aspirasi kita.” Harap Sigid.

 

Sigid PN : Ayo Fokus Belajar Dan Persiapan Menghadapi Tes CASN PPPK Tahap 1 Tahun 2021

 


https://www.jpnn.com/news/jelang-tes-pppk-2021-guru-honorer-getol-belajar-semoga-lulus-di-tahap-i

 

Jelang Tes PPPK 2021, Guru Honorer Getol Belajar, Semoga Lulus di Tahap I
 

 
jpnn.com, JAKARTA - Guru honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah-sekolah negeri semua jenjang di Jawa Barat saat ini tengah fokus persiapan tes PPPK 2021. 

Menurut Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho, tes PPPK 2021 formasi guru yang akan dimulai 13 September membuat mereka makin bersemangat untuk belajar. Targetnya semuanya lulus PPPK. 
 
"Sejak beberapa bulan lalu teman-teman sudah saya arahkan untuk fokus belajar. Dan semangat mereka luar biasa," kata Sigid kepada JPNN.com, Minggu (29/8).

Dia mengungkapkan, GTKHNK 35+ Jabar sedang disibukkan dengan kegiatan try out maupun webinar tentang bedah soal ASN PPPK 2021.

Kegiatan itu mereka lakukan baik secara daring maupun melalui forum tatap muka dengan protokol kesehatan (prokes) ketat. 
 
Aktivis sekaligus guru honorer di SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan itu menyebut kegiatan belajar yang dilaksanakan secara daring pun terkadang kapasitas zoom seribu orang tidak memadai.

"Saya juga mendirikan komunitas sebagai wadah khusus untuk kami belajar, saling berbagi, berkreatifitas, dan berinovasi termasuk mengadakan kegiatan-kegiatan sosial," ujar Sigid. 
 
Atas nama seluruh GTKHNK 35+, Sigid menyampaikan terima kasih untuk seluruh jajaran pemprov, pemkot, pemkab, Disdik, PGRI, dan DPRD yang telah mendukung dan memfasilitasi upaya mereka untuk meraih ASN.

"Semoga teman-teman semua lolos tes ASN PPPK tahap satu," tutup Sigid. (esy/jpnn)



Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Jelang Tes PPPK 2021, Guru Honorer Getol Belajar, Semoga Lulus di Tahap I",
https://www.jpnn.com/news/jelang-tes-pppk-2021-guru-honorer-getol-belajar-semoga-lulus-di-tahap-i

 

Mohon Berikan Solusi Terbaik Agar Guru Honorer Tidak Ada Yang Terdepak Dari Sekolah Tempat Dia Bekerja


https://sorotjakarta.com/2021/08/25/sigid-gtk-honorer-diarahkan-ke-pppk-mohon-juga-berikan-solusi-terbaik-untuk-gtk/

Mohon Berikan Solusi Terbaik Dalam Seleksi ASN PPPK 2021 Agar Tak Ada GTK Honorer Yang Terdepak Dari Sekolahnya

 

Sorotjakarta,-
Tidak sedikit teman-teman guru honorer kesulitan dalam menyikapi rekomendasi satgas covid-19 terkait pelaksanaan tes CASN PPPK, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat melalui pers rillis kepada Sorotjakarta, Kamis (26/08/2021).

“Kami tidak menolak untuk swab test RT PCR atau rapid test antigen, tapi kami sulit juga karena gaji GTK Honorer rata-rata 400 ribu perbulan, bahkan ada yang kurang dari itu. Pemerintah jangan menutup mata akan hal tersebut.” Ujar aktivis dan guru honorer dari SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan.

Sigid menambahkan, kami berharap pemerintah mau menanggung biaya swab tersebut atau dibiayai sekolah masing-masing.

Kami juga berharap supaya guru honorer peserta tes PPPK tahap 1 dapat lulus semua dan diangkat ASN. Apapun hasil tesnya toh pemerintah pusat dapat memberikan pelatihan-pelatihan melalui aplikasi guru belajar maupun Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIM-PKB)

Untuk selanjutnya pemerintah dapat fokus terhadap GTK Honorer yang tahun ini belum dapat kesempatan mengikuti seleksi.

Apabila pada era pemerintahan pak Jokowi, GTK Honorer diarahkan ke PPPK, mohon berikan juga solusi terbaik untuk GTK dari sekolah-sekolah swasta dan fresh graduate supaya mereka mendapat haknya tanpa perlu menyingkirkan GTK Honorer dari sekolah negeri apalagi yang sudah belasan bahkan puluhan tahun mengabdi di sekolah tersebut.

Seharusnya GTK Honorer non kategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah-sekolah negeri semua jenjang dapat diangkat PNS melalui Keppres, tutup Sigid.

Sigid PN : Seharusnya Biaya Swab Untuk Peserta Tes CASN PPPK 2021 Ditanggung Pemerintah

 


https://www.jpnn.com/news/guru-honorer-peserta-tes-pppk-2021-usul-biaya-swab-antigen-ditanggung-sekolah

Guru Honorer Peserta Tes PPPK 2021 Usul Biaya Swab Antigen Ditanggung Sekolah
 

 


jpnn.com, JAKARTA - Guru honorer peserta tes PPPK 2021 kesulitan dengan biaya swab antigen. Mereka mengusulkan, biayanya ditanggung instansi atau sekolah di mana guru honorer mengabdi.

"Kami bingung juga dengan rekomendasi Satgas Covid-19 tentang pelaksanaan tes PPPK 2021," ujar Ketua Guru Honorer Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategeri usia 35 tahun ke atas (GTKHNK35 ) Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho kepada JPNN, Kamis (26/8). 
 
Dia menambahkan bukannya menolak swab test RT PCR atau rapid test antigen. Namun, mereka kesulitan karena gaji guru dan tenaga kependidikan honorer rata-rata Rp400 ribu per bulan. Bahkan ada yang kurang dari itu.

Aktivis dan guru honorer dari SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan ini menambahkan, semua rekan yang senasib dengannya berharap instansi pemerintah mau menanggung biaya swab antigen tersebut atau dibiayai sekolah masing-masing.

Mereka juga berharap supaya guru honorer peserta tes PPPK tahap 1 dapat lulus semua dan diangkat ASN. 
 
"Apa pun hasil tesnya toh pemerintah pusat bisa memberikan pelatihan-pelatihan melalui aplikasi guru belajar maupun Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (SIM-PKB)," tuturnya.

Untuk selanjutnya, tambah Sigid, pemerintah bisa fokus terhadap GTK honorer yang tahun ini belum mendapat kesempatan mengikuti seleksi. 
 
Apabila pada era pemerintahan Jokowi, GTK honorer diarahkan ke PPPK, berikan juga solusi untuk GTK dari sekolah-sekolah swasta dan fresh graduate.

Ini agar mereka mendapat haknya tanpa perlu menyingkirkan GTK honorer dari sekolah negeri apalagi yang sudah belasan bahkan puluhan tahun mengabdi di sekolah tersebut.

"Seharusnya GTK honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah-sekolah negeri semua jenjang dapat diangkat PNS melalui Keppres," tutup Sigid. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Guru Honorer Peserta Tes PPPK 2021 Usul Biaya Swab Antigen Ditanggung Sekolah",
https://www.jpnn.com/news/guru-honorer-peserta-tes-pppk-2021-usul-biaya-swab-antigen-ditanggung-sekolah?page=2

 

Afirmasi 15 Persen Lalu Passing Grade Dinaikan Itu Sama Juga Bohong


https://www.jpnn.com/news/afirmasi-15-passing-grade-pppk-2021-dinaikkan-sigid-sama-juga-bohong

Afirmasi 15%, Passing Grade PPPK 2021 Dinaikkan, Sigid: Sama Juga Bohong!

jpnn.com, JAKARTA - Desakan agar pemerintah tidak menaikkan passing grade seleksi PPPK 2021 kembali disuarakan forum guru honorer. 


Kali ini Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategeri Usia 35 Tahun ke Atas (GTKHNK35+) Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho ikut khawatir jika passing grade (PG) atau nilai ambang batas seleksi PPPK 2021 formasi guru lebih tinggi dibandingkan 2019. 
 
"Pemerintah memberikan poin afirmasi 15 persen untuk kompetensi teknis bagi guru honorer usia 35 tahun ke atas dengan masa pengabdian minimal tiga tahun. Jika passing grade dinaikkan dan lebih tinggi dari PPPK 2019, itu sama saja bohong," ujar Sigid kepada JPNN.com, Sabtu (14/8).

Sigid meyakini peserta yang akan lulus tes PPPK 2021 tidak akan memenuhi target apabila passing grade tinggi. Akibatnya guru honorer posisinya makin terjepit karena tersingkir karena harus bersaing dengan peserta fresh graduate.

Akan lebih bijaksana, kata Sigid, pengangkatan PPPK 2021 disesuaikan dengan kebutuhan ASN di sekolah negeri. 
 
Artinya guru honorer yang menginduk di sekolah tersebut dan telah lulus seleksi administrasi, semuanya diangkat menjadi PPPK 2021.

"Mereka sudah jelas-jelas mengabdi dan terdata di Dapodik, jadi sangat layak diangkat PPPK," tambah praktisi dan GTK honorer asal Kabupaten Kuningan ini. 
 
Sigid mengatakan, tiga hari lagi rakyat Indonesia akan merayakan HUT ke-76 Kemerdekaan RI. Sayangnya, nasib guru dan tenaga kependidikan honorer belum merdeka karena terkekang dengan status non-ASN. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Afirmasi 15%, Passing Grade PPPK 2021 Dinaikkan, Sigid: Sama Juga Bohong!",
https://www.jpnn.com/news/afirmasi-15-passing-grade-pppk-2021-dinaikkan-sigid-sama-juga-bohong

Sigid PN : Kalau Seperti Ini Caranya Saya Pesimis Pemerintah Dapat Segera Tuntaskan Masalah GTK Honorer


https://www.jpnn.com/news/ketua-gtkhnk35-pesimistis-pemerintah-bisa-tuntaskan-masalah-guru-honorer-dan-tendik

Ketua GTKHNK35+ Pesimistis Pemerintah Bisa Tuntaskan Masalah Guru Honorer dan Tendik

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia 35 Tahun Ke Atas (GTKHNK 35 ) Provinsi Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho kembali mengkritisi kebijakan pemerintah dalam penyelesaian masalah pegawai nonaparatur sipil negara (ASN).

Sampai di atas 2023 pun masalah guru honorer tidak akan selesai jika pemerintah tidak mengubah kebijakannya. 
 
"Kami coba amati realita yang menyebabkan makin rumitnya permasalahan GTK honorer di Indonesia ini, maka kami dapat menarik kesimpulan sederhana," ungkap Sigid kepada JPNN.com, Sabtu (7/8).

Sigid melanjutkan, kesimpulan sederhana tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan GTK di sekolah tidak sebanding dengan formasi ASN yang disiapkan. 
 
2. Jumlah sekolah dengan jumlah GTK yang dibutuhkan di tiap sekolah tersebut tidak seimbang. Sekolah baru banyak bermunculan, grafik jumlah peserta didik yang kadang naik dan turun serta perekrutan GTK honorer baru terus dilakukan oleh beberapa sekolah.

3. Perekrutan GTK honorer oleh sekolah dengan tidak memperhatikan analisis beban kerja. Misalnya jumlah sekolah hanya 3 rombongan belajar (rombel). 
 
Idealnya, kata Sigid, masing-masing guru bidang studi hanya 1 orang yang dibutuhkan dari tiap mata pelajaran tetapi kenyataannya ada yang lebih dari jumlah ideal dengan merekrut lebih dari 1 guru honorer.

Belum lagi kalau ada ahli Kimia yang seharusnya menjadi guru kimia malah diposisikan menjadi guru seni budaya di sekolah.

"Sudah selayaknya ada kolaborasi yang baik secara vertikal maupun horizontal. Kolaborasi antara stekholder sekolah dengan pemerintah," ujar Sigid yang juga praktisi pendidikan sekaligus guru honorer asal Kabupaten Kuningan. 
 
Dia menegaskan jika ingin meningkatkan mutu pendidikan maka harus ada penataan dari sekolah hingga regulasi pemerintah. Keseimbangan antara beban kerja, jenjang karir dan kesejahteraan GTK juga sangat perlu diperhatikan.

"Kalau GTK honorer, kan, tidak ada kejelasan antara semua tiga hal tersebut," ujarnya. Oleh karena itu, tambah Sigid, harus ada arah dan tujuan yang jelas tentang nasib guru dan tendik honorer ke depannya. Tentunya semua GTK honorer mempunyai impian dan harapan untuk menjadi ASN. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Ketua GTKHNK35+ Pesimistis Pemerintah Bisa Tuntaskan Masalah Guru Honorer dan Tendik ",
https://www.jpnn.com/news/ketua-gtkhnk35-pesimistis-pemerintah-bisa-tuntaskan-masalah-guru-honorer-dan-tendik?page=2

 

Sigid PN : Apabila Ingin Mutu Pendidikan Ingin Ditingkatkan Harus Ada Penataan Dari Tingkat Sekolah Hingga Pusat


https://sorotjakarta.com/2021/08/07/ketua-gtkhnk35-jabar-mutu-pendidikan-ingin-ditingkatkan-harus-ada-penataan-dari-sekolah-hingga-regulasi-pemerintah/

Ketua GTKHNK35+ Jabar: Mutu Pendidikan Ingin Ditingkatkan Harus Ada Penataan Dari Sekolah Hingga Regulasi Pemerintah

Sorotjakarta,-
Apabila kita coba amati realita yang menyebabkan semakin rumitnya permasalahan GTK honorer di Indonesia ini, maka kita dapat menarik kesimpulan sederhana, ungkap Sigid Purwo Nugroho S.H Ketua Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non Kategori Usia 35 Tahun Ke Atas (GTKHNK 35+) Provinsi Jawa Barat melalui pers rillis kepada Sorot Jakarta, Sabtu (07/08/2021).

Sigid melanjutkan, kesimpulan sederhana tersebut antara lain:!

1. Kebutuhan GTK di Sekolah tidak sebanding dengan formasi rekruitmen ASN.

2. Jumlah sekolah dengan jumlah GTK yang dibutuhkan ditiap sekolah tersebut tidak seimbang. Sekolah baru banyak bermunculan, grafik jumlah peserta didik yang kadang naik dan turun serta perekrutan GTK honorer baru terus dilakukan oleh beberapa sekolah-sekolah.

3. Perekrutan GTK honorer oleh sekolah dengan tidak memperhatikan analisis beban kerja. Misalnya jumlah sekolah hanya 3 rombel, idealnya masing-masing guru bidang studi hanya 1 orang yang dibutuhkan dari tiap mata pelajaran tapi kenyataannya ada yang lebih dari jumlah ideal dengan merekrut lebih dari 1 orang guru honorer. Belum lagi kalau ada ahli Kimia yang seharusnya menjadi guru kimia malah diposisikan menjadi guru seni budaya di sekolah.

Sudah selayaknya ada kolaborasi yang baik secara vertikal maupun horizontal. Kolaborasi antara stekholder sekolah dengan pemerintah, ujar Sigid, praktisi pendidikan sekaligus guru honorer asal Kabupaten Kuningan.

Mutu pendidikan apabila ingin ditingkatkan harus ada penataan dari sekolah hingga regulasi pemerintah. Keseimbangan antara beban kerja, jenjang karir dan kesejahteraan GTK juga sangat perlu diperhatikan. Kalau GTK honorer kan tidak ada kejelasan antara semua tiga hal tersebut. Maka dari itu harus ada arah dan tujuan yang jelas tentang nasib GTK honorer kedepannya. Tentunya semua GTK honorer mempunyai impian dan harapan untuk dapat menjadi ASN, tutup Sigid.

 

Sigid PN : Jangan Persulit Guru Honorer Menjadi ASN PPPK, Turunkan PG Serendah Mungkin



 
Sigid: Jangan Persulit Guru Honorer Menjadi PPPK, Turunkan Passing Grade Serendah Mungkin

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategori usia 35 tahun ke atas (GTKHNK 35 ) Provinsi Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho mempertanyakan, pengumuman hasil seleksi administrasi pendaftaran CPNS 2021 dan PPPK yang belum ada di akun SSCASN. Informasi alasan pengunduran jadwal pengumuman tersebut juga tidak jelas.

"Apa pun alasan pengunduran itu semoga menghasilkan kebijakan baru sebagai angin segar bagi kami," kata Sigid kepada JPNN.com, Selasa (3/8). 
 
Menurut dia, proses rekrutmen PPPK bagi GTK honorer khususnya usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri tidak perlu dipersulit. Apabila tanpa tes dikatakan melanggar undang-undang, masih banyak alternatif lain seperti passing grade PPPK 2021 diturunkan serendah mungkin dan kelulusan bukan dilihat dari tes uji kompetensi.

"Mutu guru tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja seperti hasil uji kompetensi selama 120 menit tetapi banyak faktor yang dilihat untuk mengetahui kemampuan seorang guru," terang aktivis dan guru honorer yang sejak 2007 mengabdi di sekolah terpencil SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan ini.

Kemendikbudristek, kata Sigid, bisa meningkatkan mutu guru melalui pelatihan-pelatihan. Tentunya setelah diangkat ASN para guru honorer lebih siap serta fokus mengikuti pelatihan-pelatihan. 
 
Saat ini Indonesia sedang darurat guru dan menghadapi permasalahan honorer yang makin rumit. Kalau tidak segera diselesaikan bukan tidak mungkin bermunculan tenaga honorer baru.

"Maka dari itu kontrol pengawasan juga perlu diperhatikan. Setiap sekolah memiliki analisis beban kerja dan ratio kebutuhan ASN dapat diketahui," ujar Sigid. 
 
GTKHNK35 berharap kepada Pemkab/Pemkot, Pemprov, DPRD, DPR RI serta DPD RI turut membantu upaya mereka segera diangkat ASN tahun ini. Setelah itu baik pemerintah pusat maupun daerah bisa fokus dalam proses rekrutmen ASN selanjutnya supaya masalah GTK honorer segera terselesaikan.(esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Sigid: Jangan Persulit Guru Honorer Menjadi PPPK, Turunkan Passing Grade Serendah Mungkin",
https://www.jpnn.com/news/sigid-jangan-persulit-guru-honorer-menjadi-pppk-turunkan-passing-grade-serendah-mungkin
 

Sigid PN : Kami Berharap Kebijakan Pemerintah Agar Tidak Mempersulit Dalam Seleksi CASN PPPK Tahun 2021


https://sorotjakarta.com/2021/07/29/gtkhnk-35-berharap-kebijaksanaan-dari-mendikbudristek-untuk-diangkat-asn/

GTKHNK 35+ Berharap Kebijaksanaan Dari Mendikbudristek Untuk Diangkat ASN

Sorotjakarta,-
Pengumuman sekaligus sosialisasi passing grade CPNS sementara hanya terfokus ke CPNS dan belum ke PPPK, ungkap Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat melalui pers rillis kepada Sorot Jakarta, Kamis (29/07/2021).

Sigid melanjutkan bahwasannya kami sangat berharap Mendikbudristek berkenan memberikan kebijaksanaan kembali dan terus mencari celah sekecil apapun agar guru dan tenaga kependidikan honorer non kategori usia 35 tahun ke atas (GTKHNK 35+) dari sekolah negeri semua jenjang dapat otomatis tahun ini diangkat ASN.

Informasi mengenai guru honorer yang lolos dalam program guru penggerak otomatis diangkat ASN memberikan angin segar bagi kami, lanjut Sigid, pengamat pendidikan sekaligus guru honorer dari SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan.

Kami memohon bagi guru honorer yang sudah mengikuti program Kemendikbud seri guru belajar Asesmen Kompetensi Minimum maupun seri lainnya turut dipertimbangkan supaya secara otomatis dapat diangkat ASN.

Sangat tidak layak para GTK Honorer dibebankan dengan passing grade yang tinggi. Bukti kami mengabdi sebagai hingga belasan bahkan puluhan tahun merupakan tes yang sebenar-benarnya dan itu tidaklah semudah apa yang orang lain bayangkan. Jangan sampai gara-gara tes uji kompetensi beberapa jam mementahkan apa yang sudah kami perbuat serta lakukan selama ini.


 

Angkat segera GTKHNK 35+ menjadi ASN lalu kedepannya arahkan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan Kemendikbudristek. Tidak perlu dibuat ribet dan dipersulit untuk mengikuti tes dalam tahap selanjutnya apabila passing grade belum memenuhi syarat.

Harapan kami ada pada Mendikbudristek. GTK honorer berada dalam naungan Kemendikbudristek dan pak Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek merupakan pimpinan juga panutan kami. Beliau berperan besar dalam menentukan kebijakan rekruitmen ASN PPPK guru. Kami juga yakin beliau adalah orang yang bijaksana.

Untuk rekan-rekan GTKHNK 35+ mari kita terus belajar tingkatkan kompetensi supaya tetap kekinian dan tetap berikan bakti terbaik untuk Indonesia, tutup Sigid.

 

Sigid PN : Mohon Tambahkan Point Afirmasi Dan Turunkan Passing Grade

 


Sigid Purwo Nugroho, S.H
 
Jelang Seleksi PPPK 2021, Ketua GTKHNK 35+ Ajukan Permohonan Penting kepada Mas Nadiem

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategori Usia 35 tahun ke atas (GTKHNK 35+) Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho mengungkapkan harapannya kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. 
 
Atas nama seluruh guru honorer dan tenaga kependidikan usia 35 tahun ke atas di sekolah negeri, Sigid meminta Nadiem mengeluarkan kebijakan kembali untuk mereka menjadi aparatur sipil negara (ASN).
 
"Mudah-mudahan Mas Nadiem terus mencari celah sekecil mungkin agar guru dan tenaga kependidikan honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang bisa otomatis diangkat ASN tahun ini," kata Sigid kepada JPNN.com, Kamis (29/7).


Informasi mengenai guru honorer yang lolos dalam program guru penggerak otomatis diangkat ASN, lanjutnya, memberikan angin segar bagi mereka. 
 
Praktisi pendidikan sekaligus guru honorer di SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan ini juga memohon bagi guru honorer yang sudah mengikuti program Kemendikbudristek seri guru belajar asesmen kompetensi ninimum maupun seri lainnya turut dipertimbangkan supaya secara otomatis bisa diangkat ASN. 
 
"Sangat tidak layak kami dibebankan dengan passing grade yang tinggi. Angkat segera GTKHNK 35+ menjadi ASN lalu kedepannya arahkan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan Kemendikbudristek," tegasnya.

Dia menambahkan, tidak perlu dibuat ribet dan dipersulit untuk mengikuti tes dalam tahap selanjutnya apabila passing grade belum memenuhi syarat. 
 
"Harapan kami ada di pundak Mas Menteri Nadiem," tutup Sigid. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Jelang Seleksi PPPK 2021, Ketua GTKHNK 35+ Ajukan Permohonan Penting kepada Mas Nadiem",
https://www.jpnn.com/news/jelang-seleksi-pppk-2021-ketua-gtkhnk-35-ajukan-permohonan-penting-kepada-mas-nadiem

Sigid PN : Ayo Semangat Ada Kebijakan Terbaru Terkait Seleksi CASN PPPK




 
Kabar Gembira dari 2 Pejabat Perempuan terkait PPPK 2021, Ayo Guru Honorer, Semangat!



 
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengimbau seluruh guru honorer untuk ikut mendaftar seleksi PPPK 2021. Mengingat formasi guru PPPK yang disiapkan tahun ini lebih dari 520 ribu. 

"Peluang guru honorer K2 yang masuk database BKN maupun nonkategori dalam Dapodik untuk menjadi PPPK sangat besar tahun ini," kata Nunuk Suryani, sekretaris direktur jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek dalam taklimat media daring, Jumat (23/7).
 
Dia mengimbau para guru honorer untuk fokus belajar menghadapi tes kompetensi 1 pada Agustus mendatang.
 
Hal senada disampaikan Heni Sri Wahyuni, direktur Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Negara (BKN). 
 
Dia mengungkapkan, pelamar PPPK guru yang sudah submit mencapai 605.980 dari yang mengisi formulir 620.522.
 
Untuk PPPK nonguru yang sudah mengisi formulir 90.817 dan yang submit 53.481 orang. 
 
"Kalau dilihat dari formasi PPPK guru yang disiapkan, maka jumlah pelamarnya terbilang minim. Ini berarti peluang honorer makin besar," terang Heni.
 
Dia juga meminta seluruh honorer yang sudah mengisi formulir segera melakukan submit. Bagi yang belum mendaftar segeralah mendaftar sebab pendaftaran PPPK 2021 ditutup 26 Juli pukul 23.59 WIB. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Kabar Gembira dari 2 Pejabat Perempuan terkait PPPK 2021, Ayo Guru Honorer, Semangat!",
https://www.jpnn.com/news/kabar-gembira-dari-2-pejabat-perempuan-terkait-pppk-2021-ayo-guru-honorer-semangat?page=2
 
 
 
 

GTKHNK 35+ Desak Afirmasi Di Tinjau Ulang Regulasinya Belum Berpihak Pada Kami


GTKHNK 35+ Desak Afirmasi PPPK 2021 Diubah, Honorer Mengabdi di Atas 10 Tahun Cukup Portofolio


Ketua GTKHNK35+ Jabar Sigid Purwo Nugroho. Foto dokumentasi GTKHNK35+

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategori usia 35 tahun ke atas (GTKHNK 35+) Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho mendesak pemerintah mengubah afirmasi kompetensi teknis seleksi PPPK.

Menurut Sigid, afirmasi PPPK 2021 untuk guru honorer tidak boleh mengabaikan masa kerja. 
 
Saat RDPU Pansus GTK Honorer DPD RI dengan GTKHNK 35+ pada Selasa.(13/7), Sigid telah menyampaikan kembali bahwa perlu ada perbedaan serta penambahan poin afirmasi bagi honorer usia 35 dengan mempertimbangkan lama pengabdian.
 
Dia mencontohkan, guru honorer yang baru mengabdi kurang dari 5 tahun diberikan afirmasi 15 persen. Sedangkan yang lama pengabdiannya 5 hingga 10 tahun diberikan poin afirmasi 50 persen.

"Passing grade harus diturunkan," kata Sigid kepada JPNN.com, Kamis (15/7). 
 
 Aktivis pendidikan sekaligus guru honorer dari SMPN Satu Atap Cibulan Kabupaten Kuningan itu mengatakan bagi honorer usia 35 yang telah mengabdi selama 10 tahun ke atas sangat layak untuk segera diangkat ASN.

Selain itu, portofolio maupun pembinaan-pembinaan melalui Diklat yang mereka ikuti selama ini bisa dijadikan solusi tanpa harus melalui uji kompetensi lagi. 
 
Sigid menyebutkan, banyak guru honorer yang terkendala formasi hingga harus melamar ke kabupaten/kota lain. Formasi untuk guru pendidikan agama Islam (PAI) juga sangat sedikit.

Di beberapa daerah, ucap Sigid, bahkan tidak ada satu pun formasi untuk guru PAI ataupun mata pelajaran lainnya. Belum lagi permasalahan dalam proses pendaftaran.


"Tenaga kependidikan juga jangan diabaikan. Mereka perlu diakomodir," ujar dia menegaskan. 
 
Apabila proses rekrutmen ASN PPPK ini dilakukan secara bertahap, kata Sigid, maka selesaikanlah tanpa perlu mempersulit guru dan tenaga kependidikan honorer khususnya usia 35 tahun ke atas. 
 
GTKHNK 35+ berharap rekrutmen ASN PPPK 2021 bisa berjalan dengan baik dan lancar. Sebab, selain harus berjuang melawan pandemi, para guru dan tendik honorer juga harus berjuang untuk menafkahi keluarga, menyekolahkan anak-anaknya.

Di sisi lain, kata dia, para guru honorer dan tendik juga mesti berjuang untuk meraih hak menjadi ASN tahun ini. "Usia kami bukan lagi dalam tahap pencari kerja dan kami sudah membaktikan diri sebagai guru dan tendik honorer selama belasan bahkan puluhan tahun lamanya," pungkas Sigid. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"GTKHNK 35+ Desak Afirmasi PPPK 2021 Diubah, Honorer Mengabdi di Atas 10 Tahun Cukup Portofolio",
https://www.jpnn.com/news/gtkhnk-35-desak-afirmasi-pppk-2021-diubah-honorer-mengabdi-di-atas-10-tahun-cukup-portofolio?page=2

Sigid PN : GTK Honorer Yang Mengabdi 10 Tahun Ke Atas Layak Diangkat ASN Tanpa Tes


https://sorotjakarta.com/2021/07/14/sigid-purwo-nugroho-gtkh-usia-35-yang-telah-mengabdi-10-tahun-ke-atas-layak-diangkat-asn/
 

Sigid Purwo Nugroho: GTKH Usia 35+ Yang Telah Mengabdi 10 Tahun Ke Atas Layak Diangkat ASN

 

Sorotjakarta,-
Pansus GTK Honorer DPD RI telah mengadakan RDPU dengan GTKHNK 35+ pada Selasa, 13 Juli 2021 kemarin dan saya sampaikan kembali bahwa dalam rekruitment ASN PPPK Tahun 2021 perlu ada perbedaan serta penambahan point afirmasi bagi GTK Honorer usia 35 tahun ke atas dengan turut mempertimbangkan lama pengabdian, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat melalui pers rillis kepada Sorot Jakarta, Rabu (14/07/2021).

“Misalkan bagi Guru Honorer yang baru mengabdi kurang dari 5 tahun diberi afirmasi 15%, sedangkan yang lama pengabdiannya 5 hingga 10 tahun diberikan point afirmasi 50%. Passing Grade harus diturunkan, lanjut Sigid, aktivis pendidikan sekaligus Guru Honorer dari SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

Sigid menambahkan, bagi GTK Honorer usia 35+ yang telah mengabdi selama 10 tahun ke atas sangat layak untuk segera diangkat ASN. Portofolio maupun pembinaan-pembinaan melalui Diklat dapat dijadikan solusi tanpa harus melalui Uji Kompetensi.

Banyak teman-teman yang terkendala formasi hingga harus melamar ke Kabupaten/Kota lain. Formasi untuk GPAI juga sangat sedikit, malah ada daerah yang tidak ada formasi satupun untuk GPAI ataupun mapel lainnya. Belum lagi permasalahan dalam proses pendaftaran.

Jangan abaikan Tenaga Kependidikan. Mereka perlu diakomodir. Apabila proses rekruitment ASN PPPK ini dilakukan secara bertahap, maka selesaikan tanpa perlu mempersulit GTK Honorer khususnya usia 35 tahun ke atas. Kami berharap rekruitmen ASN PPPK tahun ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Saat ini disamping kami harus berjuang melawan Pandemi, harus berjuang untuk menafkahi keluarga dan menyekolahkan anak-anak kami, kami juga harus berjuang untuk meraih hak kami yaitu diangkat menjadi ASN. Usia kami bukan lagi dalam tahap pencari kerja dan kami sudah membaktikan diri sebagai GTK Honorer selama belasan bahkan puluhan tahun lamanya, tutup Sigid.

 

Pendaftaran CASN PPPK Banyak Masalah Kami Teringat Jaman SBY


Pendaftaran PPPK 2021 Banyak Masalah, Guru Honorer Ingat Zaman SBY
 
Ketua GTKHNK35+ Jabar Sigid Purwo Nugroho mengeluhkan mengenai sulitnya melakukan pendaftaran PPPK 2021. Foto: dokumentasi GTKHNK35+


jpnn.com, JAKARTA - Pendaftaran CPNS 2021 dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sampai hari ke-13 belum lepas dari masalah.

Menurut Sigid Purwo Nugroho, Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategori usia 35 Tahun ke Atas (GTKHNK 35+) Provinsi Jawa Barat, banyak kendala yang dihadapi mereka dalam proses pendaftaran PPPK 2021. 
 
Akibatnya banyak guru honorer nonkategori usia 35 tahun ke atas yang mengabdi di sekolah negeri jadi korban.

"Baru tahap pendaftaran saja sudah banyak masalah di lapangan. Mulai formasinya sangat sedikit hingga yang tidak ada formasi dan harus mendaftar di daerah lain. Belum lagi daerah-daerah yang tidak membuka CPNS dan PPPK," kata Sigid kepada JPNN.com, Senin (12/7).
 
Dia menyebutkan, tenaga kependidikan (tendik) honorer di sekolah-sekolah negeri seperti operator sekolah hingga penjaga sekolah saat ini pun hanya bisa menunggu kejelasan nasib mereka. 
 
Sigid mengingatkan pemerintah bahwa yang guru honorer ikuti seleksi PPPK dengan sistem kontrak. Bukannya untuk tes CPNS yang sudah terjamin kariernya. Jadi tidak fair bila guru honorer dihambat sejak awal pendaftaran PPPK 2021.
 
"Kami ikut seleksi PPPK karena terbentur usia. Kami juga honorer yang sudah mengabdi bukan cuma satu atau dua semester. Jadi, hargailah pengabdian kami," cetusnya. 
 
Menurut Sigid, skema rekrutmen PPPK formasi guru jauh dari harapan GTKHNK 35+.

Mereka harus bersaing ketat dengan pelamar sesama honorer dari sekolah negeri, pelamar dari sekolah swasta bahkan pelamar umum termasuk dengan eks tenaga honorer K2.
 
Dia menegaskan, PermenPAN-RB Nomor 28 Tahun 2021 tentang Pengangkatan PPPK Guru, sudah seharusnya perlu dikaji ulang. 
 
"Sulit sekali saat ini untuk kami mencari keadilan, tidak seperti zaman Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang memberikan kemudahan bagi guru dan tendik honorer untuk diangkat menjadi PNS," pungkasnya. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Pendaftaran PPPK 2021 Banyak Masalah, Guru Honorer Ingat Zaman SBY",
https://www.jpnn.com/news/pendaftaran-pppk-2021-banyak-masalah-guru-honorer-ingat-zaman-sby?page=2
 


Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Pendaftaran PPPK 2021 Banyak Masalah, Guru Honorer Ingat Zaman SBY",
https://www.jpnn.com/news/pendaftaran-pppk-2021-banyak-masalah-guru-honorer-ingat-zaman-sby
 

GTK Honorer Berharap Diangkat PNS Seperti Jaman SBY

Sigid Purwo Nugroho, S.H, Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat
https://sorotjakarta.com/2021/07/12/gtk-honorer-berharap-diangkat-menjadi-pns-seperti-jaman-pak-sby/

GTK Honorer Berharap Diangkat Menjadi PNS Seperti Jaman Pak SBY

Sorotjakarta,-
Kendala yang dihadapi guru honorer non Kategori khususnya dari sekolah negeri semua jenjang dan telah berusia 35 tahun ke atas dalam proses pendaftaran ASN PPPK Tahun 2021 banyak terjadi dan teman-teman alami di daerah-daerah, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat kepada Sorot Jakarta melalui pers rillis, Senin (12/07/2021).

“Sekarang ini masih dalam tahap pendaftaran tapi sudah banyak masalah muncul dilapangan, dari yang formasinya sangat sedikit hingga yang tidak ada formasi sama sekali dan harus mendaftar di daerah lain, belum lagi masalah daerah-daerah yang tidak membuka CPNS dan PPPK.” Terang Sigid.

 



“Teman-teman Tendik honorer di sekolah-sekolah negeri seperti operator sekolah hingga penjaga sekolah saat inipun hanya bisa menunggu kejelasan nasib mereka.”

Masih ucap Sigid, “Yang kami ikuti sekarang ini seleksi untuk ASN PPPK Guru dengan sistem kontrak, bukannya untuk tes CPNS karena terbentur usia dan kami juga honorer yang sudah mengabdi ada yang belasan bahkan puluhan tahun, bukan cuma 1 atau 2 semester, jadi hargailah pengabdian kami sebagai GTK honorer.”

Skema rekruitmen ASN PPPK Guru Tahun 2021 jauh dari harapan GTKHNK 35+. Kami harus bersaing ketat dengan pelamar sesama honorer dari sekolah negeri, pelamar dari sekolah swasta bahkan pelamar umum termasuk dengan eks THK2.

PermenPAN-RB No. 28 Tahun 2021 sudah seharusnya perlu dikaji ulang. Sulit sekali saat ini untuk kami mencari keadilan, tidak seperti jaman pak SBY yang memberikan kemudahan bagi GTK honorer untuk diangkat PNS.

 

Ada Tendik Honorer Mengabdi Dari Tahun 1986 Sangat Ironis Dan Memprihatinkan


Sigid: Ada Tendik Honorer Mengabdi Sejak 1986, Nasib Belum Jelas, Sungguh Ironis 
Senin, 28 Juni 2021 – 08:25 WIB 
 
Pengurus GTKHNK35+ saat memantau jalannya rapat dengar pendapat Komisi X DPR RI dengan pemerintah. Foto dokumentasi GTKHNK35+

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Guru Tenaga Kependidikan Honorer Nonkategori usia 35 tahun ke atas (GTKHNK 35 ) Provinsi Jawa Barat Sigid Purwo Nugroho menyayangkan regulasi pendaftaran PPPK 2021 yang masih menyulitkan pendaftar.

Ini dilihat dari berbagai persyaratan dokumen hingga seleksi kompetensi bidang (SKB) yang harus dilalui para honorer. "Regulasinya masih mempersulit honorer," kata Sigid kepada JPNN.com, Minggu

Honorer di SMPN Satu Atap Cibulan Kabupaten Kuningan itu merasakan rekrutmen PPPK 2021 untuk guru honorer seperti kebijakan setengah hati. Ini dilihat dari afirmasi yang diberikan tidak pro guru honorer.

Sebagai contoh peserta yang memiliki sertifikat pendidik (Serdik) diberikan afirmasi kompetensi teknis 100 persen sedangkan guru honorer usia 35 tahun ke atas dengan masa pengabdian minimal tiga tahun hanya diberikan afirmasi kompetensi teknis 15 persen.

"Afirmasi itu tidak sebanding dengan masa pengabdian kami yang sudah belasan tahun," ucapnya.

"Memang banyak guru honorer yang belum berserdik tetapi kemampuan mereka jauh lebih teruji karena pengalamannya banyak," sergahnya.

Seharusnya, kata Sigid, bila pemerintah ingin menyelesaikan masalah honorer, berikan afirmasi penuh. Ini agar banyak guru honorer yang lulus. 
 
Begitu juga dengan tenaga kependidikan (tendik), Sigid meminta diberikan kesempatan ikut tes menjadi ASN. 
 
"Ada salah satu rekan tendik honorer dari Kabupaten Pangandaran yang sejak 1986 mengabdi tetapi hingga kini nasibnya masih belum jelas. Sungguh ironis," ungkapnya.

Dia mengimbau Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). memberikan solusi terbaik bagi para tendik honorer mulai penjaga sekolah, staf tata usaha hingga operator sekolah. 
 
"Angkat para tendik menjadi ASN, jangan habis manis sepah dibuang," tegasnya. (esy/jpnn)

Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Sigid: Ada Tendik Honorer Mengabdi Sejak 1986, Nasib Belum Jelas, Sungguh Ironis",
https://www.jpnn.com/news/sigid-ada-tendik-honorer-mengabdi-sejak-1986-nasib-belum-jelas-sungguh-ironis?page=2

 

Don't Bully Be A Friend

  DON’T BULLY BE A FRIEND Poto Dok Sigid PN   Kondisi lingkungan satuan pendidikan yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan menjadi...