Jumat, 12 November 2021

Menjadi Pejuang Kebenaran di Tengah Gempuran Hoax

 

 
 
 
Resume Pertemuan Ke-6
Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital
Oleh : Sigid PN
 
 
Apa itu hoaks? Dalam bahasa Inggris, hoaks merupakan adaptasi dari kata “hoax” yang memiliki arti berita palsu. Maka bisa disimpulkan bahwa hoaks adalah sebuah berita berisi informasi yang fakta atau kebenarannya sudah diubah sehingga menjadi berita yang tidak benar.
  
Ahli komunikasi dari Universitas Indonesia, Profesor Muhammad Alwi Dahlan yang juga merupakan mantan Menteri Penerangan mengungkapkan pendapatnya mengenai hoaks dan berita bohong biasa. Letak perbedaan diantara keduanya yaitu hoaks adalah sebuah sesuatu yang disengaja atau sudah direncanakan.

Menurutnya hoaks adalah manipulasi berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan untuk memberikan pengakuan atau pemahaman yang salah. Di dalam berita hoaks terdapat penyelewengan fakta yang membuatnya menjadi menarik perhatian. Sesuai dengan tujuannya, untuk mendapat perhatian.

 Berikut ini adalah jenis-jenis hoaks yang banyak beredar, yaitu :

1. Satire atau parodi

Satire atau parodi adalah sebuah konten yang memang sengaja dibuat seseorang. Konten-konten jenis ini banyak digunakan untuk menyindir pihak tertentu. Selain itu, konten-konten jenis satire ini juga dibuat sebagai suatu bentuk kritik. Kritik yang disampaikan bisa dalam hubungan personal, kelompok dalam kelompok, maupun untuk mengkritik isu yang banyak terjadi di tengah masyarakat.

Konten satire sebenarnya belum sepenuhnya dapat dikatakan konten yang berbahaya. Konten satire ini juga biasanya tidak berpotensi memiliki unsur kejahatan. Akan tetapi, tetap saja konten-konten seperti ini masih banyak mengecoh masyarakat.

Banyak masyarakat yang serius menanggapi konten tersebut. Hal yang mengkhawatirkan lainnya, jika isi konten yang disampaikan juga hal-hal yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat yang menonton secara langsung bisa saja percaya. Ini juga akan menjadi berita hoaks.

2. Misleading content (konten menyesatkan)

Misleading content atau konten yang menyesatkan juga kerap dibuat secara sengaja. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menjelek-jelekkan seseorang atau sesuatu. Hal-hal yang diangkat dalam konten tersebut juga dapat menyangkut satu orang maupun banyak orang. Konten-konten jenis ini dibuat untuk menggiring opini masyarakat.

Konten menyesatkan atau misleading content dibuat dengan memanfaatkan informasi asli. Informasi-informasi itu bisa saja berupa pernyataan resmi, gambar atau foto, statistic dan lain-lain. Informasi tersebut akan diedit sedemikian rupa, sehingga informasi dengan konten yang akan dibuat tidak memiliki hubungan.

3. Imposter content (konten tiruan)

Imposter content adalah konten tiruan. Informasi yang ada di konten-konten jenis ini biasanya diambil dari informasi yang benar. Contohnya seperti mengutip pernyataan tokoh yang terkenal atau berpengaruh. Konten jenis ini tidak hanya dibuat untuk pribadi. Banyak konten-konten jenis ini yang dibuat untuk mempromosikan sesuatu.

Konten ini dibuat untuk menipu. Melalui konten serupa dengan aslinya, para penipu akan membuat konten yang mirip. Contohnya seperti layanan suatu aplikasi. Banyak orang yang mengatasnamakan sebuah aplikasi untuk menipu. Mengikuti format penulisan hingga sapaan.

4. Fabricated Content (konten palsu)

Jenis hoaks selanjutnya yaitu Fabricated content atau konten palsu. Konten hoaks yang satu ini adalah jenis konten yang sangat berbahaya. Konten ini dibuat untuk menipu orang-orang. Banyak juga yang dirugikan karena adanya konten palsu seperti ini.

Informasi-informasi yang ada juga tidak bisa dipertanggung jawabkan. Fakta yang ada dalam informasi itu tidak benar. Contoh yang sering terjadi dalam jenis konten ini adalah informasi lowongan kerja. Mengatasnamakan suatu perusahaan atau lembaga, informasi lowongan kerja dibuat sampai mirip dengan aslinya.

5. False connection (koneksi yang salah)

False connection atau salah koneksi, konten jenis ini juga banyak ditemukan di media sosial. Contoh yang sering ditemukan adalah perbedaan antara isi konten, judul konten, hingga gambar konten. Konten-konten ini sengaja dibuat untuk mendapatkan sebuah keuntungan.

6. False context (konteks keliru)

False context adalah konten yang keliru. Dikatakan keliru karena memuat informasi yang tidak benar. Contoh konten-konten seperti ini berisi sebuah pernyataan, video atau foto yang sudah pernah terjadi sebelumnya. Kemudian kejadian itu ditulis ulang dan tidak disesuaikan dengan fakta sebenarnya.

7. Manipulated content (konten manipulasi)

Konten manipulasi adalah sebuah konten yang sudah diedit. Konten-konten tersebut akan diedit sehingga tidak sesuai dengan konten aslinya. Konten-konten jenis ini dibuat untuk mengecoh para masyarakat yang membacanya. Kejadian seperti ini banyak dialami oleh media-media besar. Konten yang mereka buat akan diedit atau disunting oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

- Beberapa contoh hoaks yang marak di Indonesia :

1. Hoaks virus

Hoaks ini berkaitan tentang teknologi. Berisi tentang penyebaran virus di smartphone, komputer, atau laptop.

2. Hoaks kirim pesan berantai

Hoaks ini berisi tentang sesuatu yang harus diteruskan ke orang lain. Ada perintah dan mitos-mitos yang ditambahkan dalam pesan-pesan ini. Jika seseorang yang mendapat pesan ini tidak menyebarkannya, maka akan mendapat kesialan. Biasanya terjadi di aplikasi chatting seperti WhatsApp atau BBM.

3. Hoaks urban legend

Hoaks ini berisi tentang berita yang mengandung informasi seram di dalamnya. Contohnya seperti tempat-tempat yang berbau mistis atau terkesan kramat. Lebih lanjut, informasi yang tertera dalam berita tersebut adalah melarang pembaca untuk mengunjunginya. Hal ini akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi bagi yang bersangkutan tersebut.

4. Hoaks mendapat hadiah

Contoh lain yaitu hoaks berisi tentang berita penerimaan hadiah gratis. Hoaks ini sudah sering terjadi. Terkadang meskipun pembaca tidak mengalami kerugian materi tetapi mereka bisa tertipu dengan mengisi survey tertentu. Dampaknya akan semakin besar jika korban mengisi identitasnya secara lengkap.

5. Hoax kisah menyedihkan

Hoaks ini berisi tentang kisah menyedihkan seseorang yang mengalami nasib buruk. Biasanya mengenai seseorang yang sedang sakit atau kecelakaan. Kemudian meminta bantuan berupa dana.

6. Hoax pencemaran nama baik

Hoaks ini banyak beredar di media sosial. Berisi tentang fakta-fakta mengenai seseorang yang diputar balikan. Dampak dari hoaks ini adalah tercemarnya nama seseorang.

 

  - Cara Menghindari Hoaks

1. Cermati baik-baik judul berita tersebut

Hal yang pertama dibaca dalam sebuah berita pasti adalah judulnya. Maka dari itu, cermati judul dari berita yang di dapat. Apakah sesuai dengan informasi yang ada di dalam berita tersebut atau tidak.

2. Hati-hati jika mengandung unsur provokasi

Salah satu unsur yang ada di dalam berita hoaks adalah adanya unsur provokasi. Provokasi merupakan perbuatan untuk membangkitkan kemarahan, tindakan menghasut atau tindakan memancing. Jika sebuah berita atau konten berisi hal-hal yang mengandung unsur provokasi, maka berita itu harus diwaspadai.

3. Lihat darimana sumber berita

Memang betul bahwa informasi bisa didapatkan melalui mana saja. Akan tetapi, melihat sumber informasi yang didapat juga penting. Sebagai pembaca, kita harus selalu jeli dan melihat keaslian sumber berita yang kita terima.

4. Periksalah fakta informasi dalam berita tersebut

Jika informasi dalam berita yang didapat mengandung sebuah fakta, maka kita perlu untuk memeriksa kembali fakta itu. Periksalah fakta yang terdapat dalam informasi tersebut. Caranya dengan mencari sumber lain yang pastinya terpercaya.

5. Periksa kembali foto atau video

Dalam sebuah berita, terkadang ada yang menyisipkan sebuah foto atau video. Foto atau video tersebut juga perlu untuk diverifikasi Kembali. Apakah foto atau video yang ditampilkan dapat dipercaya keasliannya, atau hanya sebagai pemanis berita saja.

6. Berpikir secara kritis

Ketika mendapatkan sebuah berita atau informasi, cobalah untuk berpikir kritis. Jangan langsung menelan mentah-mentah berita yang ada. Cermati dulu isi berita serta kelogisan dari beritanya.

7. Jangan langsung membagikan

Ketika menerima suatu informasi atau berita, jangan langsung membagikannya. Terlebih jika belum mengetahui apakah berita yang didapat benar atau tidak. Jika sudah ada kepastian bahwa berita yang didapat mengandung informasi yang benar, maka tidak masalah jika ingin membagikannya.

8. Ikut bergabung dalam grup diskusi anti hoaks

Saat ini, untuk mendapatkan informasi sangatlah mudah. Baik informasi hoaks maupun yang benar. Salah satunya adalah melalui grup-grup di media sosial. Akan tetapi, ada juga grup yang berisi pembahasan atau diskusi terbuka mengenai hoaks. Jika diperlukan, bergabunglah ke dalam grup itu. Sehingga kamu bisa berdiskusi apakah berita atau informasi yang kamu dapat adalah sebuah hoaks atau bukan.

Cara Mengecek Hoax

Cara mengecek hoax sangat mudah, terutama jika berupa gambar atau foto.

Jika berupa gambar/foto, buka saja Google Image. Klik icon Kamera dan upload gambar yang mau dicek atau copas link/url gambar yang akan dicek kebenarannya.

Jika berupa link, cek URL-nya dan cek kredibilitas situsnya dengan mengidentifikasi pemilik situs atau admin websitenya di menu/halaman “About Us” atau “Tentang Kami”.

 

 

 

 
 


8 komentar:

Opening Ceremony Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 31

  Poto Dok. Sigid PN Tidak terasa Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI sudah memasuki Gelombang 31. Untuk acara Opening Ceremony KBMN...