Buku merupakan
kumpulan tulisan sarat makna dan ilmu yang dapat dijadikan pemacu bahkan pemicu
perubahan bagi setiap pembacanya. Hampir semua kalangan lapisan masyarakat
mempunyai hubungan yang erat dengan buku.
Hari ini tanggal
23 April 2022 kita memperingati hari buku sedunia. Suka cita sekaligus prihatin
turut berbaur menjadi satu. Bagaimana tidak, disela hadirnya semangat menulis
serta kesadaran untuk turut mendukung program pemahaman literasi akan tetapi terganjal
dengan permasalahan baru yaitu ISBN (International Standard Book Number). ISBN
adalah kode pengidentifikasian buku. Informasi tentang judul, penerbit, dan
kelompok penerbit. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit
sebagai identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Perpustakaan Nasional RI merupakan Badan Nasional ISBN.
Keluhan-keluhan
berikut harapan-harapan banyak pihak mulai bermunculan. Apabila saat ini kuota
ISBN dibatasi dan buku dapat terbit dengan versi lain, hal ini tentunya harus
diimbangi dengan perubahan regulasi, jangan sampai aturan dari satu lembaga
mempersulit lembaga lainnya atau bahkan menurunkan semangat menulis dan
berkarya, terlebih lagi saat ini menerbitkan buku dengan ISBN merupakan salah
satu syarat kenaikan pangkat bagi guru, dosen, widyaiswara, widyaprada serta
tenaga kependidikan.
Memang layak
disadari bahwasannya tidak ada suatu regulasi yang dapat memuaskan semua pihak,
mesti ada saja pihak-pihak yang merasa dirugikan, tetapi bila suatu regulasi bertentangan
dengan regulasi lainnya, maka akan terkesan dipaksakan, menjadi kontroversi
serta merugikan banyak pihak. Semoga ada solusi terbaik, selamat memperingati hari
buku sedunia dan salam literasi.
Miris sekali ketika semangat menulis itu dinilai dari sebuah "syarat tertentu" apalagi semangat itu tidak didukung dengan sulitnya terbit ISBN.
BalasHapus