Minggu, 31 Oktober 2021

Sigid PN : Lama Pengabdian Sebagai GTK Honorer Perlu Dipertimbangkan Bukan Passing Grade


https://sorotjakarta.com/2021/09/04/usia-dan-lama-pengabdian-sebagai-gtk-honorer-perlu-dipertimbangkan-bukan-passing-grade/

Usia Dan Lama Pengabdian Sebagai GTK Honorer Perlu Dipertimbangkan Bukan Passing Grade

Sorotjakarta,-
Passing grade tes ASN PPPK untuk guru yang telah disosialisasikan Jum’at (03/09/2021) kemarin itu terlampau tinggi dan banyak teman-teman guru honorer yang mengeluh. Kami sebelumnya sudah memprediksi passing grade seleksi ASN PPPK tahun 2021 lebih tinggi daripada tahun kemarin, ujar Sigid Purwo Nugroho, S.H Ketua GTKHNK 35+ Provinsi Jawa Barat melalui pers rillis kepada Sorot Jakarta, Sabtu (04/09/2021).

“Kami semua berharap passing grade tersebut dapat diturunkan, apalagi kita tidak tahu tingkat kesulitan bentuk soalnya nanti.”lanjut Sigid, aktivis pendidikan dan guru honorer asal SMPN Satu Atap Cibulan, Kabupaten Kuningan.

Yang lebih penting lagi, kami juga memohon supaya hasil tes tersebut tidak dijadikan acuan utama untuk lolos dan diangkat ASN PPPK. Perlu pertimbangan seperti lama pengabdian yang dapat dijadikan kebijakan baru selain usia.

Sangat tidak adil dan manusiawi apabila guru honorer non kategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang tereliminasi dari sekolahnya sendiri di tempat mereka mengajar selama belasan bahkan puluhan tahun akibat gagal memenuhi kriteria passing grade lalu digantikan oleh guru baru. Program pelatihan dapat dijadikan solusi bagi yang tidak dapat memenuhi passing grade. Disaat usia kami bukan lagi tahap pencari kerja, Ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga pula. Harusnya simpati dan empati yang kami dapat, jangan malah justeru sebaliknya.

“Saya mengabdi sebagai guru honorer di SMPN Satu Atap Cibulan dari tahun 2007, program pemerintah untuk sekolah terpencil dan program wajib belajar sembilan tahun. Dari awal sekolah tersebut berdiri dikelola oleh kami GTK Honorer, kepala sekolahnya belum definitif. Dari gaji honorer 90 ribu rupiah sampai secara sukarela tidak dibayar dalam kegiatan-kegiatan demi menunjang program pendidikan agar dapat berjalan di sekolah, pernah kami alami bahkan sesama teman GTK Honorer kami sempat patungan demi lancarnya penyelenggaraan kegiatan UNBK dan kegiatan lainnya. Apabila kami tereliminasi oleh guru baru karena kami gagal tes uji kompetensi, regulasi pemerintah pusat tersebut perlu ditinjau ulang karena tidak adil dan tidak manusiawi.” Terang Sigid.

Bukan hanya saya, tentunya seluruh GTK Honorer non kategori usia 35 tahun ke atas juga punya kisah lainnya dalam menjalankan tugas, hanya saja jarang terekspose media nasional, mereka juga punya aspirasi dan ini salah satunya yang harus diserap oleh pemerintah pusat dalam membuat regulasi.

“Saya menyarankan semua guru honorer non kategori usia 35 tahun ke atas dari sekolah negeri semua jenjang supaya tetap semangat serta fokus belajar persiapan tes ASN PPPK. Langkah tersebut adalah langkah yang paling tepat untuk kita lakukan saat ini. Semoga pemerintah pusat mendengarkan dan menerima aspirasi kita.” Harap Sigid.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...