Resume Pelatihan GMLD
Pertemuan Ke-17
Oleh : Sigid Purwo Nugroho, S.H., S.Pd
Berbagi Praktik Baik Literasi Digital.
Data penggunaan internet di Indonesia yaitu jumlah pengguna 274, 9 juta, pengguna ponsel 345,3 juta, pengguna internet 202, 6 juta sedangkan pengguna media sosial 170 juta.
Aktifitas masyarakat pengguna internet di Indonesia juga sangat luar biasa sekali, baik itu internet devica, media sosial online, game, podcast, broadcast, musik, dan sebagainya.
Apakah yang dimaksud dengan literasi digital:
Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkannya.
Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan dan lain sebagainya.
Manfaat literasi digital antara lain yaitu:
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi.
3. Menambah penguasaan kosa kata indivividu, dari berbagai informasi yang dibaca.
4. Meningkatkan kemampuan verbal individu.
5. Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu.
6. Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis informasi.
Hubungan literasi digital dalam dunia pendidikan.
Hubungan literasi digital dengan dunia pendidikan adalah literasi digital mampu mengembangkan dunia pendidikan. Literasi digital yang semakin baik akan membuka akses informasi yang lebih luas. Dengan cara ini kualitas sektor pendidikan dapat ditingkatkan.
Relevansi literasi digital pada pembelajaran di masa pandemi.
Menurut menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan tekhnologi, Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa pemanfaatan tekhnologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan kemajuan khususnya di masa Pandemi Covid-19. Namun, terdapat syarat wajib yang harus dipenuhi yakni pemanfaatan tekhnologi secara tepat sasaran dan kecakapan digital. Kecakapan digital mencakup kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber digital secara bijak.
Kecakapan digital adalah kemampuan individu daam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang, meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.
Kenapa literasi digital harus diajarkan pada dunia pendidikan?
Dekatnya anak-anak dengan media sosial rentan terhadap pengaruh negatif. Kemudian dengan pemahaman literasi digital juga dapat mencegah terjadinya cyber bullying atau phising atau penipuan dengan berkedok iming-iming di dunia digital inilah yang perlu diedukasikan kepada anak-anak kita.
Berikut ini adalah contoh-contoh literasi digital:
1. Contoh literasi digital di sekolah.
- Komunikasi dengan guru atau teman menggunakan media sosial.
- Mengirim tugas sekolah lewat email.
- Pembelajaran dengan cara online lewat aplikasi ataupun web.
- Mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet.
2. Contoh literasi digital di rumah.
- Melakukan penulusuran dengan menggunakan browser.
- Mendengarkan musik dari layanan streaming resmi.
- Melihat tutorial memasak di internet.
- Menggunakan laptop yang tersambung ke internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan.
Tujuan pembelajaran literasi digital di sekolah.
Tujuan pembelajaran literasi digital di sekolah antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas guru untuk menyajikan pembelajaran yang menarik bagi siswa melalui pemanfaatan media digital;
2. Mengintegrasikan kompetensi dasar dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan digital;
3. Menumbuhkan karakter baik melalui pemanfaatan media digital dengan mengutamakan etika dan norma sosial.
Manfaat literasi digital bagi siswa :
1. Meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi.
2. Menambah penguasaan 'kosa kata' siswa, dari berbagai informasi yang dibaca.
3. Meningkatkan kemampuan verbal siswa.
4. Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi siswa.
Praktik baik terintegrasi dengan mata pelajaran.
Implemantasi literasi digital dalam Gerakan
Literasi Sekolah perlu ditanamkan dalam proses pembelajaran yang terstruktur, atau
setidaknya terintegrasi dengan proses pembelajaran. Tujuannya adalah agar ada
pengawasan terhadap penggunaan media-media digital. Keterampilan ini harus
terakomodasi di ruang kelas maupun lingkungan sekolah, sehingga harus
dimanfaatkan secara maksimal untuk kecakapan kognitif, sosial, bahasa, visual, dan
spiritual. Kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran dalam Gerakan Literasi
Sekolah sebenarnya sudah mengacu pada upaya membiasakan peserta didik untuk
gemar membaca. Namun dengan diimplementasikannyaliterasi digital dalam gerakan
Literasi sekolah, diharapkan memberi keuntungan lebih bagi warga sekolah khususnya
peserta didik untuk dapat menyebarkan gagasan dan mencari sumber informasi yang
dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, penggunaan literasi digital dipercaya
mampu memberikan inovasi pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan kekinian.
Literasi digital dalam gerakan literasi sekolah.
Gerakan literasi sekolah telah digagas oleh kemendikbud pada tahun 2015.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
budaya pemahaman informasi yang kritis, analitis, dan reflektif
(Kemendkikbud,2016). Gerakan ini diterapkan sebagai upaya untuk menumbuhkan
semangat membaca di kalangan pelajar. Literasi sendiri dimaknai sebagai kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas, antara lain membaca, menyimak, menulis, dan berbicara.
Derasnya arus informasi berbasis digital menuntut peserta didik untuk lebih
cermat memahami informasi yang berkualitas. Merujuk pada pendapat (O’Brein &
Scharber, 2008) bahwa literasi digital dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran
yang aktual. Penggunaan media digital ini tidak hanya memudahkan, tetapi juga
memberikan gambaran lain yang autentik tentang media digital. Adapun manfaat lain,
yaitu meningkatkan minat membaca di luar jam sekolah, meningkatkan
rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik, dan menumbuh kembangkan
penggunaan sumber bacaan yang aktual.
Implementasi literasi digital dalam gerakan literasi sekolah.
Agar sekolah mampu mengembangkan buadaya literasi dengan baik, maka
harus memperhatikan tiga hal berikut ini :
1. Mengkondisikan lingkungan fisik
ramah literasi. Cara yang bisa ditempuh dengan pengembangan budaya memajang
karya peserta didik di seluruh area sekolah. Agar suasana tercipta dinamis, dapat dilakuan penggantian secara rutin, sehingga akan memberikan kesempatan pada
semua peserta didik untuk menjadi perhatian.
2. Mengupayakan lingkungan
sosial dan afektif sekolah sebagai media komunikasi dan interaksi yang literat.
Lingkungan sosial dan afektif dibentuk dan dikembangkan dengan cara pemberian
pengakuan atas pencapaian peserta didik, seperti pemberian penghrgaan,
penyelengaraan festval buku, dan lain sebagainya.
3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan
akademik yang literat. Sekolah membuatperencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi
di sekolah termasuk membentuk tim literasi sekolah yang bertugas untuk membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program.
Pembelajaran berbasis literasi mengakomodasi pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik yang didorong untuk mencari informasi melalui berbagai referensi,
baik berupa materi cetak maupun digital. Implematasi literasi digital dalam gerakan
literasi sekolah dilakukan melalui tahap pembiasaan, pengembangan, dan
pembelajaran.
Tahap pertama adalah tahap pembiasaan. Kegiatan yang dapat dilakukan pada
tahap ini antara lain 15 menit membaca buku non pelajaran, pembuatan jurnal
membaca siswa, penyipan sarana literasi (penyediaan buku, area bacaaan, dan akses
internet), menciptakan lingkungan kelas atau sekolah yang nyaman untuk membaca,
pembimbingan literasi digital secara bertanggungjawab, serta memperkenalkan etika
perilkau dan hukum dalam menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi.
Tahap kedua, tahap pengembangan. Pada tahap ini, kegiatan yang dapat
dilakukan adalah 15 menit membaca buku nonpelajaran, pembuatan respon bacaan,
penilaian nonakademik, pembuatan bahan kaya teks oleh siswa, pembimbingan
penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan literasi, serta pengenalan
penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mncari informasi.
Tahap ketiga, tahap pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini antara lain 15
menit membaca buku nonpelajaran, pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam
pembelajaran, pengembangan kemapuan literasi digital dalam pembelajaran bagi
pengajar dan peserta didik, penilaian akademik, pengembangan lingkungan fisik,
sosial, afektif, dan akademik, serta memilih cara dan jenis literasi digital yang tepat
untuk proses pembelajaran, produksi pengetahuan, dan peyebarannya.
Implematasi program literasi digital dalam gerakan literasi sekolah diharapkan
dapat mendorong peserta didik dan warga sekolah lainnya dalam mendukung
keteramapilan Abad 21, sebagaimana dijelaskan penggunaan computer untuk
mendukung 4C (Zoraini, 2014), The Four Cs of 21st Century Skills, yaitu :
(1) Critical
Thinker, peserta didik didorong untuk berfikir kritis dan mampu memacahkan masalah
dengan cara diberi permasalahan dalam pembelajaran, dipancing bertanya, dan
berupaya mencari pemecahan masalah dengan mencari berbagai informasi melalui
internet;
(2) Communicator, peserta didik dilatih untuk memahami dan
mengkomunikasikan ide. Setelah memahami apa yang dipelajari, peserta ddik
didorong untuk membagikan ide-ide yang telah menjadi gagasan-gagasan sebagaiman
apa yang telah diperolehnya melalui kegiatan berliterasi;
(3) Collaborator,
kemampuan bekerjasama dalam mekukan pekerjaan bersama orang lain, oleh karena
itu dengan literasi digital perserta didik dilatih untuk beker sama dengan orang lain,
kelompok lain, bidang lain, denganc ara berbagi informasi dan pengalaman melalui
media komputer;
(4) Creator, kemampuan menjadi kreator sangan diperlukan untuk
menghasilkan pekerjaan dengan kualitas tinggi.
Wah pbsigit singkat dan cepat ayo ,p sudah jadi dong buku solonya
BalasHapusmohon ditambahkan penjelkasan beberapa paragraf, tks
BalasHapusSiap pak.
HapusMantap pak sigit,tinggal 3 pertemuan lagi semangat
BalasHapusResumnya singkat jelas dan padat
BalasHapusLuar biasa... Semakin top nomor wahid
BalasHapusSuper lengkap dan semakin faham materinya kalau membaca hasil resume pak Sigit๐๐๐
BalasHapusKeren pak, lengkap
BalasHapus