Minggu, 27 Maret 2022

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Menulis

 



Hoby saya sejak kecil adalah membaca dan menulis. Ada pengalaman semasa kecil yang tidak bisa saya lupakan yaitu ketika masih duduk di bangku SMP, demi mendapatkan kepuasan membaca saya sering mengunjungi Toko Buku Gramedia Blok-M. Waktu itu saya tinggal bersama orang tua di daerah Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Saya tidak punya bekal yang cukup sehingga memutuskan untuk berjalan kaki ke Gramedia. Bisa saja saya meminta uang untuk keperluan saya kepada orang tua tapi khawatir tidak diberi ijin pergi sendirian maka saya urungkan untuk minta ijin terlebih dahulu

Untuk dapat menyalurkan hobi menulis baru bisa saya lakukan saat mulai menjadi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 1997. Saya ingat betul Dosen yang pernah memberikan perkuliahan antara lain adalah Bapak Busyro Muqqodas (Mantan Ketua Komisi Yudisial) dan Prof. Mahfud MD yang saat ini menjabat MENKOPOLHUKAM. 

Sayang, karena kurangnya dukungan dari orang-orang terdekat dan sulitnya mencari komunitas menulis, jadi dunia menulis tidak terlalu saya geluti. Saya hanya beberapa kali menulis dan dapat tayang di media cetak atau surat kabar yang beredar di Yogyakarta, itupun tidak saya dokumentasikan karena hanya sebatas menyalurkan hobby. Sekitar tahun 2002 saat mulai menyusun skripsi saya pindah kuliah dan melanjutkan ke UNSWAGATI Cirebon hingga lulus.

Setelah menjalani profesi sebagai guru baru saya bisa melanjutkan kembali hoby menulis. Sejak tahun 2020 saya mulai mengirimkan tulisan-tulisan ke surat kabar online dan diantaranya pernah tayang di JPNN, Sorot Jakarta, Lintas Pena, Koran Kabar Nusantara, Media kota, Berita Satu, Pos Kota, Gatra, Republika, Jabar Tandang dan lain-lain. Kebanyakan tulisan-tulisan saya sebelumnya berisikan tentang aspirasi GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) Honorer serta kritikan-kritikan terhadap Pemerintah.

Wawasan saya tentang menulis banyak bertambah setelah mengenal sosok Bapak Wijaya Kusumah atau yang biasa disapa Om Jay. Beliau adalah seorang guru, blogger, penulis, motivator, pegiat literasi, narasumber dalam pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi, Sekjend IG TIK PGRI dan segudang aktifitas lainnya. Setelah mengenal beliau dan mengikuti Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital PGRI lalu dilanjutkan mengikuti Pelatihan Menulis PGRI, saya mulai tertarik untuk menulis buku baik antologi maupun solo, saya juga mulai tertarik menulis di blogg, kompasiana dan media online lainnya.

Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh Moderator, Narasumber serta Tim Tekhnis Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24. Semoga ilmu yang saya peroleh dapat saya aplikasikan dan berkembangkan. 

Tidak ada istilah terlambat untuk menulis. Melalui tulisan perubahan-perubahan dapat tercipta karena tulisan mampu menjadikan inspirasi bagi pembacanya, jadi menulislah dengan tulus dan biarkan tulisanmu menemukan takdirnya sendiri. Mari saling berbagi ilmu dan menebarkan kebaikan melalui tulisan.



Jumat, 25 Maret 2022

Mengelola Taman Bacaan

 



Resume Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Pertemuan Ke-30
Narasumber : Bambang Purwanto, S.Kom., Gr.
Moderator : Rosminiyati



Mengelola Taman Bacaan.

Malam ini merupakan pertemuan pamungkas Pelatihan Menulis Gelombang 23 dan 24 yang diselenggarakan oleh APKS PGRI dan IG TIK PGRI. Materi yang disampaikan adalah tentang mengelola taman bacaan. Narasumber malam ini bernama Bambang Purwanto, beliau adalah pegiat literasi dan mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Seperti biasa, perkuliahan dibagi menjadi 4 sesi yaitu pembukaan, pemaparan materi, tanya jawab dan penutup. Berikut resume pelatihan ini.

Taman Bacaan atau istilah yang sedang trend adalah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sudah dapat kita temui bahkan dipelosok kampung sekalipun. Hal tersebut merupakan salah satu upaya Pemerintah dan para pemerhati pendidikan untuk meningkatkan pemahaman literasi pada masyarakat. 




TBM dapat dijadikan sebagai tempat pengabdian, belajar ikhlas, sabar dan belajar menyenangi anak-anak. Anak-anak dapat dengan riang gembira membaca di TBM yang suasananya sangat berbeda dengan Perpustakaan yang suasananya sangat hening. Diperlukan interaksi dengan TBM lain agar mempunyai jaringan yang kuat apalagi TBM sifatnya sosial.

Apa kaitan guru dengan TBM? Guru selayaknya dapat mencintai buku dan menjadikan buku sebagai sahabat yang disenanginya. Guru juga diharapkan untuk aktif dalam Gerakan Literasi Sekolah. Ketika terjun dalam kehidupan bermasyarakat, guru dapat mengaplikasikan ilmu dan menjadi pegiat literasi dengan turut mengelola TBM.

Refleksi :

Guru hebat adalah guru yang tetap belajar sepanjang hayat dan semangat untuk menghasilkan karya-karya yang bermanfaat, sedangkan guru bijak adalah guru yang mampu menjadi teladan dimanapun dia berada serta selalu ikhlas berkhidmat untuk kemajuan pendidikan Indonesia.

Rabu, 23 Maret 2022

Blog Sebagai Sarana Pembelajaran

 







Resume Pertemuan Ke-29
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Nani Kusmiyati, S.Pd. M.M., CTMP
Moderator : Dail Ma’ruf

 

Blog Sebagai Sarana Pembelajaran.



Pelatihan menulis malam ini sudah memasuki pertemuan ke-29 dan menyisakan satu pertemuan lagi. Materinya menarik untuk disimak, apalagi salah satu hobi saya adalah menulis, baik menulis artikel, buku ataupun menulis di blog. Narasumber kali ini berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelunya. Beliau bernama ibu Nani Kusmiyati, calon Perwira TNI AL yang akan melanjutkan studinya ke luar negeri. Berikut resume pelatihan malam ini.

Menulis di blog dapat diibaratkan menulis dibuku catatan harian kita untuk mengabadikan ide, gagasan maupun karya kita sendiri atau bahkan tentang pelajaran yang kita dapatkan dari sumber-sumber yang lain. Blog bukanlah sesuatu yang baru karena hampir setiap orang mengenalnya. Banyak para penulis dan kalangan akademisi menggunakan blog untuk mengekspresikan ide, pengalaman dan ilmu yang di dapatkannya.

Blog dapat menjadi sarana belajar, terutama belajar writing. Bagaimana menyusun kalimat yang benar dan menarik hingga menjadi paragraf per paragraf yang memiliki makna. Sebagai guru, blog dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengajar. Beberapa guru dapat menggunakan google form, WhatsApp atau media lain, namun jika media tersebut dapat saling melengkapi akan lebih bagus. Blog dapat menjadi suatu pilihan sebagai media pembelajaran. Guru juga dapat menjadikan blog sebagai media pembelajaran bagi dirinya sendiri dengan menuliskan inovasi di dalam mengajar baik berupa teknik mengajar maupun materi ajaran.

Blog adalah salah satu media aman untuk menyimpan materi pelajaran kita karena tidak akan terkena virus, yang terpenting tidak lupa nama blog dan passwordnya. Jika lupa password masih bisa dipulihkan melalui email atau nomor handphone kita. Karena blog bersifat umum atau dapat dibaca orang lain, sebaiknya kita pandai memilih materi mana yang boleh dibaca orang lain. Jika guru memiliki soal-soal dan dianggap masih bersifat konfidensial atau rahasia, sebaiknya jangan disimpan di blog.

Dalam bahasa Inggris, writing termasuk salah satu skill yang tersulit karena budaya menulis masih di dominasi kaum akademisi atau pegiat literasi. Untuk siswa dengan level bahasa Inggris Elementary, biasanya diberikan topik umum dan memberikan contoh cara mendeskripsikan topik tersebut. Sebaiknya menggunakan google translate untuk membantu mengerti isi dari reading. Kemudian menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri.

Bagi yang benar-benar level begginer dapat diarahkan dengan membuat kalimat dalam bahasa Indonesia dan berpedoman pada SPOK (Subyek, Predikat, Obyek dan Kata keterangan), baru terjemahkan dengan google translate untuk mengetahui bahasa Inggrisnya.

Siswa SD atau SMP juga bisa memiliki blog namun dengan bantuan orang tua atau saudaranya yang mengerti blog dan paham etika bersosial media. Guru SD atau SMP yang pandai IT dapat membantu mereka dengan bertatap muka via daring atau bertemu langsung dengan para orang tua dan mengajarkannya cara membuat blog serta etika bersosial media.

Guru bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dapat menggunakan blog untuk mengajarkan reading dan writing. Jika speaking dapat melalui zoom atau WhatsApp call. Penggunaan blog sebagai sarana pembelajaran adalah salah satu alat untuk mengajar atau belajar.

Refleksi :

Media yang sulit perlu dipelajari dan ditakhlukkan jika memang media tersebut akan banyak memberikan manfaat. Jika dianggap tidak memiliki manfaat, sebaiknya ditinggalkan. Menulislah di blog dan jadikan blog sebagai media pembelajaran agar lebih menarik dan bermakna.

Senin, 21 Maret 2022

Tekhnik Promosi Buku





Resume Pertemuan Ke-28
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Akbar Zainudin
Moderator : Widaya Setianingsih



Tekhnik Promosi Buku.

Menulis bisa kita ibaratkan menjual makanan. Diperlukan prepare yang baik mulai dari bahan tulisan, kemudian meramunya dalam resep bercita rasa tinggi. Rasa harus pas, tidak keasinan, tidak juga terlalu manis agar pas dilidah. Kemudian dikemas dalam sajian yang menarik pembaca, terutama tampilan yang menggugah selera. 

Apabila barang dagangan sudah di depan mata lalu bagaimana cara menjajakannya? Seperti juga seorang pedagang, tentu memiliki trik yang jitu untuk memasarkan dagangannya. Pada pertemuan pelatihan menulis malam ini tema yang akan dipelajari yaitu tentang teknik promosi agar buku kita laris di pasaran.

Sebagai Narasumber bapak Akbar Zainudin, M.M., MJW. Seorang trainer dan motivator nasional, pendiri PT. EMJEWE Training dan Coaching serta Perusahaan Penerbitan MJW Group. Penulis 13 buku motivasi. Buku terbaru beliau adalah The Power of Man Jadda Wajada. Semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. Sudah cetakan ke-13 sudah beredar 55.000 eksemplar. Sekarang profesi Narasumber bertambah menjadi penulis, trainer, dan juga youtuber.

Seperti biasa pertemuan ini dibagi dalam 4 sesi yaitu pembukaan, paparan materi, tanya jawab dan penutup. Berikut resume pelatihan malam ini. Sebelum Narasumber menjelaskan lebih lanjut, peserta pelatihan dipersilahkan menyimak paparannya yang sudah dipersiapkan melalui youtube.

https://youtu.be/lZhAixv86wA

Strategi Pemasaran Buku.

Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). Sebelum membahas empat strategi tersebut, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua. 

1. Strategi Produk. Hal ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab Penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dan apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 

2. Strategi Harga. Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain).

3. Startegi Distribusi.  Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah melalui MLM (Multilevel Marketing), melalui Penjualan Langsung, melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia atau Shopee.

4. Stratgi Promosi. Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan antara lain yaitu :
  • Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan atau yang membiayai bisa penerbit maupun penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. 
  • Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. Intinya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita. Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. 
  • Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
  • Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Narasumber sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Narasumber share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup. Sesekali seminar melalui Zoom. 
  • Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual. Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. Narasumber juga sedang membangun jaringan reseller ini walaupun belum banyak, baru sekitar 100an dan masih akan terus bertambah.
  • Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang terpenting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.
  • Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Jangan setiap hari isinya menjual buku. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini mempengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan serta pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

Refleksi :

"Beberapa orang memimpikan kesuksesannya, sementara yang lainnya bangun setiap pagi untuk mewujudkan mimpinya.” - Wayne Huizenga.

"Semua harus ditulis, apa pun. Jangan takut tidak dibaca atau tidak diterima penerbit. Yang penting, tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat pasti berguna." - Pramodya Ananta Nur.

Jumat, 18 Maret 2022

Membuat Cover Buku Yang Menarik

 




Resume Pertemuan Ke-27
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang23 dan 24
Narasumber : Fajar Tri Laksono, M.Pd.
Moderator : Helwiyah

 

 

Membuat Cover Buku Yang Menarik.

Narasumber pelatihan pada malam ini bernama pak Fajar Tri Laksana. Beliau adalah salah seorang guru berprestasi yang pernah dikirim ke Belanda serta negara di benua biru Eropa lainnya untuk memberikan pelatihan-pelatihan. Pada kesempatan pelatihan menulis pertemuan ke-27 ini diadakan melalui zoom dan diharapkan peserta akan lebih memahami materi karena membutuhkan penjelasan yang lengkap disertai beberapa contoh membuat cover buku. Sudah sejak lama Narasumber menggeluti dunia desain grafis. Berikut resume pelatihan "Membuat Cover Buku Yang Menarik".

Desain cover yang menarik akan mampu menjadi magnet untuk menarik pembeli buku tersebut. Kita dapat belajar membuat desain cover yang baik. Desain yang kita buat tentunya akan lebih memuaskan daripada menyerahkan kepada pihak lain. Mendesain bukanlah hal yang mudah karena seorang desain grafis dituntut untuk selalu berkreasi dan membuat kreativitas baru yang tidak sama dengan orang lain. Maka dengan begitu seorang desain grafis bisa dianggap desain grafis yang profesional.

Seberapa pentingkah membuat cover buku? Apapun yang kita buat ibaratnya adalah harga diri kita. Sebaik-baiknya karya pasti ada orang yang tidak suka, begitu juga sebaliknya sejelek-jeleknya karya pasti ada orang yang menyukainya. Mendesain cover buku sendiri sangatlah penting agar lebih puas hasilnya karena ide-ide yang kita miliki dapat kita tuangkan sendiri sesuai keinginan.

Aplikasi yang menurut Narasumber dianggap paling mudah untuk membantu mendesain cover buku secara offline adalah Corel Draw, Adobe Photoshop dan lain-lain. Sedangkan aplikasi Canva digunakan secara online.

Langkah-langkah mendesain cover melalui Corel Draw:

  • Buatlah garis dengan menggunakan free hand tool.
  • Berikan warna menggunakan smart fill tool.
  • Blok semua objek lalu kemudian pilih outline pen - no outline untuk menghilangkan garis pinggirnya atau pilih tanda silang pada bagian bawah dan klik kanan.
  • Kemudian buat kembali garis dengan menggunakan free hand tool.
  • Beri warna menggunakan smart free tool.
  • Kemudian blok dan hilangkan garis pinggirnya.
  • Pilih drop shadow tool untuk memberi efek bayang pada objek yang telah dibuat tadi.
  • Putar dan atur seperti di bawah :


  • Buat objek segitiga menggunakan polygon tool, putar objek dengan cara klik dua kali pada objek maka pinggiran objek akan berubah.
  • Masukan gambar yang diinginkan.
  • Select gambar pilih objek - power clip - place inside frame dan arahkan panah ke objek segitiga maka secara otomatis gambar akan masuk. Hilangkan garis pinggirnya seperti pada nomor 3.
  • Jika gambarnya kurang pas, maka kita bisa mengeditnya dengan cara select gambar klik kanan -  edit power clip, jika sudah klik kanan - finish editing this level.
  • Pilih drop shadow tool lagi untuk memberi efek bayangan.
  • Buatlah kembali segitiga dengan polygon tool dan atur serta beri warna.
  • Buatlah teks menggunakan text tool.
  • Selesai.


Refleksi :

Belajarlah untuk mendesain cover sendiri agar anda dapat menuangkan ide-ide anda dan mendapatkan hasil terbaik sesuai keinginan anda.




Kamis, 17 Maret 2022

Kesadaran Bekerjasama Dalam Berbagai Bidang Kehidupan

 



Waktu istirahat sudah 15 menit berlalu, disela menunggu bel masuk berbunyi untuk meneruskan jam pelajaran, siswi-siswi kelas VII SMPN Satu Atap Cibulan duduk-duduk santai di samping kelas sambil bercengkerama satu dengan yang lainnya.

Aku sedikit terhenyak ketika mendapati salah satu dari mereka mendatangi ruang guru untuk meminjam alat kebersihan. Dengan rasa penasaran ku coba tengok ke luar untuk mengetahui apa yang sedang terjadi.

Tersenyum bangga kala aku melihat pemandangan sekitar. Tanpa disuruh oleh guru, mereka dengan kesadaran sendiri mengambil beberapa alat kebersihan untuk membersihkan rumput liar di halaman sekolah. Ada yang menyapu halaman menggunakan sapu lidi, ada pula yang menggunting rumput dengan bergiliran.

Materi yang sedang ku ajarkan memang mengenai Bab Kerjasama Dalam Berbagai Bidang Kehidupan, tapi hari ini tidak ada jadwal mata pelajaran PPKn di kelas VII, termasuk jadwal kegiatan praktik baik bergotong royong membersihkan halaman sekolah. Senang bercampur haru karena materi yang telah diajarkan sanggup dipahami serta diaplikasikan dalam lingkungan sekolah oleh para peserta didik. Tentu saja aku juga berharap agar mereka dapat pula mengaplikasikan bentuk kerjasama positif tersebut dalam kesehariannya di rumah dan dimanapun mereka berada.

Sekolah tempatku mengajar bukanlah sekolah penggerak, bukan pula sekolah bonafide dimana sarana dan prasarana serba tersedia lengkap. SMPN Satu Atap Cibulan merupakan program Pemerintah untuk daerah-daerah terpencil. Dahulu sebelum sekolah tersebut dibangun, jarak ke SMP Negeri terdekat sekitar 3,5 – 4 Km. Tidak ada angkutan umum yang melintas di desaku selain ojek kendaraan bermotor roda dua sehingga pada saat itu bagi siswa yang kurang mampu, setelah lulus SD banyak yang tidak melanjutkan sekolahnya lalu merantau untuk berdagang, sangat disayangkan sekali.

Program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan oleh Pemerintah dan dibangunnya sekolah-sekolah di daerah terpencil tidak hanya menyelamatkan siswa putus sekolah, akan tetapi juga turut  menciptakan lapangan kerja serta mengentaskan kemiskinan.

Oleh karena itu dukungan Pemda khususnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta dukungan dari segenap lapisan masyarakat sangat diperlukan bukan hanya untuk keberlangsungan sekolah saja tapi demi tercapainya peningkatan mutu pendidikan serta mewujudkan “Merdeka Belajar”. Semoga kolaborasi yang baik dengan seluruh elemen terkait dapat terus tercipta.

 

Artikel ini telah tayang di :

https://www.kompasiana.com/sigidpn/623345d3bb44864ccd38d042/kesadaran-bekerjasama-dalam-berbagai-bidang-kehidupan


Rabu, 16 Maret 2022

Motivasi Menulis dan Menerbitkan Buku

 




Resume Pertemuan Ke-26
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Dail Ma’ruf, M.Pd.
Moderator : Widya Setianingsih

 

 

Motivasi Menulis dan Menerbitkan Buku

Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24 malam ini sudah memasuki pertemuan ke-26 serta sudah mendekati clossing. Banyak ilmu bermanfaat yang sudah saya terima. Sayapun mencoba untuk mengaplikasikan serta mengembangkan wawasan yang telah saya dapat. Salah satunya membuat buku antologi (ISBN) dengan Kurator saya sendiri termasuk membuat buku antologi bersama teman-teman penulis. Ada tiga buku antologi yang saat ini masih dalam proses dan kembali saya menjadi Kurator bahkan Editor dari buku antologi tersebut. Untuk buku solo, saat ini sudah masuk ke editor. Semoga semua prosesnya dapat berjalan dengan lancar. Ilmu serta wawasan yang dimiliki bila diaplikasikan dan dikembangkan akan terasa lebih berkah juga bermanfaat.

Materi yang disampaikan oleh Narasumber hebat malam ini, bapak Dail Ma'ruf tentang Motivasi Menulis dan Menerbitkan Buku sangat penting untuk disimak. Beliau adalah Ketua Kelas Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 20. Banyak ilmu yang ingin saya pelajari dari Narasumber asal Serang Banten ini.  Saya pernah ikut membuat buku antologi (ISBN) bersama beliau dengan judul Surat Cinta Guru Untuk Jokowi. Beliau menjadi Kurator buku antologi tersebut. 

Keinginan saya mengikuti pelatihan menulis hingga tuntas termasuk menerbitkan buku solo sangat besar sekali karena belajar sepanjang hayat dan terus berkarya sudah menjadi motto bagian hidup saya. Pertemuan pelatihan kali ini tentunya akan menambah motivasi saya juga teman-teman lainnya untuk terus menulis dan berkarya. Berikut resume pelatihan kali ini.

 Menulis ternyata mempunyai manfaat yang besar sekali. Apa saja manfaat menulis?

  1. Tempat untuk meningkatkan kreativitas.
  2.  Untuk memperkuat daya ingat.
  3. Menjadikan hidup lebih produktif.
  4. Menjadi media belajar yang baik.
  5. Meningkatkan kemampuan dalam berbahasa dengan baik.
  6. Menjadi lebih terorganisir.
  7. Menghibur dan menyehatkan.
  8. Media komunikasi yang baik.

 Menulis juga berdampak bagi kesehatan manusia, antara lain yaitu :

  1.  Membantu memulihkan emosi.
  2. Mengasah memori.
  3. Membuat anda lebih terorganisir.
  4. Meningkatkan kualitas tidur.
  5. Mengasah kemampuan komunikasi.
  6. Meningkatkan system kekebalan tubuh.
  7. Meningkatkan kesehatan emosional.

Ada beberapa motivasi menulis dari para tokoh besar dunia yang layak untuk kita pahami dan kita jadikan acuan dalam menulis :
  • Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak. (Ali Bin Abi Thalib).
  • Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar maka jadilah penulis. (Imam Al-Ghazali).
  • Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama dia tidak menulis, dia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramudya Ananta Toer).

Refleksi :

Menulis mempunyai dampak yang luar biasa. Untuk itu rajin-rajinlah menulis dan terus berkarya. Tuangkan tulisan anda dalam bentuk buku agar dapat lebih bermanfaat.

Senin, 14 Maret 2022

Membuat Resume Mendunia

 




Resume Pertemuan Ke-25
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Phia Selfiarti, S.S., Cert TEFL., M.Pd
Moderator : Muliadi




Membuat Resume Mendunia. 


Dalam pelatihan menulis malam ini materi yang diberikan sangat menarik untuk disimak. Membuat resume mendunia dengan tulisan berbahasa Inggris bukanlah hal mudah. Disamping memiliki skill dalam menulis, kemampuan dalam berbahasa Inggris juga menjadi point yang sangat penting.

Narasumber malam ini bernama Ms. Phia. Beliau adalah seorang penerjemah langsung yang disebut dengan Interpreter dan penerjemh tulisan yang disebut dengan Translator. Ms. Phia bisa menerjemahkan referensi, berupa buku atau panduan dan surat surat penting dalam bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia begitu pula sebaliknya. 

Buku Pertamanya yang ditulis dalam Bahasa Inggris berjudul From Blog To Book, sudah ada versi revisi dan vol. 2.




Seperti biasa, pelatihan dibagi menjadi empat sesi yaitu perkenalan, penyampaian materi, tanya jawab dan sesi penutup. Berikut resume pelatihan malam ini.

Apakah yang dimaksud dengan Resume? Dalam Bahasa Inggris kata Resume diartikan sebagai dokumen yang digunakan oleh seseorang untuk memberikan informasi tentang latar belakang, kemampuan/Skill dan prestasi atau yang dikenal dengan Curriculum Vitae.

Sedangkan arti Resume dalam Bahasa Indonesia menurut KBBI adalah ikhtisar/ringkasan. 

Dalam kelas Bimbingan Menulis bersama PGRI dan Om Jay, Resume identik dengan laporan/rangkuman hasil kegiatan belajar menulis yang di tulis pada media Blog.

Bagaimana caranya membuat resume yang mendunia? Dengan menulis di blog lalu publish tulisan tersebut maka otomatis setiap orang yang memiliki akses akan membacanya, baik pembaca nasional maupun internasional. 

Jika tulisan kita dikenal, dapat difahami atau di apresiasi oleh pembaca internasional, maka salah satu syaratnya adalah menulis dalam Bahasa Inggris yang dikenal sebagai Lingua Franca atau bahasa yang umum di tuturkan oleh mayoritas penduduk dunia. 

Langkah mudahnya antara lain yaitu :
  1. Tulis dalam bahasa sendiri.
  2. Belajar terjemahkan sendiri. 
  3. Jika kesulitan dapat meminta bantuan ahli untuk menerjemahkan. 
  4. Bangun International Network. 
  5. Jangan malu mengeksplor kemampuan bahasa kita.
Tidak perlu menganggap sulit saat menulis dalam English. Kita dapat menggunakan Online Tools/Aplikasi untuk menulis dalam bahasa Inggris.

Diera digital ini teknologi makin canggih, menerjemahkan pun makin mudah. Berikut adalah beberapa tools/aplikasi yang bisa digunakan untuk menerjemahkan secepat kilat :
  • Google Translate.
  • U Dictionary.
  • Webster Online Dictionary.
  • Oxford online Dictionary.
Walaupun hasil penerjemahan dari Google Translate sekarang sudah sangat berkembang lebih baik, dulu kalau kita menerjemahkan dengn Google Translate hanya bisa diterjemahkan per kata, hingga jika diterjemahkan dalam kalimat akan terdengar rancu, tapi sekarang bahkan ungkapan pun hasilnya sangat baik. Tapi kita masih membutuhkan tugas seorang translator karena mereka lebih handal dalam memilih diksi yang tepat dan sesuai dengan kelimuan yang akan diterjemahkan.


Refleksi :

Diera digital seperti sekarang ini kita bisa menjadi penerjemah serta penulis dalam Bahasa Inggris. Dengan menulis dalam Bahasa Inggris maka kesempatan untuk tulisan kita dibaca oleh blogger di seluruh duni lebih terbuka, terlebih lagi Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional.

Don’t be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single step. Dream, believe and make it hapend, you can do anything if you believe it.

Jumat, 11 Maret 2022

Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS

 




Resume Pertemuan Ke-24
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Dr. H. Imron Rosidi, M.Pd.
Moderator : Bambang



Poin Buku Pada Kenaikan Pangkat PNS. 


Sebagai Narasumber malam ini bernama bapak Imron Rosidi, beliau adalah Tim penilai kenaikan pangkat pusat dari Gol. IVb ke atas dan Koordinator Tim Penilai Kenakan Pangkat Guru/KS Jatim.


Narasumber menyampaikan bahwasannya naik pangkat itu mudah asal kita mampu memenuhi unsur PI/KI atau Publikasi Ilmiah dan Karya Inovatif. Ada 10 jenis PI dan 4 jenis KI. Semua bisa dipenuhi apabila kita memiliki kemampuan menulis dan meneliti. 

Salah satu unsur yang bisa kita ajukan untuk memenuhi unsur PI/KI adalah menulis buku. Sementara itu terdapat tiga unsur dalam kenaikan pangkat, yaitu PD, PI, dan KI. 

PD atau Pengembangan Diri diperoleh dari Kegiatan Kolektif Guru (KKG, MGMP) dan Diklat Fungsional Guru. Diklat Fungsional Guru harus dipilih agar bisa dinilai, yaitu yang diadakan oleh PT, lembaga diklat resmi dan organisasi profesi guru. Pengajuannya dengan mengusulkan Laporan Pengembangan Diri yang dilampiri Surat Tugas dan Sertifikat.

Yang perlu diluruskan bahwa untuk Gol. III tidak diwajibkan membuat penelitian atau PTK. Untuk menuju ke Gol. IV baru wajib minimal satu laporan penelitian dan tidak harus PTK.

Beberapa jenis buku yg bisa dinilai adalah :
 
1. Buku hasil penelitian. 
2. Buku pelajaran. 
3. Buku bidang pendidikan. 4. Buku terjemahan. 
5. Buku kumpulan puisi. 
6. Buku kumpulan cerpen.
7. Buku novel.
8. Buku dalam bentuk modul.

Buku hasil penelitian ini sebenarnya bisa dilakukan oleh semua guru. Jadi kalau kita memiliki laporan penelitian, tinggal mengubah formatnya. Bab 1 dan 2 pada penelitian menjadi Bab 1 dalam buku dan seterusnya. Lalu diterbitkan berikut ISBN. Maka ini bisa dinilai sebagai buku di bidang pendidikan.

Buku bidang pendidikan dan pelajaran serta modul maksimal bisa diajukan 3 setiap pengajuan. Untuk buku terjemahan maksimal 1 dalam setiap pengajuan.

Antologi puisi yang bisa dinilaikan apabila berjumlah minimal 20 puisi setiap penulis dengan nilai AK 2 dan apabila lebih dari 40 puisi dengan nilai AK 4 dan harus ber-ISBN. Apabila antologi cerpen, minimal 5 cerpen dengan AK 2 dan lebih dari 10 cerpen dengan AK 4.

Refleksi.

Naik pangkat itu mudah asal memiliki kemampuan menulis dan meneliti. Lakukan dengan jujur agar gaji kita berkah.




Rumah Idaman Keluarga Bahagia

 



Perkawinan merupakan ikatan suci antara dua insan manusia. Mereka saling berjanji untuk hidup bersama dalam jalinan rumah tangga keabadian, karena niat dan tujuannya bukan saja menjadi pasangan hidup sebatas di dunia akan tetapi mereka berharap kelak dapat dipersatukan kembali di syurga yang indah serta kekal abadi.

Saling mencintai, saling percaya dan saling menjaga dengan disertai ketulusan hati serta niat karena Allah merupakan pondasi penting dalam mengawali suatu rumah tangga. Terkadang hidup bersama dalam suatu rumah tangga akan dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang tidak bisa kita hindari. Sebenarnya tergantung bagaimana kita menyikapinya saja. Lagi-lagi kedewasaan sikap dapat menjadi jalan tengah untuk kembali menciptakan suasana rumah tangga yang rukun serta harmonis.

Rumah adalah istana dimana kita tinggal di dunia yang sifatnya sementara dan menjadi saksi bisu dalam melakoni biduk-biduk rumah tangga. Terkadang rumah hanya dianggap ibarat “sangkar emas” bagi istri atau “kerajaan” bagi suami. Pendapat tersebut sungguh salah kaprah dan pasti ada yang salah. Burung pun akan lebih memilih terbang ke alam lepas daripada terkurung dalam mahalnya sangkar emas. Suami juga tidak perlu bersikap seperti raja dengan menjadikan anak istrinya sebagai punggawa atau pelayan kerajaan.

Bagaimana menciptakan suasana rumah seperti layaknya syurga? Kenapa kadang kita merasakan tidak betah tinggal di rumah atau bahkan merasa tidak nyaman berada dengan pasangan kita di rumah? Suasana rumah dapat seperti syurga dan dapat pula berubah menjadi seperti neraka. Dalam hati kecil manusia pastilah menganggap bahwasannya kebahagiaan hidup berumah tangga itu tidak bisa dinilai hanya sebatas materi. Maka dari itu kita diharapkan untuk selalu mensyukuri nikmat dari apa yang sudah Tuhan berikan. Naudzubillah apabila kita termasuk dalam golongan yang kufur, yaitu golongan manusia yang mendustakan nikmat Tuhan. Dari rasa bersyukur mampu menghadirkan senyum, merasa nyaman di rumah dan kangen kembali ke rumah untu bertemu serta berkumpul bersama keluarga tercinta. Niscaya rumah kita akan seperti suasana syurga. Begitu juga  sebaliknya, apabila hati serta pikiran kita dipenuhi dengan perasaan yang tidak baik, prasangka buruk, maka kita telah menciptakan suasana neraka di rumah kita sendiri.

Berapapun besar ukuran rumah, perabotan yang serba lux serta interior mewah menghiasi rumah, belum lagi mobil sport serta motor Harley Davidson berjejer memenuhi garasi, bukan jaminan untuk bahagia dunia akhirat. Siapapun manusia bisa tergoda oleh duniawi, tetapi hanya manusia yang selalu bersyukur nikmat lah yang mampu terlepas dari beban mengejar dunia.

Betapa indahnya hidup saling mencintai, menyayangi, mengasihi dan saling menjaga. Benar ternyata syair yang mengatakan bahwasannya makan sepiring berdua di rumah akan terasa nikmat. Kekurangan materi masih bisa dicari karena sudah qodrat manusia untuk berusaha mencukupi kebutuhannya baik sandang, pangan dan papan, asal jangan mengesampingkan kebahagiaan hakiki serta selalu bersyukur dengan apa yang telah diperolehnya.

Allah menciptakan alam semesta berserta isinya agar manusia berpikir, bersyukur dan taat beribadah dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan manusia menghadap ke haribaan Tuhan dengan meninggalkan amal perbuatan yang bernilai ibadahnya.

Marilah kita jadikan rumah sebagai tempat anggota keluarga berlindung yang teduh, tenang dan nyaman untuk ditempati. Kita ciptakan juga suasana syurga di rumah dengan saling mencintai, menyayangi serta saling mengasihi karena hal tersebut merupakan salah satu bentuk ibadah apabila dilakukan dengan niat karena Allah dan hati yang tulus. Keluarga merupakan salah satu amanah dari Tuhan kepada kita, maka jagalah amanah tersebut. 

Tulisan ini dibuat dalam rangka turut memeriahkan HUT Pernikahan guru, inspirator dan motivator kami, Bapak Wijaya Kusumah (Om Jay).



Wijaya Kusumah, M.Pd.
Guru Blogger dan Pegiat Literasi
https://wijayalabs.com

Selamat HUT Perkawinan yang ke-24 (08 Maret 1998 - 08 Maret 2022), Om Jay. Semoga sehat, sukses serta bahagia selalu bersama istri dan keluarga.


Kuningan, 11 Maret 2022

Ketua Kelas BM PGRI Gelombang 23

Sigid Purwo Nugroho






Rabu, 09 Maret 2022

Menulis Autobiografi

 




Resume Pertemuan Ke-23
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Suparno, S.Pd., M.Pd
Moderator : Rosminiyati



Menulis Autobiografi. 

Kisah perjalanan hidup, suka, duka termasuk kesuksesan akan lebih bermakna apabila ditulis dalam sebuah buku autobiografi. 

Manfaatnya banyak sekali, salah satunya agar tulisan kita dapat menginspirasi orang lain termasuk menginspirasi keluarga kita sendiri.

Dari sejarah perjalanan kehidupan kita, anak  cucu bisa belajar betapa untuk mencapai kesuksesan itu butuh perjuangan yang luar biasa, maka tulislah buku biografi agar anak cucu dan orang lain tahu sejarah perjalanan kehidupan kita.

Bagaimana menyusun buku biografi? Jangan hanya membuat 1 buku tetapi minimal 3 buku sehingga kita bisa memiliki pembanding yang baik.

Langkah pertama, mulailah dengan membuat outline atau kerangka  tulisan. Misalnya dimulai dari cerita kelahiran, masa-masa sekolah TK, SD, SMP, SMA, kuliah, bekerja, menikah, punya anak, pergi jauh ke luar kota, luar negeri, dan lain-lain. Kemudian lanjutkan dengan membuat jadwal menulis dan taatilah jadwal yang telah kita buat.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan data-data pendukung, misalnya foto, buku diary, dan lain sebagainya. Setelah itu kita bisa mulai menulis per outline atau per judul.

Tulislah ibarat air mengalir saja jangan diedit terlebih dahulu, walaupun ada kesalahan biarkan saja, terus menulis sampai selesai. Tuliskan juga dengan pikiran dan perasaan, dengan akal budi  dari hasil merenung yang dalam, maka pikiran kita akan terbimbing oleh ilham  yang mengarahkan.

Ketika kita menulis kadang  muncul ilham atau ingatan  sesuatu yang pantas ditulis. Tuliskan saja judulnya dibuku yang berbeda. Kemudiaan segera kembali fokus ke outline.

Setelah semua judul sudah terbahas kemudian sisipkan judul yang terjeda tadi sesuai dengan urutan sejarah perjalanan kehidupan kita.

Agar tampilan  buku tampak  menarik dan menginspirasi, jika dalam suatu judul ada frase, atau kata-kata mutiara yang menginspirasi bisa dituliskan di atas sebelum uraian tulisan.

Kemudian lakukan editing secara teliti semaksimal kemampuannya. Selanjutnya buatlah cover buku yang baik, mintakan kata pengantar pada tokoh-tokoh terkenal. Langkah terakhir, kirimkan pada penerbit yang kita percaya.

Refleksi.

Dengan menulis buku biografi maka akan banyak orang yang mengetahui sejarah perjalanan hidup kita, maka jadikan hidup anda lebih bermakna dan tuangkan dalam goresan tinta buku biografi anda.

Senin, 07 Maret 2022

Menulis di Kala Sakit

 



Resume Pertemuan Ke-22
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Suharto, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf


Menulis di Kala Sakit.


Malam ini di kelas belajar menulis PGRI, menghadirkan Narasumber seorang guru dan penulis buku yang bernama bapak Suharto atau biasa dipanggil dengan sapaan akrab cing Ato dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis pada para peserta agar bisa membuahkan buku atau karya.

Materi Menulis di kala sakit dari Narasumber diharapkan mampu memotivasi kita yang sehat ini agar bisa meneladani cing Ato yang tetap menulis meski dalam keadaan sakit. Puluhan buku berhasil diterbitkan, namun kita yang sehat ini masih ada yang belum punya karya buku. Siapa Cing Ato, dan bagaimana sakit yang ia alami, serta mengapa ia bisa tetap menulis meski ia sakit?

Pertemuan Ke-22 secara keseluruhan pada intinya menceritakan pengalaman pribadi Narasumber dalam berkarya. Mari kita simak pemaparan Narasumber yang terbagi dalam sesi perkenalan, pemaparan materi, tanya jawab dan penutup.

Narasumber mengawali kisahnya saat tiga tahun delapan bulan masih berjuang untuk pulih dan tidak tahu sudah berapa biaya yang dikeluarkan. Cing Ato sapaan akrab Narasumber sangat yakin bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. "Saya nikmati saja ujian dari Tuhan ini sambil terus menyukuri nikmat lain yang Tuhan berikan," ujar cing Ato.

Sakit yang ia alami diibaratkan seperti pembungkus permen sebagaimana kata pak Nasrullah dalam bukunya "Magnet Rezeki". Beliau mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah  sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, cing Ato merima dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada mengandung hikmah.

Tidak ada yang cing Ato dapat lakukan dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. "Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku, kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone kita bisa membaca dan menulis," ungkapnya lebih lanjut.

Semua berawal dari tidak aktifnya cing Ato karena tubuhnya tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang ia agak stres juga karena tidak ada yang dikerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. "Sesekali saya minta televisi dihidupkan, karena tidak bisa menekan remot televisi tidak pernah ganti channel, lama-lama terasa membosankan," ujar cing Ato.

Hingga ada suara dari gawai istrinya yang tertinggal. Ia meminta pada asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dadanya dengan beralaskan bantal. Ia mencoba menyentuh gawai, ternyata bisa tersentuh. Setelah istrinya pulang dari mengajar ia bertanya kepada istrinya dimana  gawainya. Maklum sudah 1,6 tahun ia tidak melihat gawai. Istrinya pun langsung mengambilkan gawai. Ia kemudian meminta dibelikan paket internet dan berganti nomor, karena nomor yang lama sudah tidak aktif.

Dari sinilah cing Ato lacak akun Facebooknya. Butuh waktu tiga hari baru menemukan kembali paswordnya. Mulailah ia menulis dan memposting kondisinya. Dapat satu pekan menulis timbul dalam pikiran. Kenapa cing Ato tidak menulis apa yang sedang  dialaminya saja. Akhirnya ia menuliskan mulai dari ia terserang penyakit, dirawat di Rumah Sakit, bagaimana menjalani selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan ia tutup tulisan sampai kembali ke Madrasah.

Narasumber menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat Dumai. Bahkan tulisannya dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Pembaca pun diajak menentukan judul artikel terakhir. Banyak yang memberikan judul artikel terakhir. Ia memilih "Kembali ke Madrasah", karena kisahnya berawal dari Madrasah lalu ke rumah sakit dan tak pernah kembali selama 18 bulan.

Ketika dipertengahan jalan ada sahabat sekaligus seorang Narasumber yang memberikan ilmu kepadanya ketika ia ikut pelatihan dengan KSGN. Beliau menghubungi cing Ato dan sempat mengikuti tulisannya. Beliau bertanya-tanya tentang tulisan yang ia tulis. Apakah cing Ato sedang menulis kisah orang atau kisah sendiri, karena tokoh utama diganti dengan kata "AKU".

Beliau langsung menghubungi Narasumber lewat video call. Otomatis beliau melihat kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan cing Ato dari awal. Baru seperempat jalan beliau tidak sanggup lagi membacanya.

Seminggu berselang Om Jay menghubungi kembali lewat video call. Beliau pun terharu tetapi beliau salut dan mengapresiasi tulisan Narasumber. Dari sinilah Om Jay mengajaknya untuk ikutan pelatihan menulis. Cing Ato pun ikut walau terkadang tubuhnya tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa dibaca pada siang hari. Selanjutnya materi tersebut ia simpan di blog lalu dijadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi".

Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan Narasumber. Dan tulisannya semakin hidup, karena semua benda yang ada disekitar ruang RS turut ia ikut sertakan dan visualisasikan seperti suatu yang bernyawa. Kalau kata Om Budiman salah satu Narasumber pelatihan ini disebut dengan istilah CERPENTING (cerita pendek tidak penting). 



Buku tersebut Narasumber beri judul "GBS Menyerangku", kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.

Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah ia miliki. Semuanya Narasumber simpan di Facebook dan blogspot. Dari artikel inilah kemudian ia jadikan buku kedua ketika sakit, yaitu "Menuju Pribadi Unggul". Untuk memperindah tulisan dibuku, ia berguru dan langsung dibimbing oleh bapak Akbar Zaenudin. Setelah jadi, beliau menyarankan untuk mencoba dikirim ke Penerbit Mayor. Cing Ato tidak bersedia, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. 2/3 tulisan di blog belum ia bukukan lagi hingga sekarang karena menulis bentuk buku yang lain.

Hampir setiap hari cing Ato menulis, kebetulan masa Pandemi Covid-19 terjadi, sehingga hampir dua tahun bekerja dari rumah. Waktu-waktu kosong itulah ia manfaatkan untuk menulis. Ia tidak bisa tidur sebelum mendapatkan ide untuk menulis. Sehingga terkadang banyak menerawang sampai dapat ide apa yang besok ia tulis.

Daftar buku solo cing Ato antara lain :

1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018
2. GBS Menyerangku 2020
3. Menuju Pribadi Unggul 2020
4. Kompilasi Kisah Inspiratif 2021
5. Belajar Tak Bertepi 2021
6. Aisyeh Menunggu Cinta (Roman Betawi) 2021
7. Menepis Kesulitan Menulis 2021
8. Gadis Pemikat (cerpen) 2022
9. Kado Khusus Sang Bintang (motivasi belajar) 2022
10. Lentera Ramadan 2022

Ada pula naskah buku yang sedang digarap yaitu :

11. Catatan Harian Guru Blogger Madrasah
12. Cing Ato Belajar pantun
13. Cing Ato Belajar puisi
14. Menulis Dikala Sakit.

Buku "GBS Menyerangku" pernah diresensi oleh Prof. Dr. Ngainun Naim. Buku "Menepis Kesulitan" diresensi oleh guru dari Kalimantan Barat dan menghantarkan beliau menjadi sang juara.

Narasumber dalam bukunya Motivas Menulis menyampaikan bahwasannya menulis itu adalah :

1. Untuk menambah amal ibadah. Di saat tak berdaya saya berpikir apa yang bisa menambah amal ibadah pada saat saya sakit. Waktu sehat saya sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa saya tidak menulis saja di medsos. Akhirnya saya menulis tentang karakter yang berkaitan membangun diri menjadi manusia unggul. 

"Alhamdulillah, banyak yang memberikan apresiasi dan menunggu-nunggu kehadiran tulisan berikutnya," papar cing Ato. Dari menulis inilah Tuhan memberikan apa yang tidak duga. Justru disaat sakit ia mendapatkannya, diantara lain :
  • Kebanjiran teman yang ingin bersahabat.
  • Banyak yang konsultasi tentang menulis.
  • Dapat panggilan menulis dari adik saya di Pusdatin (gara-gara dia melihat dan membaca tulisan-tulisannya di medsos).
  • Kedatangan para yuotuber.
  • Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI.
  • Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai "Pahlawan pendidikan" Jakarta.
  • Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku, dan lain sebagainya.

2. Untuk kenaikan pangkat. Kebetulan ia udah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-temannya sudah mau ke-IV b saya masih di III d. Alhamdulillah Januari ini ia mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.

3. Untuk kebanggaan, motivasi dan inspirasi. Agar anak-anaknya yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman agar bergerak dan keluar dari zona nyamannya.

4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. Hapalan atau ingatan terkadang lupa, maka itu perlu dipatri di dalam sebuah ikatan yaitu buku.

Tidak berhenti dibidang menulis saja, ia pun merambah ke bidang desain cover buku, flayer dan layout buku. 

Disamping ikut pelatihan menulis cing Ato juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar hingga ia bisa membuat cover buku sendiri.

Narasumber juga banyak membantu teman-temannya  untuk membuat cover bukunya dengan gratis juga dipercaya untuk membantu membuat desain cover buku dan flayer di Penerbit YPTD.

Narasumber siap membantu peserta BM untuk membuatkan cover pada pelatihan ini. Silahkan kirim judul dan sinopsisnya. Cukup dengan gawai melalui aplikasi Canva langsung jadi. Kalau mau belajar otodidak silahkan lihat di youtube saya chanel "Suharto MTsN 5 Jakarta", ungkap cing Ato.

Bagaimana menulis bagi pemula? Kata siapa menulis itu mudah, menulis itu sulit. Mereka yang bilang mudah karena mereka sudah punya pengalaman. Yang sering menulis saja terkadang masih mengalami kesulitan dalam menulis. Apalagi bagi pemula.

Tanya kalau tidak percaya kepada teman-teman yang belum pernah menulis. Atau ajak mereka menulis. Pasti mereka bilang saya tidak bisa menulis, saya tidak berbakat, saya bingung menulis apa, dan sejumlah lontaran alasan yang pasti di dapat. 

Narasumber juga dulu pernah seperti itu, tapi ia tidak diam saja. Ia berusaha untuk tahu rahasia menulis. Maka itu, Narasumber mencari pelatihan menulis. Bertemulah ia dengan Om Jay, lalu bertanya kepadanya dan pertanyaannya dianggap bagus sehingga mendapatkan hadiah dari beliau.

Pertanyaan yang sederhana sekali, "pak saya bingung untuk menulis, bagaimana cara untuk mengawalinya dan mengakhirinya? Terus apa yang saya harus tulis? Ya, begitulah diantara bunyi pertanyaannya. Om Jay menjawab :
  1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai.
  2. Tulis apa yang pernah kita alami dan rasakan.
  3. Tulis apa yang ada di sekitar kita.
  4. Gunakan bahasa yang sederhana yang terpenting pesan tersampaikan.
Setelah cing Ato ketemu kuncinya, ia awali menulis apa yang pernah dialami dan dirasakannya. Kemudian ia tulislah buku memori tentang  menuntut ilmu dari sejak tingkat SD sampai menjadi guru ASN di Kementerian Agama. Jadilah buku "Mengejar Azan" dan "GBS Menyerangku".

Akhirnya menulis  yang tadinya terasa sulit setelah mengetahui kuncinya menjadi mudah. Maka itu, Narasumber menulis buku "Menepis Kesulitan Menulis". Buku ini cocok untuk penulis pemula.

Refleksi.

Manusia terbaik adalah manusia yang memiliki banyak kebermanfaatan bagi sesamanya. 

Ketika orang tidak bisa menulis, karena belum mendapatkan kuncinya, maka jika sudah mendapatkan, maka dengan kunci itu dia akan mudah berselancar mengarungi bahtera literasi.

Jumat, 04 Maret 2022

Menjadi Penulis Buku Mayor

 




Resume Pertemuan Ke-21
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : Widya Setianingsih



Menjadi Penulis Penerbit Mayor.


Bermimpilah setinggi langit dan gapailah bulan yang bersinar, andai kau terjatuh maka kau akan berada bersama dengan bintang-bintang.

Bila dikaitkan dengan impian penulis buku termasuk apa yang saya alami, terkadang muncul rasa tidak percaya diri dalam memulai melangkah pada hal yang lebih besar.

"Don’t be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single step. Dream, believe and make it hapend, you can do anything if you believe it."

Jangan takut melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dari satu langkah. Bermimpi, percaya dan buat itu terjadi, kamu dapat melakukan apapun asalkan kamu percaya.

Luar biasa kalimat motivasi yang disampaikan oleh Moderator pada awal pertemuan. Intinya, yakinlah dengan kemampuan yang kita miliki dan jangan berhenti belajar. Kita pun dapat menjadi salah satu penulis dari Penerbit Mayor.

Narasumber malam ini bapak Joko Irawan Mumpuni dari Penerbit Mayor akan membahas tentang menjadi penulis dari Penerbit Mayor. Pertemuan yang dibagi menjadi empat sesi yaitu perkenalan, penyampaian materi, tanya jawab dan penutup telah siap untuk saya ikuti dan membuat resumenya.

Apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor?

Apa kriteria Penerbiat Mayor, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini?

Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini, orang hanya mengenal Penerbit Mayor dan Penerbit Minor.

Masing-masing punya pendapat mengenai apa yang membedakan Penerbit Mayor dan Penerbit Minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu jumlah terbitan buku pertahun Penerbit Mayor jauh lebih banyak dibanding Penerbit Minor. 

Berapa jumlahnya? Masing-masing juga punya pendapat sendiri.

Ada ribuan Penerbit di Indonesia namun yang telah disebut sebagai Penerbit Mayor hanya sedikit, bisa dihitung dengan jari dan Penerbit ANDI adalah salah satunya.

Mengapa penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh Penerbit Mayor? Tentunya naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, Penerbit Mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juga jaringan pemasaran yang lebih luas.

Agar karyanya bisa masuk diterima diterbitkan oleh Penerbit Mayor harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 hingga 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sampai dengan 60 judul saja. Tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau ditolak.

Karena begitu sulitnya menembus Penerbit Profesional, baik yang Penerbit Minor apalagi Penerbit Mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri. Penerbit seperti ini kitas sebut dengan Penerbit Indie.



Penerbitan adalah Badan Usaha yang mencari keuntungan dengan melibatkan banyak pihak yang semuanya penting. 

Ciri-ciri Penerbit yang baik antara lain yaitu :
  • Memiliki visi dan misi yang jelas;
  • Memiliki bussines core lini produk tertentu;
  • Pengalaman Penerbit, Jaringan pemasaran;
  • Memiliki percetakan sendiri;
  • Keberanian mencetak jumlah eksemplar;
  • Kejujuran dalam pembayaran royalti.
Peluang potensi pasar paling besar, itu seperti apa maksudnya? Yang ditolak Penerbit Mayor hanya naskah yang temanya tidak populer dan penulisnya juga tidak populer. Tema populer dapat ditemukan dengan Google Trend. 

Sedangkan untuk tema Pemasaran tidak pernah turun tetapi terus naik. Bagi para penulis pilihlah tema-tema yang trendnya naik terus, itulah yang disukai Penerbit.

Bagaimana cara Penerbit mengecek apakah penulis tersebut Populer? Penerbit akan melacak profil penulis dari berbagai sumber: 
  1. Berapa banyan teman/pengikut di sosial media.
  2. Seberapa aktif digrup yang diikuti akan lebih baik kalau penulis ini sebagai adminnya dengan jumlah anggota ratusan ribu. 
  3. Apakah penulis ini punya blog sendiri dan seberapa aktif serta bagimana repon pembacanya. 
  4. Google Scholar adalah yang paling dicermati oleh Penerbit.
Jadi segeralah buat akun  Google Schoolar sehingga penerbit akan menemukan anda dengan mudah.

Berapa oplah (jumlah cetakan) yang akan dibuat oleh penerbit? Jawabnya tergantung dari kwadran berikut ini :



Ilmu-ilmu murni akan memiliki lifecycle yang panjang, sampai bertahun-tahun buku itu akan dicetak ulang terus karena laku serta tidak perlu direvisi.

Market lebar artinya banyak dibutuhkan oleh masyarakat, jika itu buku pelajaran maka jumlah siswa/mahasiswanya sangat banyak.



Pertanyan lain yang sering muncul adalah Penerbit ANDI memakai gaya selingkung apa? Pada umumnya Penerbit memakai gaya selingkung semua yang ada di dunia.


Refleksi.

Jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Semangat dan kerja keras diperlukan agar dapat menjadi penulis yang baik.


Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...