Senin, 31 Januari 2022

Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

 



Resume Pertemuan Ke-7
Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber: Prof. R. Eko Indrajit
Moderator: Aam Nurhasanah, S.Pd.


Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu.

Dalam pertemuan ke-7 Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24 ini menghadirkan Narasumber hebat Prof. Richardus Eko Indrajit. Pertemuan dengan waktu yang singkat ini beliau lebih banyak memberikan perkenalan serta memotivasi peserta untuk semangat dan rajin menulis buku. Berikut pemaparan Narasumber.

Narasumber mulai senang menulis semenjak tahun 1999, ketika Narasumber berusia 30 tahun. Yang membuat Narasumber menjadi seorang penulis adalah sejumlah mahasiswanya mendesak agar Narasumber menuliskan hal-hal baru pasca kerusuhan Mei 1998, akibat mereka tidak lagi sanggup membeli buku-buku terbitan luar negeri yang mahal harganya sebagai dampak krisis moneter.

Saat itu belum ada internet seperti sekarang. Yang Narasumber lakukan untuk mencari ide dan inspirasi dalam menulis yaitu adalah pergi ke Perpustakaan untuk mencari buku-buku bahasa Inggris yang berisi ilmu mengenai IT, dan membacanya.

Setiap Narasumber menemukan satu gambar yang menarik maka akan Narasumber ringkas isinya, dan disampaikan kembali dalam Bahasa Indonesia yang mudah dipahami. Biasanya setiap satu artikel Narasumber jelaskan mengenai satu gambar diagram dalam 3-5 halaman.

Setelah kurang lebih 3 bulan, tak terasa Narasumber telah menulis mengenai 50 diagram, atau 50 artikel. Narasumber iseng-iseng saja merangkumnya menjadi satu buku bunga rampai (campuran artikel seputar IT), dan mengirimkannya ke Gramedia. Ternyata buku tersebut diborong banyak orang (khususnya mahasiswa), dan sampai dicetak ulang 3 kali dalam setahun. Setelah peristiwa tersebut, Narasumber menjadi ketagihan menulis.

Menurut pengalaman Narasumber yang menarik adalah peristiwa yang terjadi setelah menulis. Begitu banyak panggilan dari sana sini untuk mengisi seminar. Akhirnya semenjak tahun 2000, Narasumber konsisten menulis buku dan dalam satu tahun dapat menerbitkan 2-3 buku.

Setelah diterbitkan oleh Elexmedia Komputindo, Narasumber mencoba penerbit lain untuk menerbitkan buku-buku karyanya. Ternyata Penerbit ANDI Yogyakarta tertarik pula untuk menerbitkannya. Buku yang berjudul E-Government publikasi Penerbit ANDI, menjadi salah satu yang sangat populer hingga saat ini. Karena ketika itu, belum banyak buku referensi yang membicarakannya, padahal di Indonesia isu terkait E-Government sedang hangat-hangatnya.

Ada satu peristiwa masa lalu yang menginspirasi Narasumber untuk menyusun buku bersama dengan guru-guru hebat selama masa Pandemi ini. Yaitu peristiwa yang terjadi di masa lalu, tepatnya ketika Narasumber menjadi seorang asesor bagi Universitas Ahmad Dahlan. Narasumber diminta untuk mewawancara mahasiswa dari UAD, dan bertemulah Narasumber dengan Sdr. Ardiansyah. Beliau adalah mahasiswa yang pintar dan kritis. Pada saat itu Ardiansyah dan teman-teman sedang ketagihan menjadi praktisi open source, yaitu software-software gratis yang berkembang sebagai bentuk "protes" dari komunitas programmer dunia atas dominasi Microsoft yang harus berbayar mahal. Sdr. Ardiansyah bercerita bahwa dia memiliki teman sekitar 20 orang yang masing-masing ahli di satu software open source karena sering menggunakannya. Mereka beranggapan bahwa apabila seluruh Indonesia tahu mengenai fenomena software gratis ini, akan majulah negara Indonesia.

Mendengar hal tersebut, timbulah suatu gagasan. Narasumber beserta rekan-rekannya berkumpul lalu membuat ide cemerlang. Narasumber meminta agar masing-masing dari mereka menulis satu buku sesuai dengan keahliannya masing-masing lalu memberikannya kepada Narasumber yang kemudian Narasumber edit dan minta sebuah perusahaan untuk mempublikasikannya.

Pada saat itu Narasumber berfungsi sebagai penulis kedua, karena memiliki peran mengedit dan menyarankan tata struktur isinya. Terkejutlah ketika seluruh bukunya (kurang lebih 25 buah) disepakati untuk diterbitkan. 

Setelah itu, Narasumber pun semakin ketagihan menulis, karena merasa begitu besar manfaatnya bagi masyarakat. Selain Elexmedia Komputindo dan Penerbit ANDI, Narasumber mulai menulis di penerbit lain seperti Grasindo, dan lain sebagainya.

Perkenalan Narasumber dengan Penerbit ANDI Yogyakarta dimulai dengan acara bedah buku yang berjudul E-Business. Di situ Narasumber belajar banyak dari mereka bagaimana caranya membuat buku yang laku di pasaran. Pada saat itulah Narasumber belajar dengan Penerbit ANDI untuk tulisan-tulisan berikutnya.

Saat ayah Narasumber pensiun, beliau ingin sekali mendarmabaktikan pengalamannya bekerja sebagai ahli logistik dengan cara menerbitkan buku. Akhirnya Narasumber berduet bersama ayahnya menyusun buku. Maka lahirlah buku-buku fenomenal terbitan berbagai penerbit Mayor seperti: supply chain management, manajemen persediaan, manajemen outsourcing, manajemen e-procurement, dan business process reengineering.

Kecintaan Narasumber bersama ayahnya akan dunia perguruan tinggi melahirkan pula dua buku, yaitu Manajemen Perguruan Tinggi Moderen dan Welath Management bagi Perguruan Tinggi di Indonesia.

Sabtu, 29 Januari 2022

Revolusi Mata Hati

 



Melihat photo yang tertera di atas, memunculkan inspirasi saya untuk menulis. Mungkin keberadaannya diacuhkan oleh sebagian orang. 

Entah apa yang sedang dirasakan dan entah apa yang ada dipikiran bapak dalam photo tersebut, kenyataannya jelas sangat mengharukan bagi saya. Kepala jadi kaki dan kaki menjadi kepala, ibarat kata pepatah bahwasannya seorang figur bapak dalam mencari nafkah bagi keluarganya demikian adanya.

Andai hidup bisa saling berbagi dan saling peduli dengan keadaan sekitar, mungkin akan banyak orang-orang yang akan tersenyum bahagia serta tidak merasa sendiri.

Mari revolusi hati kita untuk penuhi dengan kebaikan. Kelak apa yang semua anda lakukan akan kembali pada diri anda sendiri. Salam Literasi.


Kuningan, 29 Januari 2022

Sigid PN

Jumat, 28 Januari 2022

Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

 



Resume Pertemuan Ke-6
Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber: Noralia Purwa Yunita, M.Pd
Moderator: Raliyanti


Menulis Buku Dari Karya Ilmiah.


Sesi I Pembukaan.

    Seperti biasa, pelatihan dibagi menjadi 4 (empat) sesi, antara lain yaitu pembukaan; pemaparan materi, tanya jawab dan penutup. Dengan Narasumber Noralia Purwa Yunita, M.Pd. Narasumber adalah seorang guru IPA jenjang SMP dari salah satu kota di Jawa Tengah dan eks peserta Pelatihan Guru Menulis PGRI Gelombang Ke-8. Malam ini Ibu Noralia akan berbagi pengalaman tentang bagaimana cara menulis buku dari karya ilmiah.

Sesi II Pemaparan Materi.

    Ada berbagai macam jenis karya ilmiah, dari mulai Skripsi, Tesis, karya ilmiah sebagai penunjang kenaikan pangkat bagi ASN yakni PTK, best practice, makalah tinjauan ilmiah.dan artikel ilmiah.

    Manfaat karya ilmiah hanya sebatas untuk memenuhi tuntutan tertentu saja. Sangat disayangkan apabila informasi dan data penting yang tertulis dalam suatu karya ilmiah tersebut hanya tergeletak begitu saja di Perpustakaan, tidak dapat tersampaikan kepada masyarakat luas atau menjadi rujukan untuk mengambil suatu solusi.

    Terdapat satu solusi yang dinilai dapat lebih memberikan banyak manfaat, yaitu mengubah KTI menjadi sebuah buku.

    Manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku, antara lain:

  1. Dapat dibaca oleh masyarakat awam;
  2. Buku dapat diperjualbelikan, ada keuntungan material yang dapat kita peroleh;
  3. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi.
  4. Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita tersebut banyak yang membaca, banyak yang membeli maka efeknya adalah nama kita sebagai penulis akan dapat dikenal oleh banyak orang, ini merupakan keuntungan tersendiri;
  5. Buku dapat menyebarluaskan ilmu tanpa sekat.

    Perbedaan format penulisan buku dan KTI pada umumnya:

    Tentunya sangatlah berbeda antara format penulisan buku dengan format penulisan karya ilmiah. Berikut ini adalah cara mengkonversi karya ilmiah menjadi sebuah buku. Format buku terdiri dari:

  • Judul;
  • Kata pengantar;
  • Prakata;
  • Daftar isi;
  • Isi buku;
  • Daftar Pustaka;
  • Sinopsis;
  • Profil penulis;
  • Boleh ditambahkan daftar gambar atau indeks.

    Sedangkan Format KTI pada umumnya terdiri dari:

  • Judul;
  • Lembar pengesahan;
  • Kata pengantar;
  • Halaman persembahan;
  • Daftar isi;
  • Pendahuluan;
  • Tinjauan Pustaka;
  • Metode penelitian;
  • Pembahasan;
  • Kesimpulan;
  • Daftar Pustaka;
  • Lampiran.

    Langkah-langkah yang diperlukan dalam mengkonversi KTI menjadi buku yaitu adalah;

  1. Mengubah judul. Biasanya, judul KTI menggunakan bahasa ilmiah,  kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. Paling tidak maksimal 5-6 kata. Sebagai contoh, judul Skripsi "Efektivitas metode SEM berbasis Mind Map untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah siswa mata pelajaran Kimia kelas X SMA".Ketika diubah menjadi judul buku, menjadi : " Mudah belajar Sains dengan metode SEMMI ". Lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah yang telah dibuat.
  2. Mengubah daftar isi. Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa:
            Bab 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah;

            Bab 2 landasan teori;

            Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika;

            Bab 4 hasil dan pembahasan;

            Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 

        Namun ketika diubah menjadi buku, daftar isi menjadi: (ikuti pedoman 2W+1H):

            Bab 1 (why), menjelaskan pentingnya, alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran.         Masalah pembelajaran Sains selama ini, dan lain-lain.

            Bab 2 (apa), menjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan

            Bab 3,4,5, dan seterusnya (how), menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

        Dapat juga mengembangkan materi dari bab 2 di KTI.

        Sebagai contoh jika bab 2 KTI yang merupakan landasan teori ternyata berisi:

    2.1. Hasil belajar

    2.2. Media pembelajaran

    2.3. Modul

    2.4. Metode pembelajaran

    2.5 Pembelajaran berbasis riset

    Ketika menjadi buku dapat dibuat menjadi beberapa bab yaitu:

    Sub bab 2.1. hasil belajar menjadi bab 2 buku 

    Bab 2 Teori Belajar

    2.1. Belajar

    2.2. Permasalahan dalam pembelajaran

    2.3. Hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

    Sub bab 2.2. media pembelajaran menjadi bab 3 buku.

    Bab 3 Media Pembelajaran

    3.1. Pengertian media

    3.2. Jenis media

    3.3. Manfaat media

    Sub bab 2.3. modul menjadi bab 4 buku

    Bab 4 Mengenal Modul 

    4.1. Pengertian modul

    4.2. Karakteristik modul

    4.3.Sistematika modul

    4.4. Kelebihan modul, dan seterusnya hingga Sub bab dalam bab 2 selesai.

    Dengan demikian hanya dari bab 2 KTI saja, kita sudah dapat menuliskan/mengubahnya menjadi beberapa bab dalam buku. Jadi, perbanyak penjelasan teori dari bab 2 karya ilmiah dan juga hilangkan rumus statistika yang biasanya ada di bab 3 karya ilmiah.

3. Berikan pengetahuan baru yang terkait dengan isu sekarang. Sebagai contoh, mind map dikaitkan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 yang mengharuskan peserta didik memiliki kompetensi 4C yaitu Communications, collaboration, creativity, dan critical thinking. Atau dapat juga dihubungkan mind map sebagai sebuah media efektif dalam pembelajaran di masa pandemi yang notabene jam mata pelajaran dipangkas sehingga guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua KD yang ada.

4. Boleh menampilkan hasil penelitian tetapi jangan terlalu banyak. Hasil yang ditulis hanya data penelitian yang penting saja.

5.  Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide dan kreativitas masing-masing sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

6. Daftar pustaka boleh menggunakan blog namun situs blog resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book, atau karya ilmiah lainnya. Namun, hindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya.

7. Berikanlah ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang anda lakukan agar pembaca yakin bahwa anda benar-benar telah melakukan penelitian tersebut.

8. Karya ilmiah versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.

9. Agar tidak dikatakan self plagiarisme, sebaiknya kita tidak hanya sekedar copy paste KTI kita untuk dijadikan buku. Kita tetap menulis ulang setiap kalimat yang ada, namun dengan tidak mengubah arti dari kalimat yang ada di KTI asli. Teknik parafrasa akan membantu penulis ketika ingin menuliskan ulang KTI nya menjadi buku.

10. Dengan demikian, membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya mengubah cover dan judul saja sementara isi sama persis dengan KTI yang sudah kita punya. Itu merupakan suatu kesalahan karena akan menjadi self plagiarisme untuk karya kita. Kita harus mengubahnya sesuai dengan aturan yang ada sehingga KTI versi buku tidak akan sama struktur dan isinya dengan KTI aslinya.

Sesi III Tanya Jawab.

Apa saja yang perlu diperhatikan atau hal apa saja yang terpenting dalam penulisan karya tulis ilmiah? Yang harus diperhatikan dalam penulisan KTI adalah format penulisan, tema juga harus sesuai, ide orisinal dan unik, menjawab masalah yang sedang hangat diperbincangkan, EYD dan PUEBI juga wajib diperhatikan, referensi atau pustaka terbaru (biasanya pustaka 5 tahun terakhir).

Refleksi:

Dengan mengubah Karya Tulis Ilmiah menjadi sebuah buku maka akan lebih terasa manfaatnya dalam hal berbagi pengetahuan kepada orang lain karena buku tidak akan hanya menjadi pajangan dalam rak buku anda ataupun di Perpustakaan. Buku akan lebih banyak diminati dan dicari oleh para penggemar serta para pembacanya karena buku merupakan jendela dunia dan gudang ilmu. 


Rabu, 26 Januari 2022

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

 




Resume Pertemuan Ke-5
Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI.
Gelombang 23 dan 24
Narasumber: Aam Nurhasanah, S.Pd
Moderator: Dail Ma'ruf, M.Pd


Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi.

Tema pelatihan yang menarik apalagi didukung menulis itu merupakan hobi saya. Sekedar motivasi sederhana dari penulis untuk pembaca dan para blogger, walaupun anda belum menghasilkan sebuah prestasi, semangat menulis musti tetap berlanjut, minimal kerinduan untuk menulis bisa terpenuhi serta menghasilkan suatu karya. Pertemuan Ke-5 ini terbagi dalam tiga sesi yaitu sesi penyampaian materi lalu ditutup dengan sesi tanya jawab. 

Mengawali sesi pertama, Narasumber memperkenalkan diri sebagai Eks Peserta Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI Gelombang 8 dan 12. Ya, meskipun sempat gugur di gelombang 8 akan tetapi Narasumber berhasil menuntaskan dengan hasil yang luar biasa pada pelatihan gelombang 12.

Proses selanjutnya setelah mengikuti pelatihan tersebut, Narasumber aktif menulis di blog, menulis buku antologi, buku solo, menjadi editor dan segudang aktifitas lainnya.

Dilanjutkan ke sesi pemaparan materi, menurut pendapat Narasumber, naik kelas adalah bagaimana kita berproses dari nol sampai bisa ke tempat yang lebih tinggi. Untuk dapat menghasilkan karya yang maksimal tidak dapat dilakukan dengan cara instant, semua butuh proses. Termasuk menjadi seorang penulis. Melalui media blog inilah ide-ide dalam menulis dapat dituangkan, bahkan dapat disusun hingga menjadi sebuah buku.





Buku Parenting 4.0 adalah buku yang  tembus ke Penerbit Mayor PT Andi Offset dan kolaborasi Narasumber dengan Prof. Richardus Eko Indrajit yang ditulis selama satu Minggu. Untuk dapat tembus ke penerbit Andi bukanlah hal mudah, ada proses seleksi yang perlu dilalui. 

Narasumber juga adalah seorang Kurator, sejak alumni pelatihan menulis gelombang 16 sampai dengan 22, Narasumber menghimpun naskah para peserta kelas Om Jay, termasuk mengumpulkan naskah buku antologi dalam program kegiatan di luar kelas pelatihan menulis.

Tiba saatnya kelas ditutup dengan sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan diajukan oleh peserta tentang tips agar tidak bosan menulis. Menurut jawaban Narasumber agar tidak terjadi kebosanan dalam menulis maka janganlah menjadikan menulis itu suatu beban tapi jadikanlah suatu kebutuhan, passion atau gairah memotivasi untuk terus berkarya.

Refleksi:

Mempunyai keinginan yang kuat untuk belajar serta berkarya, dengan dimulai berproses dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu sebagai batu loncatan sebelum mencoba yang lebih besar lagi maka akan dapat menghasilkan prestasi yang luar biasa. Tetap belajar sepanjang hayat bersama PGRI, salam literasi.

Senin, 24 Januari 2022

How To be the F1



Resume Pertemuan Ke-4
Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Narasumber: Maesaroh, M.Pd
Moderator: Widya Setianingsih



How To be the F1

Tidak terasa pertemuan Pelatihan Guru Menulis PGRI Gelombang 23 dan 24 ini sudah menginjak pertemuan ke-4. Setiap pertemuan yang sudah dilalui, materinya sangat luar biasa, menambah ilmu juga inspirasi untuk saya dan tentunya seluruh para peserta pelatihan menulis. Baiklah akan saya tuliskan kembali dalam sebuah resume terkait apa yang dipaparkan oleh Narasumber.


  • Sesi I Perkenalan

Memasuki sesi pertama, Narasumber memperkenalkan diri, bahwasannya disamping seorang guru, Narasumber juga merupakan blogger dan pegiat literasi. Tidak banyak perkenalan yang disampaikan oleh Narasumber kali ini, pertemuan dilanjutkan pada sesi selanjutnya yaitu sesi materi.

  • Sesi II Penyampaian Materi.

Bahasan materi ini dibuka dengan bahasan mengenai Rujukan Penulisan Resume. Materi ini sangat dibutuhkan khususnya oleh penulis pemula agar dapat membuat suatu resume yang baik.

Rujukan Penulisan Resume.

Hampir seluruh peserta pelatihan mempunyai rumus untuk menyesaikan resume dengan baik. Namun, tak lepas dari itu tetap masih ada kebingungan tentang harus seperti apa seharusnya rujukan penulisan resume itu?

Mengapa perlu cepat menulis di blog?


Dalam pandangan Narasumber, sebagai seorang blogger pemula perlu memperkenalkan aroma tulisan pada khalayak ramai. Apabila kita menempatkan tulisan kita di urutan teratas, besar kemungkinan kita akan memiliki pengunjung paling banyak.

Esensi tulisan juga harus ditekankan dalam menulis resume. Harus seperti apa menulis resume itu?Salah satu syarat di kelas pelatihan ini adalah lulus dengan melahirkan buku solo, agar memenuhi target tersebut, maka salah satunya kita perlu menyiapkan resume dengan baik dengan cara menyajikan gaya menulis yang baik, agar ketika di edit menjadi sebuah buku, maka akan menjadi buku yang berkualitas.

Cara menulis resume dengan benar.

1. Amati materi dari Narasumber dengan baik, Tiru bahasa Narasumber dengan tehnik parafrase, dan modifikasi menjadi bahasa sendiri (ATM) Amati, Tiru, Modifikasi. Bahasa yang kita tulis adalah bahasa gubahan dari Narasumber.

2. Memodifikasi Bahasa Narasumber dengan gaya bahasa sendiri. Hal ini sangat baik untuk melatih dalam membuat tulisan seorang penulis menjadi berkarakter.

3. Hindari Copy Paste seluruh materi yang diberikan oleh Narasumber. Keterampilan mengolah bahasa supaya menjadi bahasa sendiri dengan poin yang sama dengan apa yang disampaikan oleh Narasumber.

4. Kembangkan materi dengan relevansi sumber lain yang berhubungan dengan materi tersebut. Dalam hal ini diperlukan kesiapan untuk menulis resume.

5. Berikan kesimpulan/refleksi dari penjabaran materi yang diberikan Narsum.

6. Yang terpenting dari menulis resume adalah membuatnya dengan gaya bahasa sendiri. Sejatinya seorang penulis yang baik, adalah penulis yang memiliki karakter dalam tulisannya, maka bahasa yang baik, adalah bahasa yang mempertahankan keindahan bahasanya sendiri.

Tips Untuk Menjadi Penulis Handal

1. Tanamkan sikap percaya diri.

2. Siap dengan segala kritikan.

3. Bangunlah tulisan di berbagai Blogg.

Hal ini diperlukan karena terkadang orang tentunya akan bosan dengan bahasan, gaya serta karakter yang monoton. Menulis di berbagai blog juga bermanfaat agar mudah beradaptasi dan tak segan memberi perubahan dalam tulisannya.

Agar dapat menjadi penulis handal, kita harus mengatur pola pikir atau mindset dalam menulis. Jadikan tulisan kita berkarakter dengan gaya tulisan serta gaya bahasa sendiri dan hindari plagiat.

  • Sesi Penutup.

Materi ini ditutup oleh Narasumber dengan kalimat motivasi Jadilah manusia cerdas yang siap menerima perubahan

  • Sesi Tanya Jawab.

Sesi selanjutnya masih dalam pertemuan ke-4 ini masuk dalam sesi tanya jawab. Ada yang penulis jadikan suatu catatan penting terkait pertanyanyaan peserta pelatihan, salah satunya adalah bagaimana cara menemukan dan mengasah karakter dalam tulisan. Cara untuk mengasah karakter dalan tulisan tentunya dengan semakin memperbanyak referensi dalam membaca, dan terus berlatih menulis agar semakin terampil dalam membuat suatu tulisan.

  • Refleksi.

Perbanyaklah referensi bacaan dan janganlah bosan untuk terus menulis agar dapat menemukan karakter serta jatidiri seorang penulis.



Tulisan adalah jembatan kenangan dan komunikasi paling hangat yang tidak akan putus oleh waktu.

Minggu, 23 Januari 2022

Mengenal Penulis dan Aktifitas Menulis

 



Aktifitas menulis adalah aktifitas yang menjadi bagian dari literasi. Menulis bukanlah perkara yang sulit, akan tetapi untuk menjadikan tulisan anda menjadi menarik, bermakna, berbobot, menginspirasi, bermanfaat, aktual dan dapat meninggalkan jejak literasi dalam kurun waktu yang relatif lama bukanlah suatu hal yang bisa dianggap mudah. Dari aktifitas menulis dapat dijadikan suatu hasil karya yang hebat dan luar biasa sehingga karya tersebut dari zaman ke zaman bukan hanya akan terus dibaca banyak orang akan tetapi turut dapat dijadikan pedoman bagi generasi selanjutnya disamping tentunya sebagai bukti catatan sejarah masa lampau.

  • Pengertian Menulis

Agar kita semakin tertarik pada aktifitas menulis, marilah kita coba refresh ingatan kita kembali untuk sekedar mengingat pengertian menulis serta sejarah tulisan. Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada media berbentuk kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya, menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif pada zaman Mesir Kuno. Tulisan dengan aksara muncul sekitar 5.000 tahun lalu. Banyak orang dari Sumeria (Irak) menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut mewakili bunyi, berbeda dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.

  • Sejarah Menulis

Proses perkembangan secara pesat kegiatan menulis yaitu sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat menulis karena karya tulis mereka semakin mudah diterbitkan. Pada era globalisasi seiring dengan perkembangan teknologi dan media, kegiatan menulis juga ikut berkembang pesat di dunia. Melalui media elektronik, setiap orang dapat memperoleh bahan penulisan dengan cara browsing dari internet. Tentunya hal tersebut membuat penulis menjadi lebih efisien dalam memanfaatkan waktu, biaya, dan tenaga untuk menulis. Saat ini penulis juga bisa berbagi semua tulisannya di manapun ia berada dengan menggunakan teknologi berbasis internet lalu berselancar di dunia maya dengan aplikasi yang tersedia. Begitu juga dengan para pembaca, akan lebih mudah untuk melihat tulisan-tulisan penulis yang digemarinya.

  • Unsur-Unsur

Dalam aktifitas menulis mampu menghasilkan tulisan yang mempunyai 4 (empat) unsur antara lain yaitu adalah gagasan, tuturan, tatanan, dan wahana.

  1. Gagasan merupakan topik yang dimiliki oleh sebuah tulisan. Sebuah topik berkaitan dengan pengalaman masa lalu atau pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Topik disajikan dalam kegiatan menulis dalam bentuk pendapat, pengalaman atau pengetahuan.
  2. Tuturan merupakan gagasan yang dapat dimengerti oleh pembaca tulisan. Jenis tuturan umumnya terbagi menjadi deskripsi, persuasi, narasi, argumentasi dan eksposisi.
  3. Tatanan merupakan kaidah yang harus dipenuhi ketika gagasan diungkapkan selama kegiatan menulis. Penulis harus menulis sesuai dengan tatanan yang berlaku dalam suatu tulisan.
  4. Wahana merupakan alat pendukung dalam menyampaikan gagasan dalam menulis. Wahana dapat berbentuk gramatika, kosakata dan retorika. Banyaknya wahana yang digunakan selama kegiatan menulis bergantung kepada tingkat penguasaan makna dan jumlah kata yang diketahui oleh penulis.
  • Tujuan Menulis

Menulis secara umum memiliki tujuan untuk memberikan arahan, menjelaskan, menceritakan, meringkas dan meyakinkan pembaca melalui isi tulisan. Pembaca dapat memperoleh arahan mengenai sesuatu melalui tulisan dalam bentuk pedoman, petunjuk atau informasi. Menulis dengan tujuan menjelaskan bermakna bahwa tulisan memberikan suatu informasi yang perlu diketahui oleh pembaca. Menulis juga dimaksudkan untuk menceritakan suatu kejadian yang pernah terjadi dalam bentuk informasi. Sementara itu, menulis untuk meringkas berarti bahwa menulis dapat dilakukan untuk mempersingkat isi tulisan yang telah ada menjadi lebih ringkas tanpa menghilangkan gagasan yang ada di dalamnya. Sedangkan menulis untuk meyakinkan pembaca berarti tulisan dibuat untuk membuat pembaca menyetujui atau sependapat dengan gagasan yang tertulis.

  • Tingkatan

Setiap Penulis memiliki kemampuan menulis yang berbeda-beda. Perbedaan ini umumnya dipengaruhi oleh latar belakang kehidupan dari penulis atau kemampuan dan kebutuhan dari pembaca tulisan.

Menurut tingkat keseriusannya

Berdasarkan tingkat keseriusannya, menulis dibedakan menjadi menulis serius dan menulis santai.

-  Kegiatan menulis serius merupakan kegiatan menulis yang memerlukan tingkat kecermatan yang tinggi disertai dengan tingkat konsentrasi yang tinggi. Salah satu contohnya adalah menulis karangan.

-  Kegiatan menulis santai merupakan kegiatan menulis yang hanya membuat tulisan sekadarnya saja dan tidak diperlukan konsentrasi yang tinggi. Contohnya adalah menulis pesan singkat.

  • Faktor penghambat

Faktor-faktor yang dapat menghambat kegiatan menulis umumnya kerena akibat adanya keraguan penulis terhadap tulisan yang ditulisnya. Bentuk keraguan menulis ini terbagi menjadi kecemasan terhadap tulisan yang dihasilkan, kehabisan gagasan dan ketakutan akibat persaingan ide dengan penulis lainnya. Kecemasan terhadap tulisan yang dihasilkan terbagi lagi menjadi kecemasan mengenai kelayakan tulisannya dalam sudut pandang pembaca serta kesesuaiannya dengan selera pembaca. Sementara itu, kehabisan gagasan umumnya terjadi akibat stres kerja yang diakibatkan oleh sedikitnya kegiatan rekreasi yang dilakukan oleh penulis. Penyebab keraguan-keraguan ini umumnya adalah pemikiran-pemikiran yang tidak rasional dan berlebihan.

Penulis

Siapapun dapat menjadi seorang penulis. Penulis adalah sebutan bagi orang yang melakukan pekerjaan menulis. Sebutan penulis juga diberikan kepada orang yang menciptakan suatu karya tulis. Sedangkan menulis adalah kegiatan membuat huruf (angka) menggunakan alat tulis di suatu sarana atau media penulisan, mengungkapkan ide, pikiran, perasaan melalui kegiatan menulis, atau menciptakan suatu karangan dalam bentuk tulisan. Untuk dapat menjadi Penulis yang baik diperlukan menambah referensi bacaan serta menghindari plagiat.

Karya tulis antara lain dapat berupa karya tulis ilmiah: penelitian, makalah, jurnal; tulisan jurnalistik:artikel, opini, feature; sastra atau fiksi (termasuk prosa, novel, cerpen, puisi). Format tulisan penerbit berupa media cetak (buku, majalah, tabloid, atau koran), media dalam jaringan atau internet (situs web dan blog), dan media jejaring sosial ( Facebook, Twitter, Google plus dan sebagainya).

Semoga dapat bermanfaat dan menambah semangat para pegiat literasi untuk terus berkarya. Salam literasi.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Penulis

                 https://id.wikipedia.org/wiki/Menulis


Jumat, 21 Januari 2022

Blogg dan Youtube Mengantarkanku Menjadi Guru Inspiratif Terbaik Nasional

 


Resume Pertemuan Ke-3
Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Hari/Tanggal : Jum'at, 21 Januari 2022
Narasumber : Rita Wati, S.Kom
Moderator : Rosminiyati



Blogg dan Youtube Mengantarkanku Menjadi Guru Inspiratif Nasional.

Dalam pertemuan ke-3 melalui WhatsApp group kali ini, penulis diberi kesempatan untuk menimba ilmu serta pengalaman dari seorang guru blogger, penulis, pegiat literasi dan segudang prestasi yang telah diraihnya. Berikut resume pertemuan ke-3 Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI yang turut penulis unggah melalui blogg pribadinya.

Diawali sharing pengalaman, bagaimana narasumber yang awalnya hanya seorang guru biasa menjadi guru berprestasi tingkat nasional.  Berawal dari mengikuti Kelas Belajar Menulis seperti yang saat ini penulis lakukan, termasuk keinginan narasumber saat itu untuk menerbitkan buku solo.

Kembali narasumber melanjutkan sharing pengalaman  bagaimana perjalanannya menjadi penulis hingga ditawarkan menjadi kurator, editor, moderator dan sekarang  diundang sebagai narasumber hingga menjadi juara blogg dan Guru Inspiratif Terbaik Nasional.

Ketertarikan narasumber dengan kegiatan menulis sudah cukup lama dilakukan sejak 2 dekade lalu tahun 2001, diawal narasumber menjadi mahasiswa, karena pada saat itu narasumber berteman dengan seorang penulis yang telah menerbitkan buku, akan tetapi narasumber sendiri tidak tahu apa yang akan ditulisnya serta bagaimana cara memulainya sehingga keinginan tersebut hanya keinginan yang terpendam tanpa di eksekusi.

Akhirnya narasumber menulis apa yang ada di pikirannya dan menghasilkan beberapa cerpen serta novel, tetapi ketidak percaya dirian dari narasumber mengalahkan cita-citanya. Kala itu narasumber tidak berani tulisannya dibaca oleh orang lain, sehingga tulisan itu mengendap di Hidden folder. Pada akhirnya narasumber menjudge dirinya sendiri bahwa “kamu tidak berbakat”.

Semua menjadi berubah. Narasumber sudah lama mengetahui group menulis Om Jay, tapi sedikitpun narasumber tidak pernah tertarik. Pada saat gelombang 10, kebetulan juga saat pandemi akhirnya narasumber coba-coba mengikuti kegiatan tersebut..

Karena keinginan hanya mencoba, maka hasilnya tidak maksimal hanya sekadarnya saja. Sekedar hanya sekadar membuat resume, yang penting sudah mengerjakan tugas, itu pikiran narasumber saat itu. Mulai pertemuan ke-6, narasumber mulai berpikir bagaimana caranya membuat resume yang menarik tidak hanya copy paste dan merpakan hasil olah kata sendiri.

Ketika menulis dengan hasil olah kata sendiri, justru diluar dugaan, awalnya tulisan narasumber tidak pernah di share oleh Om Jay dan ketika narasumber mengolah sendiri akhirnya Om Jay sendiri share tulisan narasumber. Sejak saat situ semangat menulisnya semakin menggebu. Hingga selesai 30 kali pertemuan, narasumber mulai diajak menjadi kurator oleh bu Kanjeng. Saat ini narasumber telah berhasil menerbitkan 4 buku solo, 1 buku duet  bersama Prof. Eko Indrajit yang diterbitkan oleh Penerbit Andi dan 10 buku antologi dimana 5 antologi saya yang menjadi kurator serta editor lapis pertama dan 3 editor buku fiksi berupa cerpen dan novel karya peserta Belajar Menulis juga. Narasumber berharap buku antologi Bunga Rampai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang diundang khusus oleh Kemendikbud Ristek melalui Dirjen GTK Dikdas, 23 peserta dari Guru dan Kepala Sekolah Inspiratif tahun 2021 akan segera release.



Blogg dan youtube menjadikan narasumber sebagai Guru Inspiratif  Terbaik Tingkat Nasional, padahal narasumber dulu bukanlah seorang blogger dan bukan seorang youtuber, tetapi keadaan yang memaksa pembelajaran harus dilaksanakan dari rumah masing-masing. Dari situlah narasumber mulai menulis materi ke dalam blog dan membuat tutorial pembelajaran ke dalam youtube.

Tujuan narasumber pada saat menulis materi di blogg dan membuat video pembelajaran di youtube adalah sebagai salah satu cara narasumber mengajar kepada peserta didik. Seiring berjalannya waktu, narasumber juga menjadi aktif menulis baik itu cerpen, resume menulis, artikel, PPPK dan lain sebagainya. Tanpa disadari tulisan yang narasumber posting sudah ratusan, begitu juga video di channel youtube, sehingga narasumber mulai percaya diri untuk mengikuti lomba-lomba.

Berawal dari lomba blogg di PGRI pada tahun 2020, saat itu narasumber benar-benar merasa anak baru dalam perlombaan tersebut. Narasumber berhasil mendapatkan peringkat 8 Nasional. Dari situlah akhirnya narasumber mulai sering mengikuti event lomba blog hingga meraih prestasi Juara 1 lomba blogg PGRI Tingkat Nasional. Keyakinan narasumber bahwaasannya usaha tidak akan mengkhianati hasil semakin melekat kuat. Menjadi blogger dan youtuber bagi guru sangat bermanfaat termasuk sebagai ilmu jariyah/amalan yang tidak terputus selama ilmu itu masih dipakai oleh orang lain.

Teruslah menulis dan wujudkan cita-cita, tuangkan ide dalam tulisan dan biarkan tulisan anda menemukan takdirnya sendiri.


Rabu, 19 Januari 2022

Writting Is My Passion

 



Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI
Gelombang 23 dan 24
Resume Pertemuan Ke-2
Narasumber : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd
Moderator : Helwiyah, M.Pd


Writting Is My Passion


Materi pada Pelatihan Guru Belajar Menulis PGRI pertemuan ke-2 ini adalah  "Menjadikan Menulis Sebagai Passion". Sebuah tema yang sangat menarik untuk dikupas. Berikut Resume yang penulis coba tuangkan melalui tulisan dalam Blogg.

Apabila anda singgah di Blogg Narasumber, pasti akan terinspirasi dan termotivasi, karena yang Narasumber tulis di Blogg merupakan curahan hati serta sekadar berbagi bahwa dengan menulis kita mendapatkan banyak manfaat.

Bagi Narasumber juga Blogg merupakan rumah tulisan sekaligus tempat memarkir tulisan yang setelah dipoles serta lengkapi maka tulisan-tulisan di blog akan berubah menjadi sebuah buku.

Mengapa malam ini Narasumber memilih tema Writing is my passion? Yang menjadi penyebabnya yaitu suatu gairah untuk menulis dan terus menulis tidak akan pernah padam. Orang yang memiliki gairah biasanya kreatif, penuh semangat dan selalu bahagia karena memiliki banyak harapan.

Kita harus bangga dengan potensi diri yang dimiliki. Ketika manusia hadir di dunia, manusia adalah pemenang. Sudah diberi talenta serta akal sehat, tinggal mengasah dan melejitkan potensi tersebut. Hal ini sudah Narasumber buktikan. Bapak/Ibu peserta pelatihan juga sudah banyak yang membuktikan saat merasa menjadi penulis pemula tidak bisa menulis, merasa bukan siapa-siapa, tetapi saat Narasumber beri tantangan menjadi Kurator atau menulis naskah Antologi ternyata sukses.

Narasumber menyampaikan kebersamaannya dengan tim Omjay bermula dari daring di Kompasiana tahun 2009. Saat awal Narasumber mengenal dunia internet. Pertemuan luring Narasumber dengan Omjay tahun 2013 saat mengikuti Teachers Writing Camp 3 di UNJ. Sejak itu Narasumber dan Omjay berkolaborasi diberbagai diklat menulis, baik itu bertempat di Bekasi, Jakarta, Padang dan terakhir di Kupang hingga akhirnya  Pandemi datang.

Ide kreatif Omjay muncul untuk bisa mengajak Bapak/Ibu guru hebat di Nusantara untuk belajar menulis bersama PGRI. Tak terasa saat ini sudah berapa di gelombang 23 dan 24. Hasilnya sangat membanggakan, para alumni kelas menulis ini berhasil berproses menjadi penulis andal dan bahkan menembus penerbit Mayor duet dengan Prof. Eko Indrajit.

Setelah Narasumber menyampaikan pemaparannya, sesi berikutnya kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan peserta sangat menarik, salah satu diantaranya yaitu adalah, sebagai penulis pemula bagaimana agar dapat belajar menemukan ide untuk fokus menulis? Tema apa sebaiknya yang di fokuskan? Pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi Writting is my passion yang sedang dibahas. Jawabnya menurut yang Narasumber sampaikan, sudah barang tentu menulislah apa yang anda sukai dan anda kuasai, selanjutnya tentukan juga segmen pembacanya yaitu buku itu diperuntukan untuk siapa, untuk guru, peserta didik atau untuk kepentingan yang lainnya. Tidak kalah penting bahwasannya ide, gagasan atau inspirasi akan selalu muncul apabila anda bergabung dengan Komunitas-Komunitas menulis, jadi cobalah untuk bergabung dan aktif dalam Komunitas menulis agar apa yang anda dapat terus terinspirasi dan tulisan anda selanjutnya dapat disusun serta dirangkai menjadi sebuah buku.

Luar biasa materi pada malam ini, sangat menambah wawasan serta pengetahuan sebagai seorang penulis agar dapat terus berkarya dan meninggalkan jejak literasi melalui sebuah buku.

Sebagai Clossing Statement Narasumber menyampaikan bahwasannya menulis buku adalah pekerjaan mulia. Jadikan menulis sebagai passion. Jangan pernah takut tulisan jelek atau tidak ada yang mau membaca.Tetaplah berada di komunitas Literasi.  Ikuti nubar nulis bareng di buku Antologi sebagai jembatan menjadi penulis buku solo.

Selasa, 18 Januari 2022

Cakap Berliterasi Bagi Netizen


 

Cakap Berliterasi Bagi Netizen

Tidak bisa dipungkiri bahwasannya di era digital ini komunikasi menjadi semakin mudah dan mendunia. Kemudahan dalam ruang lingkup aktifitas komunikasi juga berinteraksi tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan didukung tekhnologi yang super canggih buatan manusia, semua orang dapat berkomunikasi serta berinteraksi secara virtual atau dikenal dengan dunia maya. Anda pun dapat mengetahui berbagai macam informasi kejadian-kejadian yang terjadi di Negara lain. Dengan turut menjamurnya aplikasi media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain sebagainya, semakin menambah pertemanan dan wawasan kita semua. Pemilik akun media sosial tersebut tidak hanya memanfaatkan akunnya demi kepentingan komunikasi semata, tidak sedikit yang memanfaatkannya untuk dapat menghasilkan keuntungan seperti menjual suatu produk tertentu, menawarkan jasa bahkan bertransaksi melalui online.

Adakah dampak positif dan negatif dari canggihnya alat komunikasi, semakin mudahnya berkomunikasi serta berinteraksi hingga menjamurnya aplikasi media sosial yang tersebut di atas? Tentu saja hal tersebut berdampak positif juga negatif. Dampak positifnya sudah barang tentu keinginan dan kebutuhan anda dapat dengan mudah terpenuhi atau tersampaikan kepada orang lain bahkan orang banyak dalam waktu yang relatife singkat. Sedangkan dampak negatifnya tidak sedikit akun-akun media sosial digunakan untuk sarana kejahatan atau Cybercrime. Anda akan menemukan berita-berita hoaxs, konten-konten yang mengandung unsur SARA, pornoaksi, pornografi, judi online dan pelanggaran UU ITE lainnya. Penulis tidak akan membahas tuntas tentang apa yang sudah penulis utarakan di atas. Kali ini penulis tertarik untuk membahas tentang menjadi netizen yang baik.

Apakah yang dimaksud dengan netizen? Netizen adalah gabungan dari dua kata yaitu Net (Internet) dan Citizen (Warga Negara). Dengan kata lain, yang dimaksud netizen adalah warga internet, penduduk internet atau pengguna internet. Penduduk dalam dunia virtual juga mempunyai identitas (avatar, username), mempunyai rumah (homepage), mempunyai kotak pos untuk surat menyurat (alamat e-mail), mempunyai telepon (VoIP : Voice over Internet Protocol), mampu menjelajah dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan aplikasi browser seperti Firefox, Google Chrome, Internet Explorer, Opera dan lain sebagainya. Netizen juga biasa disebut sebagai cybercitizen.

Sedangkan netizen menurut Michael F. Hauben, salah satu pelopor internet dan penulis The Net and Netizens: The Impact the Net Has on People Lives, istilah netizen adalah sebagai kumpulan warga pengguna internet. Bahkan Michael F. Hauben berpendapat netizen itu merupakan para penduduk dari sebuah Negara yang Negaranya adalah internet itu sendiri. Penduduk internet atau netizen mencakup seluruh dunia secara virtual. Istilah netizen dicetuskan oleh Michael F. Hauben pada tahun 1990.

Aabila anda termasuk warga net, anda hadir sebagai warga dunia ini, semua karena konektifitas global yang dapat diwujudkan oleh Intenet. Secara fisik, anda hidup sebagai seorang Warga Negara akan tetapi secara virtual anda terhubung dan hidup berdampingan dengan netizen lainnya diseluruh dunia. Internet dan jaringan computer menghapus keterbatasan jarak dan waktu bagi para penggunanya. Netizen mempunyai kekuatan dalam mengekspresikan pendapat dan suaranya serta dapat menimbulkan dampak yang besar bagi dunia internet maupun offline.

Menjaga etika komunikasi di ruang publik sangat penting untuk dilakukan oleh para warga net karena prosesnya tidak hanya menyampaikan informasi yang menimbulkan opini publik saja, akan tetapi turut serta membangun keinginan dan niat seseorang untuk bertindak berdasarkan pesan di media sosial, termasuk juga dapat mempengaruhi perbuatan seseorang. Untuk itu diperlukan kecakapan berliterasi dalam dunia digital bagi para netizen. Aktifitas berliterasi tidak hanya menyangkut kemampuan seseorang dalam hal berbicara dan menulis saja, akan tetapi terkait juga dengan kemampuan seseorang dalam mendengarkan atau menyimak serta kemampuan berbicara.




Bagaimana cara untuk menjadi netizen yang baik? Dalam menggunakan media sosial kita tidak bisa sembarangan mengunggah konten-konten yang nantinya dapat memicu permasalahan, karena permasalahan yang terjadi dalam dunia maya nantinya akan berimbas serta berlanjut pada kehidupan nyata. Tidak sedikit orang-orang yang tersangkut masalah hukum gara-gara unggahanyya di media sosial. Aturan hukum pun tidak tumpul serta tidak memandang siapa itu pelakunya, siapapun yang melanggar akan dikenakan sanksi, entah itu berprofesi sebagai artis, pengusaha, bahkan pejabat sekalipun. Agar dapat menjadi netizen yang baik perlu memperhatikan hal-hal berikut di bawah ini:

- Menjaga privasi dengan tidak mengunggah data atau identitas pribadi seperti nomor KTP, nomor rekening bank, password dan lain sebagainya yang nantinya data anda akan disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Akun media sosial anda pun dapat diretas dan tentunya akan membuat rugi bagi diri anda sendiri maupun orang banyak apabila akun anda diretas lalu kemudian dijadikan sebagai media kejahatan dalam dunia cyber.

- Mengungah postingan-postingan atau konten-konten positif serta bermanfaat bagi orang banyak. Bukan sebaliknya mengunggah postingan kontroversial demi mendapatkan perhatian netizen.

- Menghindari postingan yang berbau SARA, ujaran kebencian, pornografi, pornoaksi serta unggahan lainnya yang melanggar UU ITE karena dampaknya akan merugikan banyak pihak. Bukan tidak mungkin terjadinya tindak kejahatan, tindak kekerasan, perpecahan antar golongan, suku, RAS, maupun agama dapat terjadi dan merusak persatuan serta kesatuan yang sudah lama terjalin.

- Mempertimbangkan dampak baik-buruknya dari suatu unggahan postingan atau bijak menggunakan media sosial juga sangat penting untuk diperhatikan oleh para netizen. Jangan hanya demi mendapatkan like dari para netizen maka membuat konten-konten yang membahayakan diri sendiri atau orang lain. Tidak jarang kita mendengar kasus pelajar yang tewas tertabrak kendaraan berat karena berusaha menghentikan lajunya secara mendadak untuk diunggah di akun media sosialnya. Contoh kasus lainnya yang juga viral di dunia maya adalah sekumpulan muda-mudi yang berjoget ria di atas mobil pengangkut jenazah korban Covid-19. Konten tersebut jelas sangat kontroversial serta menimbulkan komentar dari para netizen hingga ramai disiarkan dalam tayangan berita di televisi.

- Menghindari hoax atau berita bohong. Caranya adalah mengkonfirmasi serta mencari kebenaran beritanyanya terlebih dahulu baik dengan mempertanyakannya secara langsung kepada pengunggah berita maupun kepada pihak yang berkaitan dengan objek beritanya.

- Memblokir akun-akun palsu, tidak jelas identitas pemilik akunnya, akun-akun yang dirasa mengganggu privasi anda serta akun-akun yang mengunggah konten-konten yang dilarang oleh UU ITE. Jangan sampai anda terlibat didalamnya.

Marilah kita bersama-sama menjadi netizen yang baik dengan terlebih dahulu memahami literasi digital serta etika dalam bermedia sosial. Apalagi kita sebagai guru harus mampu memberikan kesan pesan jejak langkah digital serta contoh positif untuk bijak menjadi netizen. Ilmu serta karakter yang kita miliki dapat kita aplikasikan di kelas terhadap para peserta didik maupun berbagi pengetahuan secara langsung terhadap para netizen di dunia maya melalui postingan-postingan kita. 

Guru hebat akan selalu belajar, berkarya, berkreativitas dan berinovasi. Guru teladan adalah guru yang mampu menebarkan kebaikan dimanapun dia berada dan turut menerapkan metode serta prinsip-prinsip dalam mendidik generasi bangsa yang telah dicontohkan oleh bapak pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara. Salam literasi.


Artikel ini telah tayang di https://www.kompasiana.com/sigidpn/61e6432280a65a14b71d8252/cakap-berliterasi-bagi-netizen



Senin, 17 Januari 2022

Ide Menulis Bagi Guru

 


Resume : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Pertemuan Ke-1 Gelombang 23 dan 24
Narasumber : Wijaya Kusumah, M.Pd
Moderator : Maesaroh, M.Pd



Ide Menulis Bagi Guru

Materi pertemuan ke-1 pelatihan menulis yang diadakan oleh APKASI PGRI ini sangatlah menarik. Peserta sangat antusias menyimak apa yang disampaikan narasumber pak Wijaya Kusumah atau yang akrab kami sapa Om Jay. Pembahasan materi pada pertemuan pertama ini dipaparkan oleh narasumber melalui grup WhatApp. Berikut resume dari pertemuan pertama tersebut.

Ide menulis itu ada dimana-mana. Semua ada di depan mata kita. Hanya saja kita belum terbiasa menulis. Padahal kita bisa eksis dan narsis karena menulis. Sebagai contoh, Narasumber sendiri dulu bukanlah guru yang suka menulis. Allah mempertemukan Narasumber dengan seorang blogger terkenal dan saat itu beliau menjabat sebagai kepala sekolah. Berkat bertemu beliau, Narasumber menjadi suka menulis dan akhirnya membawa narasumber ke berbagai belahan dunia. Tinggal benua Amerika yang belum Narasumber kunjungi.

Ide menulis dapat dimulai dari diri sendiri. Kalau kita berprofesi sebagai guru, akan banyak ide bermunculan di depan mata. Bisa ide datang dari pengalaman mengajar yang menyenangkan atau bisa jadi dari murid-murid kita yang sudah sukses menjadi orang terkenal.

Menulis itu mengasyikan. Dari menulis kita dapat mengenal diri kita sendiri, dari menulis juga kita dapat menemukan ide-ide cemerlang yang ada didepan mata kita.

Cobalah anda melihat sekeling anda. Siapa saja yang ada di depan anda? Atau anda memang sedang sendirian? Cerita anda sendirian bisa dijadikan bahan tulisan yang mencekam atau menggembirakan. Saat kita sedang sendiri, terkadang munculah ide-ide menulis tapi untuk dapat menyalurkan ide menulis itu kita harus belajar menulis tanpa ide.

Bagaimana cara menulis tanpa ide? Cara menulis tanpa ide adalah dengan cara menuliskan apa yang anda rasakan. Apa yang anda lakukan dan apa yang anda inginkan. Menulis pada hakekatnya menyampaikan pesan. Anda harus dapat menyampaikan pesan tersebut kepada pembaca. Buatlah pembaca tertarik di awal alinea anda. Sehingga pembaca akan melanjutkan ke alinea berikutnya. Saya mulai dengan alinea pendahuluan. Bisa menyapa pembaca. Bisa juga langsung kepada pesan yang ingin disampaikan.

Rata-rata guru Indonesia sekarang sudah sarjana S1. Jarang kita temui guru yang belum sarjana saat ini. Kalaupun ada hanya di desa-desa terpencil yang memang membutuhkan guru. Oleh karena itu, kemampuan menulis guru Indonesia sebenarnya tidak diragukan lagi. Sebab sudah pernah menulis skripsi. Bahkan ada yang sudah menulis tesis dan disertasi. Masalahnya kita kurang berlatih menulis setiap hari. Kita belum sempat untuk duduk sebentar membaca tulisan orang lain. Itulah mengapa banyak guru yang belum terampil menulis. Sebab setelah ujian skripsi, kemampuan menulisnya seolah tersembunyi di balik lemari Perpustakaan.

Setelah penyampaian materi di atas, narasumber memberikan tugas untuk menuliskan singkat tiga paragraf dengan tema PGRI. Seluruh peserta antusias sekali apalagi narasumber akan memberikan buku karyanya secara gratis bagi pemenangnya. Hikmah dari tugas yang diberikan oleh narasumber ini sangat terasa sekali oleh seluruh peserta khususnya penulis sendiri, karena hanya dari satu kata PGRI ternyata memunculkan ide menulis yang luar biasa.

Pertemuan ke-1 pelatihan belajar menulis ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Satu pertanyaan yang sangat menarik sekali disampaikan oleh salah satu peserta yaitu ibu Rismaya, seorang guru dari SMKN 1 Pangkalpinang, pertanyaanya adalahbagaimana membuat alinea pembuka menarik, sehingga para pembaca tertarik untuk membaca alinea selanjutnya. Jawaban singkat yang disampaikan oleh narasumber adalah, ajak pembaca untuk melihat dan merasakan apa yang kita rasakan. Memaksakan diri untuk menulis dan membaca tulisan karya orang lain.

Mengenal Pendekatan Deep Learning Dalam Pembelajaran

  Belajar di Mini Teater Edukatif Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan (Foto: Sigid PN) Bagi saya, guru adalah profesi yang sangat mulia, dan...