https://www.jpnn.com/news/ketua-gtkhnk35-pesimistis-pemerintah-bisa-tuntaskan-masalah-guru-honorer-dan-tendik
Ketua GTKHNK35+ Pesimistis Pemerintah Bisa Tuntaskan Masalah Guru Honorer dan Tendik
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non
Kategori Usia 35 Tahun Ke Atas (GTKHNK 35 ) Provinsi Jawa Barat Sigid
Purwo Nugroho kembali mengkritisi kebijakan pemerintah dalam
penyelesaian masalah pegawai nonaparatur sipil negara (ASN).
Sampai di atas 2023 pun masalah guru honorer tidak akan selesai
jika pemerintah tidak mengubah kebijakannya.
"Kami coba amati realita yang menyebabkan makin rumitnya permasalahan
GTK honorer di Indonesia ini, maka kami dapat menarik kesimpulan
sederhana," ungkap Sigid kepada JPNN.com, Sabtu (7/8).
Sigid melanjutkan, kesimpulan sederhana tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan GTK di sekolah tidak sebanding dengan formasi ASN yang
disiapkan.
2. Jumlah sekolah dengan jumlah GTK yang dibutuhkan di tiap sekolah
tersebut tidak seimbang. Sekolah baru banyak bermunculan, grafik jumlah
peserta didik yang kadang naik dan turun serta perekrutan GTK honorer
baru terus dilakukan oleh beberapa sekolah.
3. Perekrutan GTK honorer oleh sekolah dengan tidak memperhatikan
analisis beban kerja. Misalnya jumlah sekolah hanya 3 rombongan belajar
(rombel).
Idealnya, kata Sigid, masing-masing guru bidang studi hanya 1 orang yang
dibutuhkan dari tiap mata pelajaran tetapi kenyataannya ada yang lebih
dari jumlah ideal dengan merekrut lebih dari 1 guru honorer.
Belum lagi kalau ada ahli Kimia yang seharusnya menjadi guru kimia malah diposisikan menjadi guru seni budaya di sekolah.
"Sudah selayaknya ada kolaborasi yang baik secara vertikal maupun
horizontal. Kolaborasi antara stekholder sekolah dengan pemerintah,"
ujar Sigid yang juga praktisi pendidikan sekaligus guru honorer asal
Kabupaten Kuningan.
Dia menegaskan jika ingin meningkatkan mutu pendidikan maka harus ada
penataan dari sekolah hingga regulasi pemerintah.
Keseimbangan antara beban kerja, jenjang karir dan kesejahteraan GTK
juga sangat perlu diperhatikan.
"Kalau GTK honorer, kan, tidak ada kejelasan antara semua tiga hal
tersebut," ujarnya.
Oleh karena itu, tambah Sigid, harus ada arah dan tujuan yang jelas
tentang nasib guru dan tendik honorer ke depannya. Tentunya semua GTK
honorer mempunyai impian dan harapan untuk menjadi ASN. (esy/jpnn)
Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Ketua GTKHNK35+ Pesimistis Pemerintah Bisa Tuntaskan Masalah Guru Honorer dan Tendik ",
https://www.jpnn.com/news/ketua-gtkhnk35-pesimistis-pemerintah-bisa-tuntaskan-masalah-guru-honorer-dan-tendik?page=2
Artikel ini telah tayang di JPNN.com dengan judul
"Ketua GTKHNK35+ Pesimistis Pemerintah Bisa Tuntaskan Masalah Guru Honorer dan Tendik ",
https://www.jpnn.com/news/ketua-gtkhnk35-pesimistis-pemerintah-bisa-tuntaskan-masalah-guru-honorer-dan-tendik?page=2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar