Senin, 14 Februari 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan tulisan

 



Resume Pertemuan Ke-13
Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber: Susanto, S.Pd
Moderator: Muliadi



Proofreading sebelum menerbitkan tulisan.


Ada sebuah ungkapan "jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya", Albert Einstein. Ungkapan tersebut menyiratkan pentingnya menyusun atau menata kalimat dengan sederhana sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Unsur kesederhanaan bukan hanya soal struktur kalimat, tetapi bisa jadi karena kesalahan yang tidak disengaja oleh penulisnya, seperti kesalahan pengetikan. Kata atau kalimat yang tadinya sederhana, bisa menjadi sulit dipahami karena kurang huruf, atau huruf yang tertukar? Hal ini lazim terjadi dalam menulis naskah.

Proofreading atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.

Contoh kalimat:
"Hmm ... aku akan mulai membuat resume pelatihan menulis dan mengunggah di blog," kata salah seorang peserta.

Tanda Elipsis/Titik Tiga (...) dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan, biasanya untuk memberikan jeda pada dialog. Mengapa kata "kata" ditulis dengan huruf kecil? Hal ini berkaitan dengan aturan penulisan "dialog tag".

Dengan melakukan proofreading, kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata dapat diminimalkan.

Kita mungkin merasa jika tahapan pembacaan ini sama saja dengan editing yang dilakukan oleh para editor. Namun, sebenarnya keduanya berbeda.

Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan.

Sedangkan proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.

Tugas seorang proofreader.

Tugas proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami.

Proofreader juga harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif atau tidak, susunannya sudah tepat atau belum, dan substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak.

Katakanlah seorang proofreader mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut. Jadi, tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.

Mengapa harus melakukan proofreading?

Proofreading merupakan tahapan penulisan yang sebaiknya tidak Anda lewatkan. Terutama jika Anda berniat untuk menerbitkan karya tulis kepada khalayak luas.

Proofreader akan membantu anda untuk mengoreksi apakah ada kesalahan dalam tulisan. Bagaimana jika dilakukan oleh penulis sendiri? Pastikan tulisan anda sudah jadi atau sudah selesai.

Yang sering terjadi, ketika sedang menulis, muncul keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran nanti tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas, dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.

Guru menulis menggambarkannya dengan proses membuat rumah. Ketika membangun rumah, baru sampai dinding, belum pasang atap, tetapi sudah memoles dengan mengecatnya, memberi ornamen, dan sebagainya. Lalu tidak puas dengan warna cat, ganti lagi, dan seterusnya. Akhirnya, rumah tidak kunjung selesai.

Hal lain, misalnya seorang blogger peserta Kelas Menulis, ingin segera menerbitkan tulisan. Begitu selesai menulis, mungkin karena mengejar target atau ingin segera memublikasikan, langsung klik tombol kirim.



Jika hal itu dilakukan, lalu apa yang terjadi?

Pertama alih alih tulisan menjadi lebih baik, malah tulisan tidak juga selesai jadi-jadi. Kemudian, maksudnya ingin membuat tulisan yang menarik, akibat kekurangcermatan dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai kemenarikannya.

Kedua, tulisan di blog masih terdapat kesalahan (ejaan atau struktur kalimat). Meskipun, seiring dengan waktu, kemampuan Anda kesalahan itu akan banyak berkurang. Oleh karena itu, proofreading penting dilakukan sebelum tulisan diterbitkan.

Proofreader (meskipun dilakukan oleh penulis) bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif. Oleh karenanya, proofreader bertindak sebagai seorang “pembaca”. Apakah karya tulis saya sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit.

Bagaimana agar objektif? Agar objektif, setelah tulisan selesai, endapkan dulu beberapa jam atau beberapa hari. Hal ini dilakukan untuk membebaskan pikiran kita dari ide yang baru saja dituangkan. Setelah itu, posisikan diri sebagai "calon pembaca". 

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan proofreading adalah sebagai berikut:

Langkah Pertama: Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.

Langkah Kedua: Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.

Langkah Ketiga: Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.

Langkah Keempat:

1.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit.

2.  Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI.

3.  Konsistensi nama dan ketentuannya.

4.  Perhatikan judul bab dan penomorannya.

Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.

Berikut ini contoh cara mudah melakukan proofreding terutama pada typo, tetap lakukan koreksi kembali secara manual dengan teliti.

https://www.youtube.com/watch?v=tZZgrv5-JXo


Refleksi:

Lakukanlah proofreading sebelum naskah tulisan anda dibagikan kepada publik. Bersikaplah objektif dan tempatkan diri anda sebagai seorang calon pembaca.


18 komentar:

  1. Teruslah menulis sampai kamu menemukan gaya sendiri

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Terimakasih Pak Sigit
    Berkat Pak Sigit saya ikut pelatihan menulis gelombang 23

    BalasHapus
  4. Keren latar yang sejuk, isi yang lengkap dan apik.

    BalasHapus
  5. Mantap, semoga dengan materi ini resume kita lebih keren lagi

    BalasHapus
  6. Si hijau yg menyejukkan...mantap pak ketua resumenya..👍👍👍

    BalasHapus
  7. Mengubah huruf pada blog kali ini ya pak. kreatif. sukses selalu....

    BalasHapus
  8. Wuih ....refleksinya mantap....pas👍

    BalasHapus
  9. Mantab pak ... semangat selalu ya Pak

    BalasHapus
  10. Semangat.......semoga kita bisa menyelesaikan tantangan ini hingga akhir kelulusan....salam.literasi

    BalasHapus

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...