Senin, 07 Maret 2022

Menulis di Kala Sakit

 



Resume Pertemuan Ke-22
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Suharto, M.Pd
Moderator : Dail Ma'ruf


Menulis di Kala Sakit.


Malam ini di kelas belajar menulis PGRI, menghadirkan Narasumber seorang guru dan penulis buku yang bernama bapak Suharto atau biasa dipanggil dengan sapaan akrab cing Ato dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis pada para peserta agar bisa membuahkan buku atau karya.

Materi Menulis di kala sakit dari Narasumber diharapkan mampu memotivasi kita yang sehat ini agar bisa meneladani cing Ato yang tetap menulis meski dalam keadaan sakit. Puluhan buku berhasil diterbitkan, namun kita yang sehat ini masih ada yang belum punya karya buku. Siapa Cing Ato, dan bagaimana sakit yang ia alami, serta mengapa ia bisa tetap menulis meski ia sakit?

Pertemuan Ke-22 secara keseluruhan pada intinya menceritakan pengalaman pribadi Narasumber dalam berkarya. Mari kita simak pemaparan Narasumber yang terbagi dalam sesi perkenalan, pemaparan materi, tanya jawab dan penutup.

Narasumber mengawali kisahnya saat tiga tahun delapan bulan masih berjuang untuk pulih dan tidak tahu sudah berapa biaya yang dikeluarkan. Cing Ato sapaan akrab Narasumber sangat yakin bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. "Saya nikmati saja ujian dari Tuhan ini sambil terus menyukuri nikmat lain yang Tuhan berikan," ujar cing Ato.

Sakit yang ia alami diibaratkan seperti pembungkus permen sebagaimana kata pak Nasrullah dalam bukunya "Magnet Rezeki". Beliau mengatakan ujian dan musibah laksana sebuah permen. Pembungkusnya adalah musibah, tetapi di balik pembungkus itu Allah  sudah sediakan berjuta kenikmatan. Maka itu, cing Ato merima dengan ikhlas dan banyak bersyukur. Intinya dibalik segala sesuatu ada mengandung hikmah.

Tidak ada yang cing Ato dapat lakukan dalam kondisi serba keterbatasan, kecuali membaca dan menulis. "Dahulu menulis dengan alat tulis dan membaca harus membuka buku, kini zaman teknologi cukup dengan gawai/smartphone kita bisa membaca dan menulis," ungkapnya lebih lanjut.

Semua berawal dari tidak aktifnya cing Ato karena tubuhnya tidak bisa bergerak selama satu tahun. Terkadang ia agak stres juga karena tidak ada yang dikerjakan, hanya melamun seorang diri di kamar. "Sesekali saya minta televisi dihidupkan, karena tidak bisa menekan remot televisi tidak pernah ganti channel, lama-lama terasa membosankan," ujar cing Ato.

Hingga ada suara dari gawai istrinya yang tertinggal. Ia meminta pada asisten rumah tangga untuk mengambilkan dan meletakkan di atas dadanya dengan beralaskan bantal. Ia mencoba menyentuh gawai, ternyata bisa tersentuh. Setelah istrinya pulang dari mengajar ia bertanya kepada istrinya dimana  gawainya. Maklum sudah 1,6 tahun ia tidak melihat gawai. Istrinya pun langsung mengambilkan gawai. Ia kemudian meminta dibelikan paket internet dan berganti nomor, karena nomor yang lama sudah tidak aktif.

Dari sinilah cing Ato lacak akun Facebooknya. Butuh waktu tiga hari baru menemukan kembali paswordnya. Mulailah ia menulis dan memposting kondisinya. Dapat satu pekan menulis timbul dalam pikiran. Kenapa cing Ato tidak menulis apa yang sedang  dialaminya saja. Akhirnya ia menuliskan mulai dari ia terserang penyakit, dirawat di Rumah Sakit, bagaimana menjalani selama di rumah sakit, peristiwa-peristiwa yang terjadi selama sakit, dan ia tutup tulisan sampai kembali ke Madrasah.

Narasumber menulis sesuai kronologis yang terjadi, jadi secara berurutan. Seperti melihat sinetron berseri. Banyak apresiasi dari sahabat Dumai. Bahkan tulisannya dinantikan dan ditunggu kehadirannya. Pembaca pun diajak menentukan judul artikel terakhir. Banyak yang memberikan judul artikel terakhir. Ia memilih "Kembali ke Madrasah", karena kisahnya berawal dari Madrasah lalu ke rumah sakit dan tak pernah kembali selama 18 bulan.

Ketika dipertengahan jalan ada sahabat sekaligus seorang Narasumber yang memberikan ilmu kepadanya ketika ia ikut pelatihan dengan KSGN. Beliau menghubungi cing Ato dan sempat mengikuti tulisannya. Beliau bertanya-tanya tentang tulisan yang ia tulis. Apakah cing Ato sedang menulis kisah orang atau kisah sendiri, karena tokoh utama diganti dengan kata "AKU".

Beliau langsung menghubungi Narasumber lewat video call. Otomatis beliau melihat kondisi yang sebenarnya. Kurus seperti tengkorak hidup, suara tidak jelas, selang NGT masih menempel di hidung, selang ventilator masih menempel di leher. Beliau terharu dan mencoba melacak tulisan cing Ato dari awal. Baru seperempat jalan beliau tidak sanggup lagi membacanya.

Seminggu berselang Om Jay menghubungi kembali lewat video call. Beliau pun terharu tetapi beliau salut dan mengapresiasi tulisan Narasumber. Dari sinilah Om Jay mengajaknya untuk ikutan pelatihan menulis. Cing Ato pun ikut walau terkadang tubuhnya tak mampu mengikuti. Alhamdulillah, karena lewat WhatsApp, materinya bisa dibaca pada siang hari. Selanjutnya materi tersebut ia simpan di blog lalu dijadikan sebuah buku "Belajar Tak Bertepi".

Dari mengikuti pelatihan menulis gelombang 8, setidaknya memperkaya tulisan Narasumber. Dan tulisannya semakin hidup, karena semua benda yang ada disekitar ruang RS turut ia ikut sertakan dan visualisasikan seperti suatu yang bernyawa. Kalau kata Om Budiman salah satu Narasumber pelatihan ini disebut dengan istilah CERPENTING (cerita pendek tidak penting). 



Buku tersebut Narasumber beri judul "GBS Menyerangku", kisah nyata seorang guru bergulat dengan penyakit langka dengan menulis. Alhamdulillah, setelah jadi buku banyak yang berminat hingga kini.

Karena menulis setiap hari maka ratusan artikel sudah ia miliki. Semuanya Narasumber simpan di Facebook dan blogspot. Dari artikel inilah kemudian ia jadikan buku kedua ketika sakit, yaitu "Menuju Pribadi Unggul". Untuk memperindah tulisan dibuku, ia berguru dan langsung dibimbing oleh bapak Akbar Zaenudin. Setelah jadi, beliau menyarankan untuk mencoba dikirim ke Penerbit Mayor. Cing Ato tidak bersedia, karena terlalu lama menunggu diterima atau tidaknya. 2/3 tulisan di blog belum ia bukukan lagi hingga sekarang karena menulis bentuk buku yang lain.

Hampir setiap hari cing Ato menulis, kebetulan masa Pandemi Covid-19 terjadi, sehingga hampir dua tahun bekerja dari rumah. Waktu-waktu kosong itulah ia manfaatkan untuk menulis. Ia tidak bisa tidur sebelum mendapatkan ide untuk menulis. Sehingga terkadang banyak menerawang sampai dapat ide apa yang besok ia tulis.

Daftar buku solo cing Ato antara lain :

1. Mengejar Azan (dua bulan sebelum sakit) 2018
2. GBS Menyerangku 2020
3. Menuju Pribadi Unggul 2020
4. Kompilasi Kisah Inspiratif 2021
5. Belajar Tak Bertepi 2021
6. Aisyeh Menunggu Cinta (Roman Betawi) 2021
7. Menepis Kesulitan Menulis 2021
8. Gadis Pemikat (cerpen) 2022
9. Kado Khusus Sang Bintang (motivasi belajar) 2022
10. Lentera Ramadan 2022

Ada pula naskah buku yang sedang digarap yaitu :

11. Catatan Harian Guru Blogger Madrasah
12. Cing Ato Belajar pantun
13. Cing Ato Belajar puisi
14. Menulis Dikala Sakit.

Buku "GBS Menyerangku" pernah diresensi oleh Prof. Dr. Ngainun Naim. Buku "Menepis Kesulitan" diresensi oleh guru dari Kalimantan Barat dan menghantarkan beliau menjadi sang juara.

Narasumber dalam bukunya Motivas Menulis menyampaikan bahwasannya menulis itu adalah :

1. Untuk menambah amal ibadah. Di saat tak berdaya saya berpikir apa yang bisa menambah amal ibadah pada saat saya sakit. Waktu sehat saya sering khutbah, ceramah, menjadi motivator untuk peserta didik. Setelah berpikir, kenapa saya tidak menulis saja di medsos. Akhirnya saya menulis tentang karakter yang berkaitan membangun diri menjadi manusia unggul. 

"Alhamdulillah, banyak yang memberikan apresiasi dan menunggu-nunggu kehadiran tulisan berikutnya," papar cing Ato. Dari menulis inilah Tuhan memberikan apa yang tidak duga. Justru disaat sakit ia mendapatkannya, diantara lain :
  • Kebanjiran teman yang ingin bersahabat.
  • Banyak yang konsultasi tentang menulis.
  • Dapat panggilan menulis dari adik saya di Pusdatin (gara-gara dia melihat dan membaca tulisan-tulisannya di medsos).
  • Kedatangan para yuotuber.
  • Menjadi narasumber pada pelatihan di KSGN PGRI.
  • Mendapatkan penghargaan dari Bang Jafar DKI sebagai "Pahlawan pendidikan" Jakarta.
  • Banyak teman kerja dan teman medsos yang membuat buku, dan lain sebagainya.

2. Untuk kenaikan pangkat. Kebetulan ia udah terlambat naik pangkat karena sibuk kuliah dan sakit. Teman-temannya sudah mau ke-IV b saya masih di III d. Alhamdulillah Januari ini ia mengajukan kenaikan ke IVa dengan menyertakan 1 PTK dan 6 buku solo.

3. Untuk kebanggaan, motivasi dan inspirasi. Agar anak-anaknya yang sedang menimba ilmu di pondok punya kebanggaan terhadap ayahnya. Setidaknya dalam hatinya ayah yang sedang sakit saja masih punya semangat untuk belajar dan berkarya. Begitu juga untuk memberikan inspirasi kepada teman-teman agar bergerak dan keluar dari zona nyamannya.

4. Untuk mengabadikan ilmu yang dimiliki agar tidak hilang ditelan waktu. Hapalan atau ingatan terkadang lupa, maka itu perlu dipatri di dalam sebuah ikatan yaitu buku.

Tidak berhenti dibidang menulis saja, ia pun merambah ke bidang desain cover buku, flayer dan layout buku. 

Disamping ikut pelatihan menulis cing Ato juga mengikuti pelatihan desain cover lewat canva secara berbayar hingga ia bisa membuat cover buku sendiri.

Narasumber juga banyak membantu teman-temannya  untuk membuat cover bukunya dengan gratis juga dipercaya untuk membantu membuat desain cover buku dan flayer di Penerbit YPTD.

Narasumber siap membantu peserta BM untuk membuatkan cover pada pelatihan ini. Silahkan kirim judul dan sinopsisnya. Cukup dengan gawai melalui aplikasi Canva langsung jadi. Kalau mau belajar otodidak silahkan lihat di youtube saya chanel "Suharto MTsN 5 Jakarta", ungkap cing Ato.

Bagaimana menulis bagi pemula? Kata siapa menulis itu mudah, menulis itu sulit. Mereka yang bilang mudah karena mereka sudah punya pengalaman. Yang sering menulis saja terkadang masih mengalami kesulitan dalam menulis. Apalagi bagi pemula.

Tanya kalau tidak percaya kepada teman-teman yang belum pernah menulis. Atau ajak mereka menulis. Pasti mereka bilang saya tidak bisa menulis, saya tidak berbakat, saya bingung menulis apa, dan sejumlah lontaran alasan yang pasti di dapat. 

Narasumber juga dulu pernah seperti itu, tapi ia tidak diam saja. Ia berusaha untuk tahu rahasia menulis. Maka itu, Narasumber mencari pelatihan menulis. Bertemulah ia dengan Om Jay, lalu bertanya kepadanya dan pertanyaannya dianggap bagus sehingga mendapatkan hadiah dari beliau.

Pertanyaan yang sederhana sekali, "pak saya bingung untuk menulis, bagaimana cara untuk mengawalinya dan mengakhirinya? Terus apa yang saya harus tulis? Ya, begitulah diantara bunyi pertanyaannya. Om Jay menjawab :
  1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai.
  2. Tulis apa yang pernah kita alami dan rasakan.
  3. Tulis apa yang ada di sekitar kita.
  4. Gunakan bahasa yang sederhana yang terpenting pesan tersampaikan.
Setelah cing Ato ketemu kuncinya, ia awali menulis apa yang pernah dialami dan dirasakannya. Kemudian ia tulislah buku memori tentang  menuntut ilmu dari sejak tingkat SD sampai menjadi guru ASN di Kementerian Agama. Jadilah buku "Mengejar Azan" dan "GBS Menyerangku".

Akhirnya menulis  yang tadinya terasa sulit setelah mengetahui kuncinya menjadi mudah. Maka itu, Narasumber menulis buku "Menepis Kesulitan Menulis". Buku ini cocok untuk penulis pemula.

Refleksi.

Manusia terbaik adalah manusia yang memiliki banyak kebermanfaatan bagi sesamanya. 

Ketika orang tidak bisa menulis, karena belum mendapatkan kuncinya, maka jika sudah mendapatkan, maka dengan kunci itu dia akan mudah berselancar mengarungi bahtera literasi.

8 komentar:

  1. Kualitas pak ketua dalam menulis tidak diragukan lagi. Penasaran dgn solo y pak .

    BalasHapus
  2. MALAM INI BEGITU LUAR BIASA. MKSH CANG ATO

    BalasHapus
  3. Luar biasa materi cing ato.sangat menginspirasi Indonesia

    BalasHapus
  4. inspiratif dan akomodatif adalah kata kunci dari kesaksian pak Arto. sukses selalu ...

    BalasHapus
  5. Sabar dan semangatnya jadi inspirasi

    BalasHapus
  6. Cing Ato benar-benar menginspirasi

    BalasHapus
  7. Luar biasa, semoga semangat Cing Ato jadi inspirasi buat kita semua

    BalasHapus

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...