Jumat, 04 Maret 2022

Menjadi Penulis Buku Mayor

 




Resume Pertemuan Ke-21
Pelatihan Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : Widya Setianingsih



Menjadi Penulis Penerbit Mayor.


Bermimpilah setinggi langit dan gapailah bulan yang bersinar, andai kau terjatuh maka kau akan berada bersama dengan bintang-bintang.

Bila dikaitkan dengan impian penulis buku termasuk apa yang saya alami, terkadang muncul rasa tidak percaya diri dalam memulai melangkah pada hal yang lebih besar.

"Don’t be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single step. Dream, believe and make it hapend, you can do anything if you believe it."

Jangan takut melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai dari satu langkah. Bermimpi, percaya dan buat itu terjadi, kamu dapat melakukan apapun asalkan kamu percaya.

Luar biasa kalimat motivasi yang disampaikan oleh Moderator pada awal pertemuan. Intinya, yakinlah dengan kemampuan yang kita miliki dan jangan berhenti belajar. Kita pun dapat menjadi salah satu penulis dari Penerbit Mayor.

Narasumber malam ini bapak Joko Irawan Mumpuni dari Penerbit Mayor akan membahas tentang menjadi penulis dari Penerbit Mayor. Pertemuan yang dibagi menjadi empat sesi yaitu perkenalan, penyampaian materi, tanya jawab dan penutup telah siap untuk saya ikuti dan membuat resumenya.

Apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penerbit mayor?

Apa kriteria Penerbiat Mayor, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini?

Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini, orang hanya mengenal Penerbit Mayor dan Penerbit Minor.

Masing-masing punya pendapat mengenai apa yang membedakan Penerbit Mayor dan Penerbit Minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu jumlah terbitan buku pertahun Penerbit Mayor jauh lebih banyak dibanding Penerbit Minor. 

Berapa jumlahnya? Masing-masing juga punya pendapat sendiri.

Ada ribuan Penerbit di Indonesia namun yang telah disebut sebagai Penerbit Mayor hanya sedikit, bisa dihitung dengan jari dan Penerbit ANDI adalah salah satunya.

Mengapa penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh Penerbit Mayor? Tentunya naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, Penerbit Mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juga jaringan pemasaran yang lebih luas.

Agar karyanya bisa masuk diterima diterbitkan oleh Penerbit Mayor harus melalui seleksi dengan tingkat persaingan yang sangat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 hingga 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sampai dengan 60 judul saja. Tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau ditolak.

Karena begitu sulitnya menembus Penerbit Profesional, baik yang Penerbit Minor apalagi Penerbit Mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri. Penerbit seperti ini kitas sebut dengan Penerbit Indie.



Penerbitan adalah Badan Usaha yang mencari keuntungan dengan melibatkan banyak pihak yang semuanya penting. 

Ciri-ciri Penerbit yang baik antara lain yaitu :
  • Memiliki visi dan misi yang jelas;
  • Memiliki bussines core lini produk tertentu;
  • Pengalaman Penerbit, Jaringan pemasaran;
  • Memiliki percetakan sendiri;
  • Keberanian mencetak jumlah eksemplar;
  • Kejujuran dalam pembayaran royalti.
Peluang potensi pasar paling besar, itu seperti apa maksudnya? Yang ditolak Penerbit Mayor hanya naskah yang temanya tidak populer dan penulisnya juga tidak populer. Tema populer dapat ditemukan dengan Google Trend. 

Sedangkan untuk tema Pemasaran tidak pernah turun tetapi terus naik. Bagi para penulis pilihlah tema-tema yang trendnya naik terus, itulah yang disukai Penerbit.

Bagaimana cara Penerbit mengecek apakah penulis tersebut Populer? Penerbit akan melacak profil penulis dari berbagai sumber: 
  1. Berapa banyan teman/pengikut di sosial media.
  2. Seberapa aktif digrup yang diikuti akan lebih baik kalau penulis ini sebagai adminnya dengan jumlah anggota ratusan ribu. 
  3. Apakah penulis ini punya blog sendiri dan seberapa aktif serta bagimana repon pembacanya. 
  4. Google Scholar adalah yang paling dicermati oleh Penerbit.
Jadi segeralah buat akun  Google Schoolar sehingga penerbit akan menemukan anda dengan mudah.

Berapa oplah (jumlah cetakan) yang akan dibuat oleh penerbit? Jawabnya tergantung dari kwadran berikut ini :



Ilmu-ilmu murni akan memiliki lifecycle yang panjang, sampai bertahun-tahun buku itu akan dicetak ulang terus karena laku serta tidak perlu direvisi.

Market lebar artinya banyak dibutuhkan oleh masyarakat, jika itu buku pelajaran maka jumlah siswa/mahasiswanya sangat banyak.



Pertanyan lain yang sering muncul adalah Penerbit ANDI memakai gaya selingkung apa? Pada umumnya Penerbit memakai gaya selingkung semua yang ada di dunia.


Refleksi.

Jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Semangat dan kerja keras diperlukan agar dapat menjadi penulis yang baik.


11 komentar:

  1. F 2...
    Terimakasih sudah mengajak kami menulis
    πŸ™

    BalasHapus
  2. sangat setuju dengan motivasi diri bahwa jarak 1000 mil bisa terjadi karena ada satu langkah kecil yang memulainya... semoga buku solo bisa segera terwujud...

    BalasHapus
  3. Teruuuus bersemangat, raih mimpi.... Kereen

    BalasHapus
  4. Saya juga mau bermimpi pak, ngantuk😴

    BalasHapus
  5. Mantap Pak Ketua. Ditunggu buku solonya

    BalasHapus
  6. Selalu terdepan Pak πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  7. Meluncur capt..πŸ€©πŸ‘

    BalasHapus
  8. Mantap Pak....makin mantuuul

    BalasHapus

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...