Rabu, 08 Desember 2021

Berbagi Praktik Baik Literasi Digital

  



Resume Pelatihan GMLD
Pertemuan Ke-17
Oleh : Sigid Purwo Nugroho, S.H., S.Pd


Berbagi Praktik Baik Literasi Digital.

Data penggunaan internet di Indonesia yaitu jumlah pengguna 274, 9 juta, pengguna ponsel 345,3 juta, pengguna internet 202, 6 juta sedangkan pengguna media sosial 170 juta.

Aktifitas masyarakat pengguna internet di Indonesia juga sangat luar biasa sekali, baik itu internet devica, media sosial online, game, podcast, broadcast, musik, dan sebagainya.

Apakah yang dimaksud dengan literasi digital:

Literasi digital adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkannya.

Literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan dan lain sebagainya.

Manfaat literasi digital antara lain yaitu:

1. Menambah wawasan individu, kgiatan mencari dan memahami informasi.
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi.
3. Menambah penguasaan kosa kata indivividu, dari berbagai informasi yang dibaca.
4. Meningkatkan kemampuan verbal individu.
5. Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu.
6. Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis informasi.

Hubungan literasi digital dalam dunia pendidikan.

Hubungan literasi digital dengan dunia pendidikan adalah literasi digital mampu mengembangkan dunia pendidikan. Literasi digital yang semakin baik akan membuka akses informasi yang lebih luas. Dengan cara ini kualitas sektor pendidikan dapat ditingkatkan.

Relevansi literasi digital pada pembelajaran di masa pandemi.

Menurut menteri pendidikan, kebudayaan, riset dan tekhnologi, Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan bahwa pemanfaatan tekhnologi mampu mengakselerasi transformasi pendidikan dan mendorong lompatan kemajuan khususnya di masa Pandemi Covid-19. Namun, terdapat syarat wajib yang harus dipenuhi yakni pemanfaatan tekhnologi secara tepat sasaran dan kecakapan digital. Kecakapan digital mencakup kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber digital secara bijak.

Kecakapan digital adalah kemampuan individu daam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.

Etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan individu dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang, meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Kenapa literasi digital harus diajarkan pada dunia pendidikan?


Dekatnya anak-anak dengan media sosial rentan terhadap pengaruh negatif. Kemudian dengan pemahaman literasi digital juga dapat mencegah terjadinya cyber bullying atau phising atau penipuan dengan berkedok iming-iming di dunia digital inilah yang perlu diedukasikan kepada anak-anak kita.

Berikut ini adalah contoh-contoh literasi digital:

1. Contoh literasi digital di sekolah.
- Komunikasi dengan guru atau teman menggunakan media sosial.
- Mengirim tugas sekolah lewat email.
- Pembelajaran dengan cara online lewat aplikasi ataupun web.
- Mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet.

2. Contoh literasi digital di rumah.
- Melakukan penulusuran dengan menggunakan browser.
- Mendengarkan musik dari layanan streaming resmi.
- Melihat tutorial memasak di internet.
- Menggunakan laptop yang tersambung ke internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan.

Tujuan pembelajaran literasi digital di sekolah.

Tujuan pembelajaran literasi digital di sekolah antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kapasitas guru untuk menyajikan pembelajaran yang menarik bagi siswa melalui pemanfaatan media digital;

2. Mengintegrasikan kompetensi dasar dalam pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan digital;

3. Menumbuhkan karakter baik melalui pemanfaatan media digital dengan mengutamakan etika dan norma sosial.

Manfaat literasi digital bagi siswa :

1. Meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi.
2. Menambah penguasaan 'kosa kata' siswa, dari berbagai informasi yang dibaca.
3. Meningkatkan kemampuan verbal siswa.
4. Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi siswa.

Praktik baik terintegrasi dengan mata pelajaran.

Implemantasi literasi digital dalam Gerakan Literasi Sekolah perlu ditanamkan dalam proses pembelajaran yang terstruktur, atau setidaknya terintegrasi dengan proses pembelajaran. Tujuannya adalah agar ada pengawasan terhadap penggunaan media-media digital. Keterampilan ini harus terakomodasi di ruang kelas maupun lingkungan sekolah, sehingga harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kecakapan kognitif, sosial, bahasa, visual, dan spiritual. Kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran dalam Gerakan Literasi Sekolah sebenarnya sudah mengacu pada upaya membiasakan peserta didik untuk gemar membaca. Namun dengan diimplementasikannyaliterasi digital dalam gerakan Literasi sekolah, diharapkan memberi keuntungan lebih bagi warga sekolah khususnya peserta didik untuk dapat menyebarkan gagasan dan mencari sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, penggunaan literasi digital dipercaya mampu memberikan inovasi pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan kekinian.



 
Literasi digital dalam gerakan literasi sekolah.

Gerakan literasi sekolah telah digagas oleh kemendikbud pada tahun 2015. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui budaya pemahaman informasi yang kritis, analitis, dan reflektif (Kemendkikbud,2016). Gerakan ini diterapkan sebagai upaya untuk menumbuhkan semangat membaca di kalangan pelajar. Literasi sendiri dimaknai sebagai kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. 

Derasnya arus informasi berbasis digital menuntut peserta didik untuk lebih cermat memahami informasi yang berkualitas. Merujuk pada pendapat (O’Brein & Scharber, 2008) bahwa literasi digital dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran yang aktual. Penggunaan media digital ini tidak hanya memudahkan, tetapi juga memberikan gambaran lain yang autentik tentang media digital. Adapun manfaat lain, yaitu meningkatkan minat membaca di luar jam sekolah, meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik, dan menumbuh kembangkan penggunaan sumber bacaan yang aktual.

Implementasi literasi digital dalam gerakan literasi sekolah.

Agar sekolah mampu mengembangkan buadaya literasi dengan baik, maka harus memperhatikan tiga hal berikut ini : 

1. Mengkondisikan lingkungan fisik ramah literasi. Cara yang bisa ditempuh dengan pengembangan budaya memajang karya peserta didik di seluruh area sekolah. Agar suasana tercipta dinamis, dapat dilakuan penggantian secara rutin, sehingga akan memberikan kesempatan pada semua peserta didik untuk menjadi perhatian. 

2. Mengupayakan lingkungan sosial dan afektif sekolah sebagai media komunikasi dan interaksi yang literat. Lingkungan sosial dan afektif dibentuk dan dikembangkan dengan cara pemberian pengakuan atas pencapaian peserta didik, seperti pemberian penghrgaan, penyelengaraan festval buku, dan lain sebagainya. 

3. Mengupayakan sekolah sebagai lingkungan akademik yang literat. Sekolah membuatperencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah termasuk membentuk tim literasi sekolah yang bertugas untuk membuat perencanaan, pelaksanaan, dan asesmen program.

Pembelajaran berbasis literasi mengakomodasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik yang didorong untuk mencari informasi melalui berbagai referensi, baik berupa materi cetak maupun digital. Implematasi literasi digital dalam gerakan literasi sekolah dilakukan melalui tahap pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. 

Tahap pertama adalah tahap pembiasaan. Kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain 15 menit membaca buku non pelajaran, pembuatan jurnal membaca siswa, penyipan sarana literasi (penyediaan buku, area bacaaan, dan akses internet), menciptakan lingkungan kelas atau sekolah yang nyaman untuk membaca, pembimbingan literasi digital secara bertanggungjawab, serta memperkenalkan etika perilkau dan hukum dalam menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi. 

Tahap kedua, tahap pengembangan. Pada tahap ini, kegiatan yang dapat dilakukan adalah 15 menit membaca buku nonpelajaran, pembuatan respon bacaan, penilaian nonakademik, pembuatan bahan kaya teks oleh siswa, pembimbingan penggunaan komputer dan internet untuk kegiatan literasi, serta pengenalan penggunaan berbagai bahan referensi cetak dan digital untuk mncari informasi. 

Tahap ketiga, tahap pembelajaran. Kegiatan pada tahap ini antara lain 15 menit membaca buku nonpelajaran, pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran, pengembangan kemapuan literasi digital dalam pembelajaran bagi pengajar dan peserta didik, penilaian akademik, pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik, serta memilih cara dan jenis literasi digital yang tepat untuk proses pembelajaran, produksi pengetahuan, dan peyebarannya. 

Implematasi program literasi digital dalam gerakan literasi sekolah diharapkan dapat mendorong peserta didik dan warga sekolah lainnya dalam mendukung keteramapilan Abad 21, sebagaimana dijelaskan penggunaan computer untuk mendukung 4C (Zoraini, 2014), The Four Cs of 21st Century Skills, yaitu :

(1) Critical Thinker, peserta didik didorong untuk berfikir kritis dan mampu memacahkan masalah dengan cara diberi permasalahan dalam pembelajaran, dipancing bertanya, dan berupaya mencari pemecahan masalah dengan mencari berbagai informasi melalui internet; 

(2) Communicator, peserta didik dilatih untuk memahami dan mengkomunikasikan ide. Setelah memahami apa yang dipelajari, peserta ddik didorong untuk membagikan ide-ide yang telah menjadi gagasan-gagasan sebagaiman apa yang telah diperolehnya melalui kegiatan berliterasi; 

(3) Collaborator, kemampuan bekerjasama dalam mekukan pekerjaan bersama orang lain, oleh karena itu dengan literasi digital perserta didik dilatih untuk beker sama dengan orang lain, kelompok lain, bidang lain, denganc ara berbagi informasi dan pengalaman melalui media komputer; 

(4) Creator, kemampuan menjadi kreator sangan diperlukan untuk menghasilkan pekerjaan dengan kualitas tinggi.




8 komentar:

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...